[27] - Keberadaan Rakri

141 15 4
                                    

Berita penangkapan Imelda tersebar dengan cepat, kondisi Sheyna disembunyikan dari massa hingga membuat publik bertanya-tanya bahkan berspekulasi bahwa ia terluka parah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berita penangkapan Imelda tersebar dengan cepat, kondisi Sheyna disembunyikan dari massa hingga membuat publik bertanya-tanya bahkan berspekulasi bahwa ia terluka parah. Di sisi lain, Sheyna dengan tenang menonton berita di ruang kesehatan sekolah menunggu tangannya diobati.

Rakri duduk di seberang memperhatikan setiap gerakan petugas medis yang merawat luka Sheyna, untungnya sayatannya tidak terlalu dalam, namun sayatan tersebut sangat panjang dan pastinya lukanya itu akan meninggalkan bekas yang cukup lama.

"Tersangka I ditangkap atas tuduhan percobaan pembunuhan terhadap pemilik perusahaan Perun, kepolisian menangkapnya langsung di Perun Senior High School atas laporan petugas satpam sekolah yang telah mencurigainya ...."

Suara pewarta yang melaporkan berita terbaru hanya berlalu sebentar di indra pendengaran Rakri, dia hanya fokus memandangi Sheyna yang tengah menjalani pengobatan. Dia mengepalkan tangannya perlahan, Bagaimana bisa dia setenang itu? Bagaimana bisa dia mementingkan berita konyol itu daripada lukanya sendiri?

Petugas medis meletakkan kembali peralatannya sembari melepas sarung tangannya, "Sudah selesai, Nona. Tolong jangan sampai terkena air dan jangan menggunakan tangan kirinya terlalu berlebihan."

Sheyna mengangguk paham, "Ya, terima kasih atas kerja kerasmu."

Petugas medis tersebut mengangguk dan pamit pergi meninggalkan mereka berdua. Rakri segera bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati Sheyna, wanita itu menatapnya dengan tajam.

"Apa kau tahu tindakanmu tadi sangat berbahaya?" tanya Sheyna masih mempersoalkan masalah Rakri memukuli Imelda secara babi buta.

Rakri hanya diam dengan tangan yang mengepal di samping tubuhnya, matanya terfokus pada perban di tangan Sheyna. "Aku ... aku terlambat ...." lirih Rakri dengan airmata yang mengalir membasahi pipinya.

Sheyna menatapnya terkejut melihat pria di hadapannya yang tiba-tiba menangis, seketika amarah yang dia siapkan untuk Rakri musnah begitu saja. "Maaf, karena aku ... karena aku ...." racau Rakri dengan airmatanya yang berjatuhan semakin deras.

Sheyna meraih lengan Rakri dan memegangnya, "Rakri, sadarkan dirimu. Apa kau belum sadar? Aku tidak apa-apa, berhenti menangis."

"Kau ... kau berdarah, kau berdarah karena aku ...." tutur Rakri mulai terisak.

Sheyna mendesah berat, dia mengangkat lengannya yang terperban menunjukkannya pada Rakri. "Lihat, tanganku sudah diobati, berhenti menangis seperti anak kecil. Ini hanya hal kecil," kata Sheyna mencoba menenangkan Rakri, jika dia terus seperti itu akan sulit berkomunikasi dengannya.

"Ini hal besar untukku!" bentak Rakri penuh tekanan, dia tersadar saat melihat tatapan acuh Sheyna.

Pada akhirnya, kau tidak mengerti.

"Ada yang ingin kukatakan padamu," ujar Rakri membuat Sheyna menaikkan sebelah alisnya penasaran.

"Mengenai identitasku yang sebenarnya ...."

Who is He? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang