[14] - Siapa Chandra Aras?

196 53 13
                                    

Rakri tercengang penuh tanda tanya melihat sosok pria di samping Sheyna, padahal dia membuka pintu asramanya penuh semangat karena mengira Sheyna mengunjunginya secara pribadi, namun yang dia dapatkan adalah pria berperawakan tegas tak jauh berbed...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rakri tercengang penuh tanda tanya melihat sosok pria di samping Sheyna, padahal dia membuka pintu asramanya penuh semangat karena mengira Sheyna mengunjunginya secara pribadi, namun yang dia dapatkan adalah pria berperawakan tegas tak jauh berbeda seperti seorang pengawal berdiri di samping Sheyna.

Ck, semangatku langsung hilang, batin Rakri menyembunyikan rasa kecewa dalam dirinya.

"Rakri, sekarang dia akan menemani setiap kau menjalankan tugasmu selama aku sibuk. Jika kau merasa tidak nyaman, silahkan katakan. Tapi aku tidak mengizinkan pergerakan sembrono, karena itu aku menempatkan orang untuk membantumu." terang Sheyna sembari memperkenalkan pria di sebelahnya dengan tenang.

"Untuk apa? Aku bisa melakukannya sendirian," tolak Rakri menatap pria di hadapannya tidak suka.

"Tidak, kau pasti memerlukan orang. Kau tidak bisa melakukan balas dendamu itu sendirian, tugas memantau, berikan pada dia. Dia terbaik dalam memantau, aku jamin itu." kata Sheyna membuat Rakri mendengus kesal.

"Tapi aku bisa mengusirnya, kan?" tanya Rakri tanpa tahu malu.

"Ya, dengan sopan, Rakri." tegur Sheyna dengan kedua mata yang menyipit bersama senyum profesionalnya membuat Rakri mau tidak mau menerimanya. Dia juga tidak bisa membantah Sheyna lebih banyak karena sedari awal, memang dia yang meminta untuk dibantu.

"Baiklah, ada lagi? Apa yang kau butuhkan? Atau yang ingin kau ketahui?" tanya Rakri lagi mengalihkan perhatiannya pada Sheyna.

Sheyna mengumpat dalam hati, Pria ini benar-benar mengabaikannya.

"Tidak ada, aku hanya memberitamu tentang ini agar kau tidak terlalu terkejut. Aku menugaskan dia untuk membantu sekaligus mengawalmu, jadi mohon akur dengannya." jawab Sheyna membuat Rakri mengangguk pelan.

Sheyna meninggalkan pria di sampingnya dengan Rakri tanpa mengucapkan sepatah kata lain, senyuman Rakri langsung pudar begitu melihat punggung Sheyna yang menghilang dari balik dinding. Dia menatap dingin pada pria dihadapannya yang hanya berdiri seperti patung, Rakri melihat kedua tangannya di depan dada dan menyandar pada pintu asramanya.

"Untuk sekarang tidak ada yang bisa kau lakukan, jadi silahkan pergi." ssir Rakri tanpa basa-basi membuat pria di hadapannya mengangguk pelan.

"Saya Rion, silahkan panggil saya jika Anda butuh." ucap pria di hadapannya, Rion, menunduk patuh.

Rakri segera menutup pintu asramanya, dia kembali berjalan duduk di sofa dengan meja yang penuh kertas-kertas berserakan. Rakri memejamkan matanya, "Aku tidak akan bisa akur dengannya ...."

Perasaan kesal seolah-olah ditempatkan pengawal membuat Rakri bersikap waspada, Sheyna mungkin tidak membelenggunya dengan memberikan seseorang padanya, namun hal itu justru menjadi pemicu dalam dirinya.

Rakri kembali teringat pada pengawal-pengawal yang mengawasinya.

"Ck, menyebalkan." umpat Rakri kembali berusaha fokus, namun dia tidak kunjung tenang. Rion, pria itu masih berdiri di pintu asramanya, Rakri dapat merasakannya. Dia peka terhadap hal-hal seperti itu, Rakri beranjak dari duduknya dan membuka pintu asramanya.

Who is He? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang