Mas Cahyo dan Mas Ado sibuk mengotak atik ponselnya. Begitu juga dengan Zidan. Ia tampak mondar mandir sambil menelpon seseorang.
"Gak ada, Mas Yok. Omman gak ada main sama temen-temennya hari ini" teriak Zidan.
Hari sudah mulai gelap. Namun, Firman tak kunjung datang kembali ke bc. Hal yang lebih mengejutkan adalah ketika Rayyan menelpon Mee tadi.
Rayyan menanyakan tentang Firman. Apakah pria itu benar-benar pulang kerumah. Tapi jawabannya nihil. Mee tidak bisa menghubungi pria itu hari ini, ia juga tidak merasa suami itu pulang dari tadi.
"MAS YOOKKKK!!! LIHAT INI, AKU DAPET FOTO INIII!!!" Reza datang dengan nafas terengah engah. Tampaknya pria itu memang sengaja berlari dari sanggar ke bc.
"Kenapa kamu, luk? Foto apa?"
Luki adalah nama lain dari Reza yang sering digunakan di sanggar. Luki Reza Kurnia. Begitulah nama lengkap pria ini.
"Lihat, Mas. Ini Omman to! Ini pap dari temenku yang kerja disana"
"Astagfirullah" ucap seluruh tim berbarengan.
"Tenan cah kae! Jan MasyaAllah Firman, wes jemput saiki. Jemput, ndang!!" Mas Joko sampai tidak sengaja mendorong bahu Mas Cahyo.
"Iya iya. Ayo jemput sekarang! Ini tempat yang dulu itu kan?" Mas Cahyo menatap Reza cemas. Ia sangat kalut sekarang, bagaimana bisa Firman datang ketempat yang sudah diharamkan itu.
"Enggeh, Mas. Tempat seng podo, pas mbien ndee jek sering minum"
"Terimakasih, Luk!"
Semua tim langsung bersiap untuk menjemput Firman di tempat itu. Tempat dimana banyak minuman beralkohol serta lampu yang berkelap kelip dengan suara musik yang memekakkan telinga.
"Jan anak lanang kaee. Ya Allah, gusti... Kok iso kelepasan to kami iki. Pie Jan ee" Mas Ado mengucek matanya yang terasa berair.
"Mee di rumah sendiri, Mas Jok?" Tanya Zidan saat mereka sudah mulai meninggalkan bc menggunakan mobil.
"Gimana, Yok?"
"Tadi aku sudah nyuruh Eka buat nemenin. Ada Nanda juga. Soalnya mereka berdua sekalian lewat dari manaa... Gitu katanya"
"Oalah iya bagus deh kalo ada yang nemenin, takutnya kenapa-kenapa gak ada yang nolongin. Punya trauma to Mee iku?"
Mereka mengiyakan perkataan Zidan. Rayyan yang masih terkejut hanya diam menatap luar jendela. Ia merasa bersalah karna tidak bisa menahan pria itu dari awal.
Hampir dua puluh menit perjalanan, mereka tiba ditempat itu. Zidan dan Mas Cahyo buru-buru turun dari mobil. Mereka berlari masuk untuk cepat menemukan Omman di dalam sana.
"Kenapa gak kita susul tadi pas baru berangkat?" Ujar Rayyan dengan suaranya yang sangat lirih.
Rayyan dan Mas Joko duduk di jok paling belakang, sedangkan Mas Ado duduk ditengah sendirian.
"Iya ya. Padahal kan sudah di ajak sama kamu, ndul. Maafin kami ya!"
Rayyan hanya menunduk lesu. Ia tidak sanggup melihat Omman nanti. Rayyan memilih menatap luar jendela sambil memainkan jemarinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ommee
Novela JuvenilBAB NYA GAK BISA DI PERBAIKIN GAIS, JADI KALAU MAU BACA MANUAL AJA YA LIAT DI DAFTAR ISI NYAAA Mencintai gadis dengan segala luka memang bukanlah hal yang biasa... Tapi, Ameelya menemui sosok pria yang bisa membuatnya kembali melihat dunia... Dia a...