[44] - Pikiran Sheyna⚠️

68 9 6
                                    

⚠️Warning : Part ini mengandung unsur dewasa seperti kata-kata vulgar, kelainan seksual, seks, kekerasan; sadis dan lain-lainnya⛔

⚠️Warning : Part ini mengandung unsur dewasa seperti kata-kata vulgar, kelainan seksual, seks, kekerasan; sadis dan lain-lainnya⛔

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sheyna tidak paham dengan pikirannya sendiri.

Lebih tepatnya dia tidak paham setiap langkah yang dia pijak jika berkaitan dengan Rakri. Tercampur rasa sedih, kasihan sekaligus amarah setiap kali pria itu bertingkah kelewatan dari batas yang dia tentukan. Awalnya dia kasihan saat melihat punggung lebar itu bergetar terkulai lemas di hadapan deretan rak guci.

Namun rasa kasihan itu seketika berubah saat mendengar kalimat yang paling tidak bisa dia toleri dari siapapun itu.

"Bisakah kau menyisakan cinta Sheyna padaku? Bagilah padaku sedikit saja ...."

"Kumohon jangan ambil habis cintanya, tolong biarkan dia mencintai orang lain selain Anda. Aku mohon, Nona Sheina ...."

Amarah Sheyna memuncak begitu mendengar ucapan Rakri, dia mengepalkan tangannya dan berjalan cepat memasuki ruangan dengan amarah. "Kurang ajar sekali dirimu, Rakri!" bentak Sheyna hendak menarik kerah pakaian Rakri dari belakang, namun Chandra menahannya dengan cepat.

Itu penghinaan keras yang dia dapatkan seumur hidupnya.

Rakri masih dalam posisinya menangis sembari memohon di hadapan rak kaca seperti orang tidak waras, Sheyna menatap Chandra nyalang. "Jangan ikut campur, Chandra." peringat Sheyna dengan rahang yang mengeras.

Chandra menatap Sheyna dengan tenang, lalu dia menarik Sheyna sedikit menjauh dari Rakri tanpa melepaskan cengkraman tangannya pada pergelangan tangan Sheyna. Wanita itu menggertakkan giginya mencoba menahan emosinya atas penghinaan yang dia dapatkan.

Apa yang membuatnya begitu marah? Karena Rakri memohon cintanya pada Sheina? Atau karena Rakri mengetahui rahasianya?

Tidak ada hal pasti dan tepat yang bisa menjawab pertanyaan dalam pikirannya. Sheyna sendiri tidak mengerti kenapa amarahnya memuncak mendengar kalimat tersebut keluar dari bibir Rakri. Pria itu berbicara seolah-olah meremehkan cintanya pada Sheyna atau tengah merendahkan harga dirinya.

"Tenanglah, dia sudah seperti itu sejak dini hari, penjaga menghubungiku. Katanya dia tidur di sini dan terus memohon-mohon. Aku juga terkejut saat melihatnya, jangan terlalu keras padanya."

Kedua mata Sheyna bergetar mendengar penjelasan Chandra, dia segera menoleh ke arah Rakri yang masih menangis sembari memohon. Sheyna menghela napas panjang berusaha menenangkan emosinya, sedangkan Chandra melepaskan tangannya.

"Nona Sheina ... aku mohon, sisakan cintanya untukku juga. Tolong ...."

Sebenarnya, kenapa kau seperti itu, Rakri? Apa bagusnya 'cinta'-ku ini? Ini hanya untuk Sheina ....

Sheyna menggigit bibirnya mendengar lirihan Rakri, dia berjalan mendekati pria itu dan perlahan mengulurkan tangannya menyentuh bahu lebar yang bergetar itu. "Hentikan, Rakri. Ayo kembali," bujuk Sheyna mencoba sabar.

Who is He? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang