Rakri sudah mengetahui kehadiran Sheyna sejak kali pertama wanita itu masuk ke asramanya setiap dini hari. Dia memang bisa tidur di kamar, namun jika sudah pukul 12 malam ke atas, dia selalu pindah keluar dan memilih tidur di sofa.
Alasan yang pertama, karena dia masih merasa waspada dengan tempat baru. Kedua, dia memiliki kenangan yang sangat buruk berkaitan dengan kasur. Sebab itu dia memilih tidur di luar daripada kamarnya sendiri.
Rakri sendiri termasuk orang yang memiliki kepekaan cukup tajam, entah berkaitan penglihatan, pendengaran, ataupun hawa keberadaan orang lain. Dia dapat merasakannya dengan cepat, karena dia selalu waspada kapan saja ibunya akan mengunjunginya dan memberitahu jadwalnya untuk melayani teman-temannya. Atau ayahnya yang selalu datang untuk melampiaskan emosi pada dirinya.
Rakri sudah sadar sejak Sheyna melangkahkan kakinya masuk, namun kesadarannya tidak penuh karena mimpi buruk sialan yang terus menghantui malamnya. Helaian rambut hitam kecoklatan yang berterbangan dengan sorot mata sendu yang melihatnya, Rakri mengingatnya.
Bagaimana Sheyna selalu hati-hati saat menyentuhnya, membelai puncak kepalanya dengan penuh kasih sayang seolah memegang barang rapuh yang mudah pecah. Rakri membuka sedikit matanya melihat sosok Sheyna yang tengah mengelus puncak kepalanya.
Sheyna ... dia datang ....
Sedetik kemudian, Rakri kembali memejamkan matanya merasa aman dengan kehadiran Sheyna di sisinya. Saat hawa hangat tersebut menghilang membuat dirinya kembali terbaluti dinginnya udara malam, Rakri membuka matanya.
Indra pendengarannya menangkap bunyi pintu asramanya yang baru saja tertutup menandakan Sheyna baru saja keluar, Rakri menyentuh puncak kepalanya tempat dimana Sheyna menyentuhnya.
Hangat, itulah yang dia rasakan.
Sisa-sisa kehangatan yang membekas dalam hatinya, Rakri kembali membaringkan dirinya di sofa. Sejak itu, dia selalu menantikan kehadiran Sheyna, dia bersandiwara seolah-olah mimpi buruk terus menghantuinya.
Agar Sheyna mengunjunginya.
Agar Sheyna menyentuhnya.
Agar Sheyna menenangkannya.
Agar dirinya bisa berada di dekat Sheyna tanpa adanya tembok.
Keserakahan dalam dirinya tumbuh semakin dalam seakan ia haus akan perhatian dan sentuhan Sheyna, Rakri menginginkan hal yang lebih.
Namun Sheyna adalah orang yang sangat peka, karena itu dia berhenti bersandiwara agar tidak membuat wanita itu mencurigainya. Rakri mencoba mendekati Sheyna yang dilindungi tembok tinggi kasat mata, dia ingin menerobosnya.
Sorot mata jernih kecoklatkan yang dingin dan tegas itu, Rakri berharap akan dipenuhi sosok dirinya.
Bibir ranum yang menggoda setiap kali terbuka dan tertutup, Rakri ingin melahapnya hingga membengkak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who is He? [END]
Mystery / Thriller[Jika ada kesamaan nama tokoh, alur, dan lain-lain harap maklum. Bukan berarti cerita ini copy paste. Dilarang plagiat!] ⚠Warning : Sexual violence, physical abuse, suicide, gasligthing, abusive words, mature content, and something about sexual.⚠ R1...