[35] - Cinta Chandra

190 26 8
                                        

Chandra menatap kalender di meja kantornya, terlingkar tinta merah pada tanggal hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chandra menatap kalender di meja kantornya, terlingkar tinta merah pada tanggal hari ini. "Ah, sudah harinya ...." gumam Chandra melihat tanda merah tersebut, dia membereskan sedikit meja kerjanya dan beranjak keluar dari ruangannya.

"Jika ada yang mencariku, sampaikan aku tidak akan kembali." kata Chandra menitip pesan pada rekannya, mereka langsung mengangguk paham.

Chandra berjalan keluar dari kantornya dan menaiki lift menuju lantai atas, dimana kantor Sheyna berada. Tepat saat pintu lift terbuka, Chandra langsung melangkahkan kakinya keluar dari lift. Dia berjalan menyusuri lorong untuk berjalan menuju kantor Sheyna.

Tok tok tok

"Masuk."

Chandra mendorong pintu ruang kerja Sheyna, kedua matanya menangkap sosok Sheyna bersama Rakri yang sedang sibuk mempersiapkan rencana selanjutnya. Chandra berjalan masuk sembari memperhatikan keduanya dengan serius.

"Chandra, ada apa?" tanya Sheyna begitu menyadari keberadaannya.

Rakri tidak lagi menyembunyikan ketidaksukaannya, pria itu secara terang-terangan memancarkan aura permusuhan padanya. Namun Chandra tidak memedulikannya kali ini, sebab ada suatu hal yang lebih penting baginya sekarang.

"Kau lupa? Ini waktunya berkunjung," jawab Chandra singkat membuat pergerakan Sheyna terhenti, sedangkan Rakri mengerutkan keningnya bingung.

"Ah, iya ... aku terlalu sibuk sampai lupa, ayo pergi." kata Sheyna segera membereskan barang-barangnya.

Rakri yang merasa terkucilkan segera mencekal pergelangan tangan Sheyna, "Kau mau pergi ke mana? Apa itu penting?"

"Iya, itu penting." jawab Sheyna cepat semakin menyulut ketidaksukaan Rakri pada Chandra yang mengganggu waktunya bersama wanita itu.

"Aku ingin ikut," ujar Rakri menatap Sheyna seolah memohon.

Sheyna menoleh ke arah Chandra dan menatapnya tanpa suara, pria itu hanya mengangguk seolah-olah menyetujui hal yang tidak disuarakan oleh Sheyna. Hal itu semakin membuat Rakri yakin, bahwa Chandra sengaja memprovokasinya saat ini.

"Baiklah, asal kau tidak membuat keributan." peringat Sheyna menatap Rakri tajam. Rakri segera mengangguk cepat sebagai tanda setuju, dia segera beranjak mengikuti keduanya yang tengah berjalan keluar kantor.

Samar-samar terdengar bisik-bisik para karyawan, Rakri menajamkan pendengarannya.

"Mereka pergi lagi, bukankah hari ini tanggal itu?"

"Ya, tapi kenapa mereka membawa orang itu?"

"Entahlah, kita tidak tahu pikiran nona ...."

Hari ini tanggal itu? Apa mungkin ... kunjungan teman si penyihir?

Rakri menatap punggung Sheyna sesaat, dia teringat dengan percakapan kapan lalu mengenai kepergian Sheyna dan Chandra secara berkala, juga mengenai 'teman tercinta' Sheyna. Rasa penasaran yang memenuhi isi kepalanya, namun dia tetap bungkam.

Who is He? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang