20 menit sebelum keributan ....
"Aku ingat! Penghuni lantai dua yang bermasalah, dia berkelahi dengan teman di kamar sebelahnya dan langsung di sidang oleh nona!" seru salah satu temannya di belakang.
"Benar, berita itu menyebar dengan cepat. Apa kamu tidak tahu?" tanya remaja itu kembali menatap Rakri penasaran.
Rakri terdiam, lalu dia tersenyum tanpa menjawab kumpulan remaja di hadapannya.
Rakri berjalan menyusuri kantin lantai tiga, banyak remaja dan beberapa pegawai berlalu lalang sembari membawa nampan makan mereka masing-masing. Dia mengikuti antrian anak-anak untuk mengambil makanan, setelah diberikan beberapa jenis lauk pauk, Rakri berjalan membawa nampan makanannya sembari mencari tempat duduk.
Dia terus mengedarkan pandangannya hingga kedua matanya menangkap meja dimana berkumpulnya beberapa remaja laki-laki. Tanpa pikir panjang, dia langsung mendekati meja tersebut dan menatap mereka dengan dingin.
Rakri mendudukkan dirinya tanpa tahu malu membuat para remaja tersebut memandangnya bingung. Salah satu dari mereka berusaha bersikap ramah dengan mengajaknya bicara, "Apakah kamu penghuni lantai tiga? Kamu dari kamar nomor berapa?"
Rakri diam sejenak dan menatapnya dingin, "Tidak, aku tinggal di lantai lain. Lalu, bisakah berhenti mengajakku bicara?"
Lelaki itu terdiam, dia merasa malu mendapatkan jawaban dingin dari Rakri. Beberapa remaja lainnya menatapnya aneh, namun Rakri masih diam dalam posisi duduknya sembari mengedarkan pandangannya.
Mengacau, aku harus mengacau. Sesuatu yang tidak bisa ditangani oleh orang-orang dewasa. Keributan massal.
Sudut bibir Rakri terangkat naik, dia menoleh ke kiri melihat lelaki di sampingnya. "Hei, berkelahi denganku." ucap Rakri membuat lelaki di sampingnya berkerut bingung.
Cara mengacaukan manusia cukup sederhana, Rakri tahu dengan baik bagaimana cara mengacaukan mental seseorang.
"Karena kau begitu menjijikan," imbuh Rakri menyeringai jahat.
Seketika nampan di hadapannya melayang menampar wajah Rakri, makanan tumpah mengotori tubuhnya, lelaki di hadapannya menggebrak meja dengan penuh amarah, keributan pun dimulai.
Rakri melempar nampan makanannya ke sembarang arah, lelaki di sampingnya segera menarik kerahnya dengan wajah yang memerah marah. "BERANINYA KAU! APA YANG KAU TAHU TENTANGKU?" pekiknya nyaring melayangkan tinjuan pada wajah Rakri.
Teriakan ketakutan memenuhi kantin, sedangkan beberapa pegawai berusaha melerai mereka. Rakri tentu saja melempar minyak ke dalam api, dia membalas tinjuan lelaki tersebut. Sebab kekuatannya lebih besar, tak segan dia melempar tubuh lelaki tersebut.
Situasi kantin menjadi kacau hingga akhirnya beberapa petugas keamanan datang dan berhasil melerai mereka.
Rakri duduk menyenderkan punggungnya pada kursi sembari mengetuk-ketuk meja dengan wajah tak berdosanya seolah-olah keributan yang dia mulai bukanlah kesalahannya, dia duduk sendirian di ruangan keamanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who is He? [END]
Mystère / Thriller[Jika ada kesamaan nama tokoh, alur, dan lain-lain harap maklum. Bukan berarti cerita ini copy paste. Dilarang plagiat!] ⚠Warning : Sexual violence, physical abuse, suicide, gasligthing, abusive words, mature content, and something about sexual.⚠ R1...