[13] - Potensi

330 62 12
                                        

Sheyna mengepalkan tangannya sampai buku-buku kukunya memutih dan tanpa sadar, pulpen di genggamannya patah akibat tekanan yang dia berikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sheyna mengepalkan tangannya sampai buku-buku kukunya memutih dan tanpa sadar, pulpen di genggamannya patah akibat tekanan yang dia berikan. Perhatian mereka teralihkan, Rakri menatap pulpen yang patah dalam genggaman Sheyna.

"Kau kesal? Ya, bisa dipahami. Siapapun akan merasakan hal yang sama jika mereka adalah manusia normal yang memiliki hati nurani, atau sekadar rasa kemanusiaan sekali pun." tutur Rakri tersenyum tipis.

Sheyna menggeram marah dengan rahang yang mengeras dan berbicara dengan nada tinggi tanpa dia sadari sembari melempar patahan pulpen di tangannya ke arah Rakri, "Apa itu lucu bagimu? Bagian mana yang membuatmu bisa tersenyum? Kau itu jelas-jelas korban! Kenapa kau malah tersenyum?"

Rakri menahan tawa dengan menggigit bibirnya, dia tidak menyangka melihat wanita dingin yang selalu menggunakan topeng setiap kali dia berbicara akan kehilangan ketenangannya setelah mendengar cerita menyedihkannya.

"Lagipula hal itu sudah terjadi, tidak bisa dicegah siapapun." ucap Rakri membuat Sheyna terdiam.

Rakri benar, bahkan Sheyna pun tidak akan mampu membantunya jika dia ada di masa Rakri tersiksa. Sebab, dalam kurun waktu itu dia sendiri sibuk terbutakan balas dendamnya pada Adelya dan teman-temannya. Dia tidak memedulikan orang lain, hanya demi Sheina Isla, teman terkasihnya.

Rakri menatap Sheyna tajam, senyuman di wajahnya menghilang. Raut wajah dingin dan tatapan mata kosong itu menghantui pandangan Sheyna, "Aku tidak ingin memenjarakan mereka, tidak semudah itu."

"Aku akan membunuh mereka." imbuh Rakri dengan rahang yang mengeras, bulu kuduk Sheyna berdiri begitu merasakan aura membunuh milik Rakri yang menyelimuti dirinya begitu kuat hingga manusia normal sekalipun akan merasakan bahaya jika berada di dekatnya.

Sheyna dapat melihatnya, kegelapan itu menjadi sarangnya. Anak lelaki yang dilemparkan ke dalam kegelapan tanpa batas, kini berubah menjadi monster sesungguhnya. Keinginannya yang tidak bisa berubah dan akan dia wujudkan dengan cara apapun.

Rakri berbeda dengannya yang dulu.

Dulu Sheyna menggunakan kegelapan untuk menangkap penjahat layaknya monster yang mengejar mereka dari kegelapan tersebut, namun Rakri berbeda. Pria itu telah menjadi monster dalam kegelapan itu, Rakri jauh terlihat lebih bengis daripadanya.

Sheyna merasakan itu, Pria ini ... dia tidak mudah dihadapi, keinginan membunuhnya lebih besar daripada ketakutannya pada dunia ini.

Bahkan neraka sekali pun tidak sebanding dengan apa yang dia alami, daripada neraka pria ini lebih berpikir bahwa dia akan membangun surga. Rakri akan membuat surganya dengan penuh darah orang-orang yang diinginkannya, itulah surga yang dia pikirkan.

Sheyna menghela napas panjang sembari menyenderkan kembali punggungnya pada sandaran kursi, mencoba menenangkan emosinya. Rakri hanya memandangnya dalam diam menunggunya memberikan keputusan, ini adalah pertaruhannya.

Who is He? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang