[7] - Penghuni Lantai 6

245 65 6
                                    

Plak!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Plak!

Almira jatuh terduduk memegangi pipi kanannya yang berdenyut panas, jejak telapak tangan kemerahan memenuhi sebagian wajahnya. "AKU SUDAH BILANG JANGAN PERNAH MEMBAWANYA KELUAR! LIHAT APA YANG TERJADI???" teriak Tirta dengan wajahnya yang memerah.

Sudah hari kedua sejak Rakri melarikan diri di hotel, Imelda langsung mencabut separuh investasinya pada perusahaan mereka begitu ia sadarkan diri. Rasa malu sekaligus amarah yang meliputi dirinya membuat Imelda lepas tangan dalam membantu Almira untuk mencari Rakri.

Sejak saat itu pula, Almira menjadi samsak Tirta. Tubuhnya dipenuhi memar dengan luka goresan yang tidak terhitung jumlahnya, mimpi buruknya dimulai begitu Rakri melarikan diri. Almira mengangkat kepalanya dan menatap Tirta dengan airmata yang membanjiri wajahnya.

"Aku juga tidak mau! Tapi kau sendiri tahu bagaimana sifat Nyonya Imelda! Aku pun terpaksa melakukannya, bukan karen aku ingin! Berapa kali aku harus mengatakannya padamu??" balas Almira berteriak tidak terima mendapatkan perlakukan kasar dari suaminya dalam semalam.

Selama pernikahan mereka, Tirta tidak pernah melayangkan tangannya pada Almira seburuk apapun emosinya. Namun pria itu jelas berubah, karena terbiasa memukul Rakri jika dirinya dalam emosi yang buruk, Tirta merasa semakin stress jika tidak memukul atau menghancurkan barang saat amarahnya naik.

"Lalu, apa yang kau lakukan? Kemana anak sialan itu bisa kabur? Dia tidak tahu apa-apa, tidak punya apa-apa dan tidak mengenal siapapun! Harusnya kau menemukannya lebih cepat!" bentak Tirta penuh amarah.

"AKU JUGA SUDAH BERUSAHA!" balas Almira tak kalah nyaring membuat situasi diantara mereka semakin memanas, wanita itu mengepalkan tangannya. Dia sudah mengerahkan semua pengawal yang dia miliki untuk mencari Rakri.

Bahkan Almira tidak segan merendahkan dirinya dengan berlutut pada Imelda untuk membantunya mencari Rakri. Tirta mengepalkan tangannya mencoba menahan tangannya agar tidak melayangkan pukulan lain pada Almira, dia berdecak kesal berbalik memunggungi Almira.

"Aku mencurigai satu tempat, Safe Place ...." ucap Tirta melepas jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya dan meletakkannya di atas nakas.

"Kemungkinan besar anak sialan itu pergi ke sana," imbuh Tirta membuat Almira syok.

"Apa maksudmu? Bagaimana dia tahu tempat seperti itu? Tidak, itu mustahil!" bantah Almira sembari menggelengkan kepalanya tidak percaya, Tirta berbalik dan menatap istrinya dengan dingin.

"Memangnya ada tempat lain yang terpikirkan olehmu? Dia pasti pergi ke Safe Place, walau kemungkinanku bisa salah karena Rakri sudah berumur 20 tahun, tempat itu pasti menolaknya. Tapi kau harus mencarinya ke sana, aku yakin dia melakukan segala cara untuk diterima di sana." gerang Tirta sembari melonggarkan dasi yang mengikat lehernya.

Almira terdiam, dia perlahan bangkit dari posisi duduknya dan berjalan mendekati Tirta, suaminya. Tangannya terangkat membantu pria itu melepas dasi dan pakaian kerjanya layaknya kewajiban yang dia miliki.

Who is He? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang