𝐸𝑁𝐷

1.1K 63 11
                                    

Angin sore menerpa wajah Mee yang sedang tersenyum manis menatap indahnya senja yang terpantul di tengah laut lepas.

Kakinya yang telanjang menyentuh pasir di bibir pantai dengan geli. Sesekali ombak menyapu kaki putihnya. Wanita itu merentangkan tangan seakan menyambut angin kencang yang meniup tubuhnya.

"Jangan terlalu ketengah, sayang" ucap seseorang sembari melingkari tangannya di pinggang ramping milik Mee.

Wanita itu menoleh sekilas lalu tertawa ringan. Candu sekali gelombang suara tawa yang memenuhi gendang telinga Firman saat ini. Sampai membuat pria itu mengecup puncak kepala Mee yang tertutup jilbab.

"Cantik banget Pemandangannya" Mee mengusap tangan Firman yang melingkar di perutnya.

"Iya, Cil"

Mee berbalik agar dapat menatap wajah pria yang ternyata memiliki cinta lebih besar dari yang ia miliki selama ini. Pria itu tersenyum manis, membuat Mee tertawa. Ia mencubit pipi Firman dengan gemas.

"Kok kamu lucu sih, Mas? Gemes aku" Mee menatap Firman dengan sedikit mendangakkan kepalanya.

"Karna kalo cantik itu Ameelya" Jawab Firman singkat.

Mee meletakkan kepalanya di dada bidang pria itu. Kini gantian tangannya yang melingkari tubuh Firman. Tempat ternyaman untuk Mee beristirahat. Rumah termewah dan keluarga termahal yang ia miliki. Semua kesempurnaan hidupnya berkumpul di jiwa milik seorang pria pecinta seni di pelukannya saat ini.

"Kamu cinta gak sama aku?" Tanya Mee iseng.

"Nggak..."

Mee spontan mendangakkan kepalanya agar dapat menatap pria itu dengan jelas. Meminta kejelasan.

"Kok gitu?! " protes Mee sambil melepaskan pelukannya. Ia menatap Firman dengan bibir mengerucut.

"Ish kok lucu" pria itu terkekeh dan menoyor kepala Mee pelan.

"Kenapa nggak cinta sama aku?" Mee mendorong dada Firman. Namun, pria itu bergeming di tempat.

"Nggak perlu dijawab pakai kata-kata maksudnya, sayang. Apa kurang, pembuktian aku selama ini? Hmm? Bahasa cinta apa lagi yang harus aku pake untuk ungkapin perasaan aku ke kamu?"

Mee terdiam. Firman menjawab dengan sangat lembut tanpa menyelipkan nada sebal atau kesal disana. Ucapannya tulus disaksikan samudra yang bergejolak ringan dengan ombaknya.

"Jangan tanya gitu, aku bingung jawabnya gimana, Cil. Rasa cintanya aku gak bisa diungkapin cuma lewat kalimat 'iya aku cinta'. Nggak, sayang. Cinta aku luas seluas pemandangan disana" Firman menunjuk lautan lepas yang kini memantulkan warna oranye di setiap ombaknya.

Mee tersenyum menatap pria itu dengan mata teduh menenangkannya.

"Makasih udah hadir, Mas. Kamu berhasil mengisi lembaran buku itu, yang kemarin kosong tanpa setitik coret pena. Kamu berhasil menciptakan konteks baru dalam kisah sad milik aku. Kamu berhasil menjadi pewarna dalam setiap lukis kelam yang tertera dalam setiap lembar kehidupan aku. Dan selamat, kamu menjadi tokoh utama untuk kisah hidup aku yang panjang... "

"Jika kisah kita dijadikan sebuah buku, aku pastikan namamu dan namaku menjadi penghias cover indah yang menjadi sampulnya. Akan aku tulis semua, agar mereka tau... Firman yang aku miliki itu seindah pertemuan siang dan malam..." Mee mengakhiri kalimatnya ketika merasakan Firman menarik tengkuknya dan mengecupnya singkat.

"Rangkaian kata manis kamu, cocok untuk menutup sebuah novel. Kamu sempurna, Cil. Kamu hadir dan menyempurnakan kehidupan aku yang hampa. Kamu pemenangnya. Dan ingat kamu, aku dan kita akan abadi dalam buku yang akan mereka peluk suatu saat nanti. Ayo mulai menulis lagi, dengan tokoh baru nantinya" Firman berjongkok dan mencium perut Mee yang mulai membuncit.

"Kehadiran kamu, selalu menjadi hal yang paling kami nantikan, Nak. Sehat-sehat ya di perut ibu" sekali lagi pria itu mengecup perut Mee.

Mee tersenyum menyaksikannya. Hal yang paling semua wanita nantikan setelah menikah adalah dipercaya Tuhan untuk dititipkan malaikat kecil dalam rahimnya.

Sudah memasuki bulan ke lima, dan Mee selalu berdebar kala mengingat bahwa waktu akan terus berjalan dan membawanya untuk bertemu dengan buah hatinya.

"Sehat terus, bocil kesayangan aku... " kini Firman mengecup kening Mee. Tepat saat matahari mulai ditelan samudera yang terbentang luas.

"Terimakasih kisahnya, Mas" Mee tersenyum menatap manik hitam itu.

"Lakuin semuanya bareng ya, Cil"

Mee tersenyum dan mengangguk.

"I love you, Omman"

"Love you more, Mee"

...𝑬𝒏𝒅...

༶•┈┈⛧┈♛ 𝐹𝑀 ♛┈⛧┈┈•༶

𝑻𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂𝒌𝒂𝒔𝒊𝒉 𝒌𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒎𝒖𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒔𝒖𝒑𝒑𝒐𝒓𝒕 𝒖𝒕𝒐𝒓 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒂𝒘𝒂𝒍 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒂𝒊 𝒔𝒆𝒍𝒆𝒔𝒂𝒊𝒏𝒚𝒂 𝒏𝒂𝒔𝒌𝒂𝒉 𝒊𝒏𝒊.

𝑺𝒆𝒎𝒐𝒈𝒂 𝒌𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏 𝒔𝒖𝒌𝒂
𝑨𝒎𝒃𝒊𝒍 𝒑𝒆𝒍𝒂𝒋𝒂𝒓𝒂𝒏𝒏𝒚𝒂 𝒚𝒂...
𝑰𝒏𝒈𝒂𝒕 𝒕𝒖𝒈𝒂𝒔 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒔𝒆𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊 𝒇𝒂𝒏𝒔 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒃𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒎𝒆𝒏𝒅𝒖𝒌𝒖𝒏𝒈 𝒃𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒖𝒌𝒖𝒏𝒈...
𝑰𝒅𝒐𝒍𝒂 𝒂𝒌𝒖 𝒅𝒂𝒏 𝒊𝒅𝒐𝒍𝒂 𝒌𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒗𝒆𝒓𝒔𝒊 𝒕𝒆𝒓𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒑𝒆𝒏𝒊𝒍𝒂𝒊𝒂𝒏 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒎𝒂𝒔𝒊𝒏𝒈-𝒎𝒂𝒔𝒊𝒏𝒈

𝑺𝒂𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌 𝒃𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌

𝑳𝑶𝑽𝑬 𝒀𝑶𝑼 𝑴𝑶𝑹𝑬 𝑮𝑼𝒀𝑺𝑺..

𝑺𝑨𝑴𝑷𝑨𝑰 𝑲𝑬𝑻𝑬𝑴𝑼 𝑫𝑰 𝑵𝑨𝑺𝑲𝑨𝑯 𝑺𝑬𝑳𝑨𝑵𝑱𝑼𝑻𝑵𝒀𝑨...

𝑩𝒀𝑬 𝑩𝒀𝑬𝑬𝑬😭😭😭😭


OmmeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang