Beberapa bulan berlalu, keadaan Rakri mulai membaik. Lebih tepatnya terlalu baik hingga dia bisa membantu Sheyna mengurus Safe Place, terkadang dirinya terdistrak dengan kenangan ibunya, namun Rakri masih dapat mengontrol emosinya.
Sheyna juga dilanda kesibukan di kantor hingga menyerahkan kekuasaan Safe Place kepada Rakri agar dapat membantunya didampingi oleh Rion, sedangkan Chandra juga disibukkan dengan kasus-kasus pengadilan yang membuat hampir tidak tidur.
Rakri menyandarkan punggungnya sembari menghela napas berat, sudah beberapa bulan berlalu. Rakri masih belum mengunjungi Almira, lebih tepatnya Rakri tidak tahu apakah abu ibunya dibuang atau dikubur di suatu tempat.
Terkadang Rakri memikirkannya, namun pada akhirnya dia tidak berkata apapun atau bertanya sekali pun. Balas dendamnya pada Tirta dan pelakunya yang lain berhenti begitu saja setelah tubuh Almira dibakar.
Tapi Rakri yakin, Sheyna tidak membiarkan dua wanita yang menggunakannya lolos begitu saja. Namun dia sendiri tidak berniat ikut campur, karena jika itu keinginan Sheyna, dia tidak bisa melarangnya.
"Tuan, katanya Nona Sheyna sedang dalam perjalanan ke sini." lapor Rion sembari memberikan beberapa dokumen yang perlu dilihat oleh Rakri.
"Benarkah? Sudah lama dia tidak berkunjung, siapkan camilannya. Aku akan menyeduh teh setelah selesai melihat beberapa dokumen la—"
"Kurasa itu tidak perlu."
Rakri mengangkat pandangannya dan menatap ke sumber suara, begitu juga dengan Rion. Keduanya memandang Sheyna yang berjalan masuk ke ruangan Rakri, Rion menunduk hormat dan pamit undur diri meninggalkan keduanya.
"Sheyna ...." ucap Rakri bangkit dari duduknya dan segera menghampiri Sheyna.
"Kau bekerja keras, huh? Mau keluar makan malam bersama?" ajak Sheyna sembari melirik kea rah meja Rakri yang dipenuhi tumpukan berkas mengenai pengurusan Safe Place.
"Ya, aku sudah menyelesaikan beberapa. Aku bisa melanjutkannya besok, apa kau bawa mobil? Biar aku yang membawanya ...." kata Rakri langsung diangguki oleh Sheyna, dia memberikan kunci mobilnya pada pria itu.
Rakri mengendarai mobil dengan tenang, keduanya hanya diam tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Sheyna melirik ke arah Rakri sejenak, pria itu terlihat jauh lebih tenang daripada sebelumnya hingga membuatnya merasa aneh dengan situasi sekarang.
Sheyna kembali memalingkan wajahnya keluar kaca mobil memperhatikan setiap jalan yang mereka lewati, tanpa ia sadari ekor mata Rakri mengkuti setiap pergerakannya. Lalu Rakri kembali fokus menyetir hingga beberapa saat kemudian mereka sampai di tempat tujuan mereka.
Keduanya berjalan masuk ke dalam restoran tersebut, mereka dipandu oleh pelayan yang bertugas melayani mereka dan membawanya ke meja VIP. Rakri menarik kursi yang akan di duduki oleh Sheyna, lalu ia duduk di sebrang wanita itu sembari melihat ke buku menu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who is He? [END]
Mystery / Thriller[Jika ada kesamaan nama tokoh, alur, dan lain-lain harap maklum. Bukan berarti cerita ini copy paste. Dilarang plagiat!] ⚠Warning : Sexual violence, physical abuse, suicide, gasligthing, abusive words, mature content, and something about sexual.⚠ R1...