Keesokan paginya, Mee terbangun lebih dulu dari pada Firman. Ia bergerak perlahan untuk turun dari kasur, tak ingin mengganggu tidur suaminya.
Mee membenarkan selimut Firman, menutup separuh tubuhnya yang meringkuk kedinginan.
Langkah Mee membawanya menuju kamar mandi untuk cuci muka. Setelahnya, wanita itu mulai bebersih dapur seperti biasa.
Tak terasa, ternyata waktu subuh sudah datang. Terdengar lantunan adzan dari beberapa mushola di komplek tempatnya tinggal.
Mee mendekati Firman, menatapnya dengan tatapan ragu. Wanita itu kini duduk disebelah sang suami. Menatap wajahnya cukup lama.
"Kamu capek ya, Mas? Ngadepin istri kayak aku..." Gumam Mee sambil mengusap pelan rambut Firman.
Mee menyentuh wajah suaminya, cukup lama wanita itu memandang wajah Firman. Tiba-tiba, Mee merasa takut tidak dapat melihat Firman lagi.
"Sama aku terus kan, Mas?"
Firman melenguh kecil saat Mee mengusap kening Firman untuk membangunkan.
"Mas, sudah subuh"
Mee membisikkan kalimat itu sambil terus mengusap kening Firman. Benar-benar lembut cara Mee membangunkan pria itu. Ia hanya tidak ingin Firman terkejut dan jengkel saat bangun nanti.
"Eeehhhhhmmmm... Emang udah subuh, Cil?" Firman menggeliat meregangkan sendinya. Suara serak mendominasi kalimatnya.
"Iya, udah adzan" Mee membantu Firman untuk duduk.
"Kok kamu udah bangun?" Firman menatap Mee dengan mata sipitnya karna bangun tidur.
"Iya biar bisa bangunin kamu" Mee tersenyum menatap Firman.
Pria itu terkekeh ringan menanggapinya. Ia segera turun dari kasur dan menuju dapur. Terkesan cuek, tapi dalam hati pria itu ia sangat bahagia bisa merasakan lagi di bangunkan oleh Mee.
༶•┈┈⛧┈♛ 𝐹𝑀 ♛┈⛧┈┈•༶
Setelah pertengkaran kemarin, kini Mee dan Firman bisa merasakan makan di satu meja lagi. Sesekali keduanya saling melempar pertanyaan demi tidak terjadinya hening.
"Mas, kamu mau ke bc hari ini?" Mee bertanya pelan sambil meletakkan sendoknya.
"Mmm iya kayaknya, Cil. Kenapa?" Pria itu menenggak air putih di gelas sampai habis lalu melihat Mee.
"Ibu sakit, Mas. Kamu beneran gak mau pulang?" Mee manatap Firman dengan tatapan sedih.
Firman menunduk menatap kakinya. Ia ingin sekali pulang, lalu merawat ibunya sampai sehat kembali. Tapi, satu hal yang Firman hindari. Pembahasan yang akan terjadi nanti di rumah. Ia ingin menolak tapi jelas tidak akan bisa.
"Kamu kenapa 𝘵𝘰, Mas? Itu ibu kandung kamu yang sakit. Orang tuaku juga, Mas!" Ucap Mee sambil menekankan setiap katanya.
"Iya, Cil. Pulang kok"
"Atau aku duluan yang pulang? Nanti kamu susul kalo sudah selesai syuting?"
Firman menatap Mee lalu menggeleng. Tidak itu bukan ide bagus. Mee pasti akan diberi tahu lebih dulu soal itu. Dan Firman tidak akan membiarkannya.
"Aku ke bc sebentar, habis itu kita pulang!" Jawab Firman mengakhiri topik itu.
Mee mengangguk. Saat Firman hendak meninggalkan meja makan, Mee menahannya. Membuat pria itu menoleh dan kembali duduk.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ommee
Novela JuvenilBAB NYA GAK BISA DI PERBAIKIN GAIS, JADI KALAU MAU BACA MANUAL AJA YA LIAT DI DAFTAR ISI NYAAA Mencintai gadis dengan segala luka memang bukanlah hal yang biasa... Tapi, Ameelya menemui sosok pria yang bisa membuatnya kembali melihat dunia... Dia a...