Firman berjalan berdampingan dengan mas Zidan dan mas Bobby. Mengawasi pergerakan tiga wanita yang berjalan di depannya.
"Kita kayak bodyguard ini mah. Bukan kayak pacarnya" kata mas Zidan.
"Maaf saya suaminya" jawab mas Bobby membuat mas Zidan menepuk jidatnya.
"Wah aku sendiri ini masih ilegal"
Firman terkekeh mendengar percakapan barusan. Namun, matanya tak bisa lepas dari gadis berjilbab cream itu. Tawa lepasnya membuat pria itu lega.
"Liatin terus jangan sampe lepas" ledek mas Bobby sebelum mengajak mereka untuk menghampiri ketiga wanita itu.
"Kan istri sendiri!" Jawab Firman sambil merangkul mas Zidan disebelahnya.
༶•┈┈⛧┈♛ 𝐹𝑀 ♛┈⛧┈┈•༶
"Mas, njo numpak bianglala (mas ayo naik bianglala) "kata Dyah sambil menarik-narik tangan suaminya."Iya lho, yang. Ayooo!!" Eka juga tak kalah dengan Dyah saat mengajak pacarnya.
"Boleh, mas?" Tanya Mee setengah berbisik.
Dengan hanya memperhatikan gerak bibir gadis itu, Firman bisa menjawabnya "boleh, cil. Tapi harus sama aku"
"Iya iya ayo kita naik" kata mas Bobby sambil menggandeng tangan Dyah.
Mee dan Firman naik disalah satu keranjang. Hanya mereka berdua disana. Sedangkan Dyah dan Bobby berada dalam satu keranjang dengan Eka dan Zidan.
Firman memperhatikan Mee yang menatap kearah luar. Diam-diam ia mengambil ponsel dan memotret Mee.
"Ih, difoto. Bilang dong kalo mau foto aku. Biar aku pose dulu. Pasti jelekkan aku di kameramu tadi?!" Oceh Mee. Ia merebut ponsel di tangan Firman dan mengeceknya.
"Cantik, cil. Jadi candid gitu lho"
"Ah bohong! Aneh ini mukaku. Kayak malah planga-plongo. Ulang, biar aku pose dulu" Mee memberikan ponsel itu pada Firman.
Pria itu menurut. Ia mengambil beberapa gambar sampai Mee bingung harus berpose seperti apa lagi.
"Eh udah, suami! Aku mati gaya ini"
Namun, Firman tidak menggubris dan masih terus memotret Mee "memoriku masih banyak, cil. Sayang kalo gak dipenuhin foto kamu"
"Ya, enggak gitu juga, mas. Eh udah. Plis. Masih banyak lho momen lain" Mee mencoba menghentikan Firman dengan merebut ponsel pria itu.
Akan tetapi Firman tampaknya lebih pintar mengelak, sampai Mee hampir terjelungup jika pria itu tidak cepat menangkapnya.
"Makanya anteng, bocil!" Ucapnya sembari membantu Mee untuk duduk kembali dengan benar.
Mee masih tertawa terbahak bahak "ya habisnya kamu tuh. Mana pake flash lagi. Keliatan kelip-kelip dari mana-mana. Dikira apaan nanti" oceh Mee masih sambil sedikit tertawa.
"Ya nggak papa. Biar orang tau kita lagi bucin"
"Ada yang iri nanti. Banyak jomblo di pasar malam ini, mas"
Firman terkekeh. Ia menepuk nepuk puncak kepala Mee lalu berkata "harus sama aku terus"
"Ya kan aku istri kamu. Kalo gak sama aku mau sama siapa kamu, mas?"
"Bagaimanapun nanti badainya, kapal kita gak boleh karam. Gak ada yang boleh gantiin posisi aku atau kamu diantara kita, Mee" ucap Firman serius.
"Bukan cuma badai, terkadang kapal bisa karam, saat nahkoda salah membelokkan setir, lalu menumbur karang yang besar" ucap Mee tak kalah serius. Ia menatap dalam mata Firman.
Pria itu tau maksud dari jawaban wanitanya. Tepat saat keranjang mereka tiba diputaran paling atas, Firman menarik Mee kedalam pelukannya dan mengecup keningnya cukup lama. Sampai
"Kasih tau aku kalau kamu lihat batu karang yang besar, supaya aku bisa membelokkan setir kearah lain"
Mee membalas pelukan Firman tak kalah erat. Setelah pembicaraan itu, mereka lama saling tatap sambil melempar senyum menghabiskan putaran bianglala kebawah.
Mereka berenam sudah turun dari bianglala dan sedang berkeliling stand makanan. Mereka juga sudah cukup banyak memainkan banyak wahana pasar malam. Kini waktunya mengisi perut dan pulang.
"Mee, foto kita bertiga tadi bagus gak?" Tanya Dyah. Mereka bertiga memang sempat foto saat berada di beberapa wahana tadi.
"Bagus, mbak. Kayaknya tapi. Hehe" jawab Mee sambil cengengesan.
"Kalo jelek kita salahin pacar saya!" Kata Eka sambil melirik jahil ke Zidan.
"Dih, kok aku. Lihat aja. Kalian bakal terpesona karna hasil potretan aku!" Jawab Zidan sambil memukul dadanya bangga.
Eka menyenggol lengan pacarnya "awas aja kalo gak sesuai ekspetasi. Kamu harus nikahin aku"
"BENEERRR" jawab mereka serempak kecuali Zidan yang hanya memejamkan mata sekilas lalu kembali menatap Eka dengan senyum manisnya.
"Sabar ya. Dananya sudah cukup. Tinggal nungguin kamu selesai skripsi dulu, yaa"
"Uhhuyyy, ditungguin nih"
"Zidan mode setia"
"Kapal Zidan Eka jaya... Jaya.. Jayaa"
"Kiw kiw"
Mereka dengan kompak meledek pasangan ilegal ini sampai mereka salting sendiri.
"Hahaha sudah sudah. Ini kita jadinya mau makan apa?"
"Kalian mau makan apa?" Tanya Firman sambil menatap tiga wanita di hadapannya.
"Seblak level 15" jawab mereka kompak.
"Heee sembarangan!" Jawab para pria itu juga berbarengan.
"Selain seblak deh. Gak usah makan pedes-pedes, males nemenin ke wc nanti" sambung Bobby.
"Yee, tadi nanya. Ya nggak, Mee, Ka?"
Mereka mengangguk "salah Omman ini, pake nanya segala"
"Eh kita kalo gak nurutin mood cewek, malah kita juga yang susah plus repot" jawab Firman.
"Iya bener juga, mas bob" kata Zidan.
"Ih nggak papa. Makan seblak aja, standnya dibelakang kita ini" kata Dyah sambil menaik-naikkan alisnya.
"Gak! Gak boleh makan seblak. Kita makan yang lain aja!" Kata Firman. Ia menatap Mee tajam.
"Makan apa to mbak, enakknya?" Tanya Mee "mas Man melototin aku mulu, ih. Wedi e "
"Mck... Gak papa kita makan seblaknya besok aja. Kalo gak ada mereka" jawab Eka sambil berbisik.
"Iya. Kita nurut aja. Makan bakso aja kali, atau nasi goreng. Gimana?"
"Ih tapi pengen makan sate aja, mbak"
"Ide bagus itu! Aku juga lama gak makan sate" jawab Eka antusias.
"Heh kalian mikir makan aja, kayak sidang isbat. Cepet"
"Ya udah. Sate aja, oke?"
"Okee" jawab Mee dan Eka berbarengan.
"Sate" jawab Dyah dan diiringi anggukan Mee dan Eka.
"Oke. Yuk cari tukang sate. Gampang tinggal cari aja yang banyak asepnya" kata Bobby sambil meraih tangan Dyah untuk digandeng.
Firman juga merangkul Mee dan berjalan bersebelahan dengan Bobby dan Dyah.
"Heh! Dilarang mesra didepan pasangan ilegal!" Sindir Eka. Namun hanya dibalas lambaian tangan oleh Firman.
༶•┈┈⛧┈♛ 𝐹𝑀 ♛┈⛧┈┈•༶
KAMU SEDANG MEMBACA
Ommee
Teen FictionMencintai gadis dengan segala luka memang bukanlah hal yang biasa... Tapi, Ameelya menemui sosok pria yang bisa membuatnya kembali melihat dunia... Dia adalah Firman Maulana... Mencintai gadis luka itu dengan segala macam cara, berjuang demi terbit...