(29) Ternyata ada Dia...

706 57 5
                                    

Mee berdesakan dengan penonton lain supaya bisa melihat penampilan mereka dari jarak dekat. Saking bosannya di transit, Mee sempat berkeliling dengan Rayyan sampai lupa kalau ia harus ada di depan panggung saat suaminya tampil.

"Aduh sempitnya..." Gerutu Mee. Ia terus merangsek maju sampai benar-benar berada di pembatas arena.

"Ah, suami aku ganteng sekali. OMMAAAANNNN KYUUUT" Teriak Mee sengaja agar pria itu melihatnya.

Teriakan pertama tampaknya tak terdengar oleh Firman, membuat Mee kembali meneriakinya sekali lagi.

"OMMAAAAANNN KIIIYUUUUUTTT"

Tampaknya, usahanya kali ini membuahkan hasil. Omman menoleh dan sedikit tersenyum. Pria itu tidak ingin terlihat mencolok saat berinteraksi dengan Mee. Kini, wanita itu berada di kerumunan penonton lain. Dan akan membahayakan nantinya jika Firman terpaku pada wanita itu.

"Hehehe, gemes banget anak mertuaku" ujar Mee.

Teriakan penonton semakin kencang saat musik dan alunan gendang terdengar cepat. Mee juga fokus memperhatikan suaminya.

"Bau bau bakal njepat nih Omman" ucapnya.

Mee melepas pandangannya dan menatap penonton lain. Ia menyapu seluruh sisi dengan tatapan teduhnya. Mee bersyukur, keluarga barunya ternyata memiliki keluarga besar yang cinta dan kasihnya terus membanjiri mereka. Termasuk suaminya.

Saat sedang melihat para penonton, Mee tidak sengaja beradu tatap dengan wanita yang posisinya berada di seberangnya.

"Itu... Alina kan?" Gumamnya dalam hati.

Wanita yang tak lain adalah Alina tersenyum ke arah Mee. Senyuman yang membuat Mee langsung menatap suaminya. Wanita itu tidak tau mengapa senyuman Alina yang dilempar padanya terasa sangat aneh.

"Mas... " ucapnya pelan.

Seperti ada 𝘤𝘩𝘦𝘮𝘪𝘴𝘵𝘳𝘺 antara Mee dan Firman. Lelaki itu menoleh dengan tatapan sayu. Matanya terlihat kosong dalam menatap. Tapi, pria itu sempat melempar senyum untuk Mee. Senyum terbaik dan menenangkan untuk wanita tulus miliknya.

Semakin cepat musik maka semakin kencang teriakan juga tarian itu. Mee menautkan kedua tangannya. Menatap Firman khawatir. Pria itu selalu saja kesurupan setelah melakukan tari kesenian warok ini.

Penonton histeris ketika Mas Joko melempar bunga di tengah arena membuat semua penari warok bergelimpangan saling bertabrakan.

Mee meringis ketika melihat Firman terguling-guling di tanah. Dan setelahnya mulai bangkit dan menari lagi di bawah alam sadarnya.

"Kasian..." Ucap Mee.

Hampir semua pewarok itu kesurupan. Mereka menari secara acak. Ada yang mendekati sesajen yang telah disiapkan juga ada yang masih tergeletak di tanah. Bahkan ada juga yang menari didekat para penonton.

Mee tidak melepas pandangannya dari pria yang kini berada di seberangnya. Dia menari mengikuti alunan gendang yang kini terasa lebih santai dan mendayu.

"Mas... Mee kan disini!"

Firman tiba-tiba terduduk ia seperti mencari sesuatu dan menoleh ke belakang. Di sana ada Mas Joko yang sigap langsung menghampiri pria itu. Setelahnya Mas Joko seperti memberi Firman sesuatu dan langsung di lahapnya.

Saat Mas Joko pergi meninggalkan Firman, seorang wanita dengan beraninya memegang tangan Firman lalu menuntunnya untuk berdiri. Mee melotot tak percaya.

"Dih, ngapain?" Gerutu Mee.

Seketika ia merasakan tempatnya longgar, Mee menatap sekelilingnya dan terkejut mendapati ada tiga orang crew yang berdiri di belakangnya. Membatasi penonton yang tadi berdesakan dengan Mee.

OmmeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang