(12) Angin itu pasti datang

865 31 0
                                    

Mee baru saja menyelesaikan pekerjaan rumahnya. Ia duduk diteras rumah sambil masih memegangi sapu. Memandangi halaman rumah minimalis yang tertutup pagar tembok.

Wajar saja, ia memebeli satu unit rumah di perumahan yang membuat bangunannya sama dengan rumah-rumah lain di komplek ini.

"Gabut banget" desahnya. Ia mengayunkan sapu.

Ditinggal ke bc sendirian dirumah oleh pria itu membuat Mee merasa kesepian. Ya, karna ia kini terbiasa hidup berdua. Tidak lagi sendiri seperti dulu.

"Mamah... Anak mamah ini udah menikah lho, mah. Mee sudah punya suami sekarang. Mamah dimana? Mee rindu..." Ucapnya lirih.

Siapa yang tidak merindukan sosok ibu, yang kepergiannya sangat tidak pernah dibayangkan oleh wanita itu sendiri. Mungkin, memang bukan pergi selamanya. Namun, Mee kehilangan kasih sayang wanita yang ia sebut sabagai ibu.

"Papa, Mee sudah ketemu laki-laki yang bisa jagain Mee. Yang bisa menjadikan dia sosok ayah buat Mee. Sekaligus mamah juga buat Mee. Anak gadis papa udah menikah... " Mee menatap langit. Lalu tak sengaja air mata itu meluncur begitu saja dari matanya.

"Mee kangen sama kita. Kangen mamah, papa juga kangen Kakak. Mee memang menemukan keluarga baru. Tapi, kalian tetep keluarga Mee nomer satu. Walau kata keluarga sudah hancur diantara kita" Mee mengucapkan kalimat itu dengan derai air mata.

Jika sedang sendiri, Mee memang sesensitif itu. Maka dari itu, Tuhan mendatangkan sosok Firman Maulana sebagai alasan wanita itu untuk bertahan.

Dengan langkah gontai wanita itu masuk kedalam rumah. Tak lupa mengunci pintu, sesuai pesan suaminya.

Mee menjatuhkan tubuhnya di kasur. Ia meraih ponselnya untuk melihat galeri lama. Melepas rindu dengan rangkaian momen keluarganya dahulu.

Namun, ada salah satu notifikasi yang membuatnya teralihkan. Bukan notifikasi dari Firman. Melainkan nomer tanpa nama yang mengartikan itu pesan dari orang baru.

08xxxx
Mee...

Hanya itu pesan yang tertulis. Mee cepat membalas pesan itu.

Mee
Maaf, ini siapa?

Tanpa lama menunggu, ternyata nomer itu telah membalas jawaban pesan dari Mee. Menandakan bahwa orang dibalik nomer itu memang menunggu balasan dari Mee.

08xxxx
Siap-siap dengan rahasia yang bakal terbongkar, anak baik:)

Mee mengerutkan kening membaca pesan itu. Namun, ia tak menghiraukannya. Ia berfikir bahwa itu adalah nomer usil, atau salah tujuan. Mungkin.

Ia keluar dari room chat dan membuka pesan dari suaminya.

Mas Omman❤
Cil, wes rampungan urung, to? (Cil, sudah selesai belum, sih?)

Mee
Sudah, mas. Ini mau mandi.

Selang beberapa detik pria itu telah membalas pesan Mee.

Mas Omman❤
Kesini, ya. Biar tak jemput.

Mee
Eh, ndak usah. Aku habis ini mau tidur aja. Kesel ee.

Man Omman❤
Yowes, lek ngunu. Selamat istirahat, ndoro putri"

Mee
Oke. Semangat kerjanya, ndoro putra

Mas Omman❤
Siap, Ndoro💖

Mee tersenyum lalu meletakkan ponselnya. Ia bergegas pergi kekamar mandi untuk bebersih.

OmmeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang