(51)Terbongkar pt.2

568 27 0
                                    

Saat menerima pesan dari Mee, Firman sedang menikmati kopinya di WTS. Ia terkejut bukan main sampai tersedak kopi panasnya.

"As*. 𝘚𝘰𝘱𝘰 𝘴𝘦𝘯𝘨 𝘯𝘨𝘪𝘳𝘪𝘮 𝘪𝘬𝘪!" Umpat Firman kesal.

Ia bangkit dari duduknya, dan langsung dihampiri oleh Mas Ado yang sedang duduk tak jauh darinya.

"𝘌𝘩 𝘯𝘨𝘰𝘱𝘰, 𝘔𝘢𝘯?"

Firman menoleh dengan wajah kesal. Kilatan amarah terlihat jelas di matanya. "𝘌𝘯𝘦𝘬 𝘴𝘦𝘯𝘨 𝘧𝘪𝘵𝘯𝘢𝘩 𝘢𝘬𝘶, 𝘔𝘢𝘴 𝘈𝘥𝘰!"

"𝘍𝘪𝘵𝘯𝘢𝘩 𝘱𝘪𝘦 𝘮𝘢𝘬𝘴𝘶𝘥𝘮𝘶? 𝘍𝘪𝘵𝘯𝘢𝘩 𝘰𝘱𝘰?"

Firman mengacak rambutnya frustasi, ia menendang kerikil kecil di depan kakinya sambil berteriak. Meluapkan emosi yang ingin meledak saat itu juga.

"𝘖𝘯𝘰 𝘴𝘦𝘯𝘨 𝘯𝘨𝘪𝘳𝘪𝘮 𝘧𝘰𝘵𝘰 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘣𝘪𝘦𝘯, 𝘔𝘢𝘴. 𝘍𝘰𝘵𝘰 𝘱𝘢𝘴 𝘢𝘬𝘶 𝘴𝘦𝘩 𝘬𝘢𝘳𝘰 𝘉𝘪𝘢 𝘯𝘢𝘯𝘨 𝘶𝘮𝘢𝘩𝘬𝘶. 𝘋𝘪𝘬𝘪𝘳𝘪𝘮 𝘮𝘢𝘳𝘦𝘯𝘨 𝘔𝘦𝘦. 𝘚𝘢𝘬 𝘪𝘬𝘪 𝘯𝘥𝘦𝘦 𝘯𝘥𝘢𝘬 𝘯𝘨𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘵 𝘵𝘦𝘭𝘱𝘰𝘯𝘬𝘶!" Firman meletakkan tangan dipinggang. Nafasnya memburu karna emosi.

"𝘚𝘦𝘬, 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘵𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘶𝘭𝘶. Kamu kan bisa masuk ke whatsapp Mee. Kamu cek, siapa yang ngirim" Mas Ado menyentuh bahu Firman dan menatapnya dengan tatapan lembut bagai seorang ayah.

"Oh iya. Bener kamu, Mas Ado" Firman mengecek ponselnya.

Mas Ado membawanya untuk kembali duduk dan berusaha meredam emosi Firman dengan menemani pria itu.

Kini Firman sibuk mengotak atik ponselnya. Ia sempat kebingungan karena ingatannya 𝘴𝘵𝘶𝘤𝘬 saat melihat kode QR yang tidak bisa discan.

Tapi dengan gerakan lincah akhirnya Firman dapat dengan mudah menyadap whatsapp sang istri. Hanya ada dua nama kontak, karena semua diarsipkan. Kecuali, dirinya dan sebuah nomor tak dikenal.

Langsung saja, Firman membuka 𝘳𝘰𝘰𝘮 𝘤𝘩𝘢𝘵 Mee dengan nomor baru tersebut. Ia membaca 𝘭𝘢𝘴𝘵 𝘤𝘩𝘢𝘵 dengan mata terbuka lebar.

Pria itu menggulir semua chat Mee dengan orang itu. Ia terkejut, ketika menyadari ternyata selama ini Mee di teror nomor tak di kenal. Tapi kenapa wanita itu diam? Ini hal penting yang seharusnya Firman tau.

"Siapa, Man?" Tanya Mas Ado penasaran.

"Dylon" jawab Firman pelan tapi terdengar penuh amarah. Pria itu sampai meremat ponselnya kuat.

༶•┈┈⛧┈♛ 𝐹𝑀 ♛┈⛧┈┈•༶

Firman melangkah cepat di ikuti Mas Ado di belakangnya. Ia memasuki sebuah restoran besar tempat di mana titik merah di ponselnya berkedip.

Setelah mengetahui siapa dalang dibalik pesan teror itu, Firman segera melacak sang pelaku. Sulit memang, tapi berkat bantuan Mas Cahyo juga temannya yang bekerja di konter besar Magelang. Ia bisa sampai di sini. Menghampiri pria kurang ajar yang membuat rumah tanggnya hampir hancur.

"Man... " Panggil Mas Ado ketika menyadari sesuatu di ujung sana.

Terlambat, Firman telah melihatnya lebih dulu. Emosinya kian memuncak dan ingin ia ledakkan kepada dua sejoli disana.

"𝘚𝘦𝘬, 𝘔𝘢𝘴 𝘈𝘥𝘰!" Dengan langkah lebar, Firman berjalan cepat menghampiri dua orang itu.

Mas Ado berlari untuk mencegah Firman berbuat kedibutan di restoran ini. Namun, semua terlambat.

OmmeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang