Sheyna berjalan cepat mengejar Rakri yang menghindarinya dengan terang-terangan, pria itu masuk ke dalam asramanya tanpa menoleh ke belakang, Sheyna menahan pintu asrama Rakri dan menerobos masuk mengikuti Rakri yang tengah di landa kemarahan.
"Rakri—"
Rakri memutar badannya memandang Sheyna dengan wajah yang menahan amarah sekaligus kesal, rahangnya mengeras seiring dia mengepalkan tangannya menahan emosinya. "Kenapa kau melakukannya?" tanya Rakri membuat Sheyna mengerutkan keningnya.
"Rakri, aku memang tidak tahu perasaanmu, tapi kita sudah sepakat untuk tidak menya—"
"KAU BILANG KAU MEMBANTUKU!" bentak Rakri memotong ucapan Sheyna dengan raut wajah murkanya.
"Kau tahukan siapa yang paling ingin kubunuh? Aku akan membunuhnya! AKU HARUS MEMBUNUHNYA! DENGAN BEGI—"
"Dengan begitu selesai?" potong Sheyna memandang Rakri dengan tajam, sudah habis kesabarannya atas tingkah laku Rakri yang hampir gelap mata membunuh ibunya. Rakri terdiam sembari menggertakkan giginya, Sheyna melangkah maju dengan wajah emosinya.
"Katakan! Dengan begitu selesai? Iya? Jika tindakanmu tercium media massa, bagaimana aku menutupnya? Aku mati-matian membelamu saat ibumu mengajukan petisi yang hampir membuat kekacauan di Safe Place!" balas Sheyna membentak Rakri.
Rakri hanya diam tertampar dengan perkataan Sheyna, namun yang lebih membuatnya sakit hati bukan hanya sekadar karena Sheyna menghentikannya membunuh ibunya. Tetapi karena alasan lain, Sheyna selalu bertindak hanya untuk melindungi miliknya.
Dan Rakri, bukanlah milik Sheyna yang harus dilindungi.
Rakri memandang Sheyna dengan raut menahan sakit, ia sangat tahu dengan kesadaran penuh bahwa sampai kapan pun Sheyna tidak memandangnya. Entah seberapa banyak dia menceritakan masa kelamnya yang penuh kekotoran, seberapa banyaknya usahanya hendak mencuri perhatiannya, semuanya hanya sia-sia.
"Semuanya sia-sia ... karenamu ...." lirih Rakri menggigit bibir bagian dalamnya sembari mengeratkan kepalan tangannya.
Dadanya berdenyut nyeri seolah-olah disayat dengan belati, perasaan sakit hati yang tidak bisa diutarakan dengan kata-kata. Rakri sudah mengetahuinya sedari awal, Sheyna hanya memandangnya karena ada sosok lain yang dilihat Sheyna dalam dirinya.
Karena itu Sheyna membantunya.
Bukan karena wanita itu melihat jiwanya, tetapi siluet orang lain.
Sheyna menggertak giginya melihat sosok Rakri yang tiba-tiba menjadi lemah setelah meluapkan emosinya, dia melangkah maju dan menarik kerah baju Rakri sembari menatapnya tajam. Rakri terus saja menguji kesabarannya, namun kali ini dia tidak akan membiarkannya.
"Dengar, brengsek. Jika semuanya sia-sia sedari awal aku tidak akan membantumu, kita sudah sepakat untuk tidak membunuh satu pun targetmu karena aku sudah menyiapkan hal lain untukmu. Jadi, turuti saja perkataanku dan jangan bersikap seperti anak kecil yang tantrum."
KAMU SEDANG MEMBACA
Who is He? [END]
Mystery / Thriller[Jika ada kesamaan nama tokoh, alur, dan lain-lain harap maklum. Bukan berarti cerita ini copy paste. Dilarang plagiat!] ⚠Warning : Sexual violence, physical abuse, suicide, gasligthing, abusive words, mature content, and something about sexual.⚠ R1...