[5] - Permainan atau Perlarian?⚠️

219 62 7
                                    

⚠️Warning : Part ini mengandung unsur dewasa seperti kata-kata vulgar, kelainan seksual, seks, kekerasan; sadis dan lain-lainnya⛔

⚠️Warning : Part ini mengandung unsur dewasa seperti kata-kata vulgar, kelainan seksual, seks, kekerasan; sadis dan lain-lainnya⛔

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sial, aku lupa wanita gila ini sadist¹!

Imelda menguatkan ikatan tali pinggangnya pada kursi, kini Rakri terduduk dengan telanjang dada terikat dengan kuat di kursi. Selain mengikat tangannya dengan tali marlon, Imelda mengelilingi tubuh Rakri dengan tali tambang yang rupanya sudah tersedia di kamar tersebut.

"Apa tidak cukup dengan di tanganku? Kenapa harus tubuhku juga terikat?" tanya Rakri mencoba menarik perhatian Imelda yang tengah mengikat tali di belakang tubuhnya.

Pergerakan Imelda terhenti, dia meluruskan punggungnya dan menyeringai. "Tentu saja karena kita akan mencoba hal baru, Rakri. Kali ini aku ingin mencoba sesuatu, sebab itu aku harus melakukannya." jawab Imelda mulai membuka pakaiannya meninggalkan pakaian dalam merah transparan yang jelas tidak menutupi bagian privasi tubuhnya.

Aku ingin muntah, aku ingin membunuhnya, harusnya kubunuh saja lalu kabur.

Berulang kali Rakri mengucapkan kalimat tersebut dalam pikirannya tanpa terlewat sedetik pun, rasa jijik yang mengguncang isi perutnya, juga rasa ngeri dari alam bawah sadarnya membuat bulu kuduknya merinding.

Rakri mencoba mempertahankan kewarasannya dengan menggapai ikatan tali yang tidak jauh dari lengannya, ia mencoba melonggarkan ikatan tersebut dengan mencari celahnya selama dia mengalihkan perhatian Imelda.

"Jangan berlebihan, aku habis dipukuli ayahku." kata Rakri membuat Imelda menatapnya dingin sejenak, manik matanya menangkap luka cambuk di lengan kiri Rakri dan mencermatinya.

Beberapa lama kemudian, Imelda tersenyum, "Baiklah."

Hanya jawaban singkat itu membuat Rakri menegang, tangannya berhasil menggapai simpul tali yang mengikat tubuh bagian atasnya. Ada tiga simpul ikatan yang melekat pada tubuhnya, yang pertama adalah simpul menahan kedua lengannya, kedua di pinggangnya mengikat tubuh bagian atasnya dan terakhir adalah tali yang mengikat kedua kakinya pada kaki kursi.

Imelda berbalik mendekati meja yang sudah tersedia berbagai bentuk mainan seksual dan alat-alat penyiksa lainnya, selama Imelda asik memilih barang-barang yang ingin dia gunakan, Rakri perlahan melepas simpul tali yang mengikat tubuhnya.

"Ah, dapat."

Rakri tersentak kaget saat mendengar suara Imelda, wanita itu berbalik tersenyum padanya sambil memegang red silicone ball gag bersabuk kulit. Dia memakaikan benda tersebut menyumpal mulut Rakri, bahkan dengan sengaja Imelda memperkecil lingkar sabuk membuat Rakri menggerang kesakitan menahan keram di seluruh bibirnya.

"Ini adalah upaya agar kau tidak berteriak ataupun meminta pertolongan." bisik Imelda tersenyum miring membuat bulu kuduk Rakri berdiri merasa ngeri. Setelah itu Imelda memakaikan sebuah cincin berbahan rubber silicon pada kejantanan Rakri.

Who is He? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang