Ternyata, semua anggota sedang berkumpul. Mereka bernyanyi dengan bertabuh gendang yang dimainkan mas Reza. Firman juga memetik gitarnya menambah melodi musik di sanggar.
Mee dan dua wanita itu duduk diantara mereka semua. Firman melambaikan tangan kepada istrinya agar mendekat.
Setelah Mee duduk disampingnya, langsung saja Firman menjadikan pundak Mee sebagai sandaran.
"Berat lho kamu tuh, mas!" Omel Mee pelan
"Bentar ya, sayang. Mas capek banget" jawab Firman berbisik.
Mee hanya dapat pasrah dan menyandarkan punggung pada dinding. Tanpa sadar bibirnya ikut bersenandung mengikuti mereka semua.
SAK GEDENE ROSO LAN USAHAMU NGGO AKU
RA ISO GANTENI DEKHNE NANG ATI KU
NGAPURANE, SAYAAANGKUU
SENG MENANG, TETEP MASA LALUKU
Lagu galau itu diakhiri dengan tawa mereka semua.
"Hayoo, sopo seng galau iki? (Siapa yang galau ini?) Kata mas Faizin.
"Kamu lah, Zin. Ndak dapet-dapet cewek" Jawab mas wahid membuat mereka semua tertawa.
"Ayo nyanyi lagi" Kata Rayyan dan disetujui mereka semua.
"Lagu apa, to? "
"Lamunan!" Jawab mas Reza semangat.
"Oke gassss!" Kata mereka semua serempak.
"Satu... Dua... Tigaa" hitung mas Cahyo yang baru saja selesai mengatur kamera mereka.
WONG AYU AGE NYEDHAK A ING SANDINGKU
NYAWANG MANISE ESEMU
GAWE LEREME ROSOKU, TENTREM ING ATIIKU
HAYWO PEGAT TRESNAMU, SAAAYAAANGKUUU
"Tareeek, mas Cahyoo!" Ucap mas Faizin heboh
PINDHO SAMUDRO PASANG KANG TANPO WANGENAN
TRESNAKU MRING SLIRAMU, SAAYAANGGG
CAHYA NING MBULAN KANG SUMUNAR, ABYOR ING TAWANG
YEKTI SLIRAMU KANG DADI LAMUNAN
Riuh tepuk tangan mengakhiri lagu mereka. Senyum terbit diwajah manis Mee. Ia tidak menyangka mendapatkan keluarga baru ini. Mereka benar-benar menjadi rumah kedua bagi Mee setelah Firman.
"Semoga" batin Mee berbisik.
"Sebentar, ini kerongkongan ku kering banget" kata mas Joko sambil mengambil cangkir dimeja.
"Nyanyi apa lagi nih enaknya? Konten yang ini di isi kita nyanyi-nyanyi aja. Mumpung lagi kumpul semua disini. Setuju ndak?" Ucap mas Cahyo meminta persetujuan.
"Boleh"
"Saya ikut manager"
"Yang penting masuk youtube"
"Yang penting ada cuannya"
"Oke pada setuju ya ini. Kita nyanyi-nyanyi aja. Lanjut mau lagu apa lagi?" Mas Cahyo.
"Ada yang mau request gak?"
Mas wahid menggaruk kepalanya "Anu lho. Lagu apa itu judulnya ya? Yang itu lho"
"Apa, Hid? Mau lagu apa kamu?" Kata mas Reza.
Mas Wahid menjentikkan jarinya "lagu anak lanang, itu lho. Aku jek seneng sama lagu itu"
Mereka pun lanjut menyanyikan lagu jawa yang sedang viral akhir-akhir ini. Mee pun ikut bernyanyi. Di beberapa lagu Mee-lah yang memetik gitar menyeimbangkan tabuhan gendang mas Reza.
Tak terasa, siang pun beranjak sore. Sinar matahari mulai meredup. Mereka semua pun sudah menyelesaikan bahan konten hari ini.
"Cil, pulangnya habis aku ngedit, yo. Soalnya ngejar tayang besok pagi"
"Iyo ndak popo. Nanti aku numpang mandi dirumah mbak Dyah aja" jawab Mee sambil tersenyum.
Firman mengelus puncak kepala Mee. Tatapan tulus itu dalam menusuk hati Mee. "Bahagia terus ya, cil. Aku janji, ndak bakal bikin kamu keinget masa lalu kamu. Aku bakal berusaha jadi obat buat kamu, cil"
"Cukup selalu ada buat aku, mas" jawab Mee pelan "jangan pernah nyembunyiin sesuatu dari aku" sambungnya.
Firman tak langsung menjawab. Ia hanya memeluk Mee dari samping dengan erat.
"Iya. Bakal tak usahain"
Mee memejamkan mata. Entah kenapa jawaban suaminya membuat hatinya tak tenang.
"Tenan lho, mas "
Firman mengangguk lalu mencium kening Mee. "Aku sayang sama kamu, cil. Tapi maaf kalo sikapku gak bisa nunjukin perasaan itu" pria itu melepaskan pelukannya dan menatap dalam wanita yang kini telah resmi menjadi pasangan halalnya.
"Tapi, percaya sama aku. Gimanapun sikapku nantinya, hati aku tetep punyamu, cil"
Mee menunduk, ia takut sekarang. Entahlah, semenjak menikah Mee sering merasa takut. Takut kehilangan rumah barunya.
Tiba-tiba ponsel Mee berdering. Telpon dari Dyah rupanya. Mee buru-buru mengangkat telfon, takut jika Dyah merasa menunggu.
"Hallo mbak, kenapa?"
"Kamu tu dimana, to?"
"Aku sama mas Omman di sanggar, mbak"
"Oalah tak kira dimana. Dicariin dari tadi. Kamu mau ikut Aku sama Eka ndak, Mee? "
"Mau kemana, mbak? "
"Ndelok sunset. Ini sama Rayyan sama mas Cahyo juga"
Mee melirik Firman bermaksud meminta izin. Pria itu hanya mengangguk sambil tersenyum.
"Iya mbak. Aku udah izin kok sama mas Omman"
"Yowes. Tak tunggu di depan ya, Mee"
Setelah mengiyakan telpon terputus. Mee mengulurkan tangan pada Firman. Bermaksud mencium tangan suaminya.
"Punya uang gak kamu, cil?"
"Ada tapi di rumah mbak Dyah, mas" jawab Mee sembari cengengesan.
Firman merogoh saku celana dan memberikan selembar uang biru kepada Mee "biasanya mereka mampir beli jajan kalo sama Rayyan" ucap Firman tersenyum "hati-hati dijalan. Have fun, babe"
Mee mencium kedua pipi Firman sebelum berlari keluar menyusul Dyah dan yang lain.
"Sekarang prioritas aku adalah senyummu, Ameelya" Kata Firman sambil memperhatikan Mee yang sedang tertawa dengan Rayyan dan Eka, sebelum masuk kedalam mobil milik mas Cahyo.
༶•┈┈⛧┈♛ 𝐹𝑀 ♛┈⛧┈┈•༶
𝑳𝑶𝑽𝑬 𝒀𝑶𝑼 𝑩𝑼𝑨𝑻 𝑲𝑨𝑳𝑰𝑨𝑵 𝒀𝑨𝑵𝑮 𝑩𝑨𝑪𝑨 𝑺𝑨𝑴𝑷𝑬 𝑺𝑰𝑵𝑰𝑰...
𝑻𝑶𝑳𝑶𝑵𝑮 𝑲𝑨𝑳𝑶 𝑨𝑫𝑨 𝑺𝑨𝑳𝑨𝑯 𝑫𝑰 𝑲𝑶𝑴𝑬𝑵 𝒀𝑨!!
𝑱𝑨𝑵𝑮𝑨𝑵 𝑫𝑰𝑬𝑴-𝑫𝑰𝑬𝑴 𝑨𝑱𝑨...
𝑺𝑨𝑳𝑨𝑴 𝑺𝑹𝑶𝑻𝑶𝑷 𝑫𝑨𝑹𝑰 𝑶𝑴𝑴𝑨𝑵 𝑫𝑨𝑵 𝑴𝑬𝑬

KAMU SEDANG MEMBACA
Ommee
Roman pour AdolescentsBAB NYA GAK BISA DI PERBAIKIN GAIS, JADI KALAU MAU BACA MANUAL AJA YA LIAT DI DAFTAR ISI NYAAA Mencintai gadis dengan segala luka memang bukanlah hal yang biasa... Tapi, Ameelya menemui sosok pria yang bisa membuatnya kembali melihat dunia... Dia a...