Tim baru saja menyelesaikan syuting untuk video hari ini. Mereka sedang duduk sekaligus istirahat sambil menikmati kopi dan beberapa cemilan.
"Eh... Bojoku urung bali ee " ucap Firman tiba-tiba.
"Lah, iyo. Dyah yo urung juga to" sambung mas Cahyo.
"Hayo, dolan nang ndi, jal? " Rayyan menatap Firman dan mas Cahyo bergantian.
"Sek, tak telpon Mee" Firman mengotak atik ponselnya.
"Nggak diangkat"
"Emang izinnya mau kemana, Man?" Tanya mas Ado yang ikut panik.
Tak lama kemudian suara motor memasuki halaman bc. Mereka kompak melihat kearah jendela. Benar saja, Mee dan Dyah baru pulang dengan membawa plastik belanjaan yang penuh.
"Assalamu'alaikum" ucap Mee dan Dyah.
"Waalaikumsalam" jawab tim serempak.
"Dari mana kamu? " Firman menatap Mee tajam.
"Habis nemenin mbak Dyah belanja, Mas"
"Kenapa ditelpon gak ngangkat?" Firman masih saja menatap Mee tajam.
"Ya kamu gak usah gitu juga lihatnya. Hpku di tas. Gak kedengeran kalo kamu telpon, sayangkuu" Mee mengeluarkan HPnya dan menunjukkannya pada Firman.
Firman mengangguk dan mengambil hp milik Mee. Ia mengeceknya sebentar lalu menyimpan benda itu dikantongnya.
"Posesif amat, Om? " ledek mas Cahyo
"Cewek gue cantik, bro" jawab Firman sambil tersenyum dan menaikan sebelah alisnya.
"Hiliiihhhh.... Bucin teruusss"
Tim terus saja mengejek Mee dan Firman. Sampai akhirnya Dyah berteriak dari dapur.
"Mee, ayo masaaakkk!!"
"Okeee, Mbaakk" jawab Dyah lalu bergegas meninggalkan mereka yang masih terus saja meledek kebucinan Firman kepada Mee.
"Eh. Ngomong- ngomong mereka mau masak apa ya? " gumam Mas Joko.
"Lihat yuk, Mas" ajak Rayyan.
Tanpa menunggu jawaban lagi, bocah laki-laki itu sudah beranjak lebih dulu. Menghampiri kedua wanita yang sudah ia anggap sebagai kakak perempuannya sendiri.
"Mbak, Mau pada masak apa nih? "
"Mau masak banyak, Rayy" jawab Dyah. Tangannya sibuk mengiris bawang.
"Mau bantuin?" Tanya Mee. Ia juga tak kalah sibuk dengan Dyah. Ia sedang mengeluarkan beberapa bahan dari tas belanja untuk dicuci.
"Mau. Aku Mau bantuin kalian"
"Oke. Sini bantuin mbak nyuci sayur" ajak Mee.
Rayyan antusias membuntuti Mee dan melakukan perintah yang diberikan Mee.
"Hey, butuh bantuan kita gak nih? " ucap Mas Zidan yang menghampiri mereka di dapur. Disusul oleh tim yang lain.
"Boleh juga" jawab Dyah "Aku mau masak air. Jadi kamu tolong cuciin ayamnya dulu ya, Zid" sambung Dyah.
"Oke. Makan besar nih kita"
"Mee, udah masak nasi belum ini?" Mas Ado mendekati karung beras sambil membawa periuk.
"Belum, Mas" jawab Mee.
"Cil, aku mau bantu kamu aja" bisik Firman ditelinga Mee. Membuat gadis itu mengerutkan keningnya bingung.
"Aku mau sama kamu aja" jelas Firman sekali lagi. Mee hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala. Kenapa Firman harus bertingkah menjadi anak kecil sekarang.
"Ya udah sini" jawab Mee akhirnya. Ia tau, sekarang saatnya ia yang menjadi dewasa untuk pria itu.
Dapur basecamp menjadi ramai karena mereka tidak bisa masak dengan tenang. Ada saja hal-hal random yang terjadi. Seperti Rayyan yang memecahkan telur atau mas Joko yang menumpahkan bumbu.
Tak hanya itu, Mas Cahyo dan Mas Zidan sibuk bermain tepung. Padahal, Dyah sudah mengatakan bahwa tepung itu akan diolah menjadi gorengan.
"CIL. INI GIMANA BALIKNYAAA?" kegaduhan itu ditambah lagi dengan teriakan Firman ketika tidak bisa membalik tempe goreng diwajan.
"Ya Allah, Mas Man. Gosong ini" Mee juga kalang kabut saat melihat tempe goreng itu berubah menjadi warna hitam. Wanita itu buru-buru mematikan kompor dan menatap Firman sembari berkecak pinggang.
"Ampun, Ndoro Ayuuu" teriak pria itu melarikan diri ketika Mee berusaha menangkapnya.
"Mbak Dyah, lihat nih. Buahnya dimakanin Mas Ado terus" adu Rayyan.
Dyah memijat pelipisnya. Ia tersenyum penuh arti sebelum akhirnya ikut berteriak.
"Jangan dimakanin terus, Mas Adooo!!"
Pria itu hanya nyengir sebelum akhirnya berpura pura membantu Rayyan memotong buah-buahan.
"Mas jok, yang bener megangnya! Nanti tumpah lagi!" Omel Dyah saat Mas Joko baru saja akan memasukkan bumbu kedalam panci.
༶•┈┈⛧┈♛ 𝐹𝑀 ♛┈⛧┈┈•༶
Setelah kegaduhan yang terjadi hampir tiga jam didapur. Akhirnya, mereka semua dapat menikmati makan dengan tenang. Tidak ada keributan seperti tadi. Mee dan Dyah terpaksa harus mandi terlebih dahulu karna tak sengaja terkena siraman sirup oleh Firman dan mas Cahyo.
"Mmm... Enak banget ini. Mantap" puji mas Ado.
"He eh. Sering-sering kayak tadi deh. Seru soalnya" ucap mas Cahyo sambil menggigiti tulang ayam.
"Iya. Kurang Eka soalnya, tadi. Ya nggak, Mee?" Kata Dyah.
"Iya. Sayang banget Mbak Eka gak bisa ikutan. Lagi skripsian sih ya"
"Gak papa. Ikut lagi kalo udah jadi istriku besok. Biar bisa kayak Omman sama Mee tadi"
Jawaban dari mas Zidan membuat yang lain terkekeh ringan. Hubungan paling awet dalam tim mereka adalah hubungan milik Zidan dan Eka. Bertahun-tahun, dari hubungan mereka yang tak direstui orang tua, hingga kini mereka mendapat dukungan penuh dari keluarga masing-masing. Perjalanan cukup panjang bukan?
"Cil, mau ini ndak, kamu? " tanya Firman sambil menunjukkan kulit ayam.
Mee dengan semangat mengangguk dan menyodorkan piringnya pada pria itu.
Firman dengan ikhlas memberikan seluruh kulit ayam miliknya yang sudah ia pisahkan tadi. Khusus untuk Mee.
"Mau nambah lagi, ah" kata Rayyan sambil mendekati tempat nasi.
Mas Zidan menggelengkan kepalanya "Gila. Bocil ini gak kenyang-kenyang perasaan"
"Masa pertumbuhan, Zid. Dulu kamu juga kayak gitu" ucap mas Joko membela Rayyan.
༶•┈┈⛧┈♛ 𝐹𝑀 ♛┈⛧┈┈•༶
𝑮𝑰𝑳𝑨𝑨𝑨!!! 𝑲𝑨𝑳𝑰𝑨𝑵 𝑩𝑬𝑵𝑬𝑹𝑨𝑵 𝑩𝑨𝑪𝑨 𝑺𝑨𝑴𝑷𝑨𝑰 𝑺𝑰𝑵𝑰. 𝑻𝑯𝑨𝑵𝑲 𝑩𝑨𝑵𝑮𝑬𝑻 𝑳𝑶𝑯...
𝑲𝑳𝑰𝑲 𝑩𝑰𝑵𝑻𝑨𝑵𝑮 𝑫𝑰𝑩𝑨𝑾𝑨𝑯 𝑱𝑨𝑵𝑮𝑨𝑵 𝑳𝑼𝑷𝑨, 𝒀𝑨. 𝑩𝑰𝑨𝑹 𝑨𝑲𝑼 𝑻𝑨𝑼 𝑲𝑨𝑳𝑰𝑨𝑵 𝑴𝑨𝑴𝑷𝑰𝑹 𝑫𝑰𝑪𝑬𝑹𝑰𝑻𝑨 𝑨𝑲𝑼.......𝑺𝑨𝑳𝑨𝑴 𝑺𝑹𝑶𝑻𝑶𝑷 𝑫𝑨𝑹𝑰 𝑶𝑴𝑴𝑨𝑵 & 𝑴𝑬𝑬...
KAMU SEDANG MEMBACA
Ommee
Fiksi RemajaMencintai gadis dengan segala luka memang bukanlah hal yang biasa... Tapi, Ameelya menemui sosok pria yang bisa membuatnya kembali melihat dunia... Dia adalah Firman Maulana... Mencintai gadis luka itu dengan segala macam cara, berjuang demi terbit...