Mee menarik gelas milik Firman lalu menukar dengan gelasnya. Pria itu hanya memperhatikan tanpa membantah sama sekali.
"Mas, kamu tu sesekali ajakin aku nyeblak ngapa sih. Semenjak nikah aku gak pernah lagi tau beli seblak! " gerutu Mee sambil menyuapkan satu buah pentol bakso ke mulutnya.
"Seblak itu gak sehat" jawab Firman tanpa menoleh.
"Ayolah, Mas... Sekali aja. Pingin banget ngerasain makan seblak bareng kamu. Sore-sore naik motor berdua... Kamu pake kaos aku pake baju tidur dilapis Cardigan doang. Lucu tau! " Mee menatap Firman memohon.
"Gak bagus, Cil. Yang lain aja kalau mau" kata Firman sambil menggulir layar ponsel.
Mee mendengus sebal "Mck ah. Kamu tuh, aku tu maunya seblak Mas Firman... Gak mau yang lain"
"Sayangku, cintaku, 𝘴𝘦𝘯𝘨 𝘱𝘢𝘭𝘪𝘯𝘨 𝘶𝘶𝘢𝘢𝘺𝘺𝘶𝘶𝘶𝘶 𝘥𝘦𝘸𝘦 𝘴𝘢𝘬 𝘫𝘢𝘨𝘢𝘵, 𝘳𝘶𝘯𝘨𝘰𝘬𝘯𝘰 𝘮𝘢𝘮𝘢𝘴𝘮𝘶 𝘴𝘦𝘯𝘨 𝘯𝘨𝘨𝘢𝘯𝘵𝘦𝘯𝘨 𝘪𝘬𝘪. Seblak itu gak bagus untuk lambung, Cil. Pedes, terus campur-campur isinya, mana benyek lagi! "
Mee mengerucutkan bibirnya. Ia menendang kaki Firman. Kesal sebab makanan favoritnya dihina. "Dasar, gak punya hati!"
"Hati aku diambil kamu semua" jawab Firman sekenanya.
"Tau lah males aku! " jawab Mee dengan nada sebal. Ia memasukkan pentol kesekian kedalam mulutnya.
Melihat itu Firman hanya tersenyum. Niatnya baik, bukan melarang demi kesenangannya. Namun, Mee bukanlah tipe wanita yang kalau makan pedas setengah-setengah. Ia akan memakan level 𝘩𝘪𝘨𝘩 untuk kesenangannya nanti. Dan itu akan membuat perutnya panas setelahnya. Firman hanya melindungi Mee agar tidak diare nantinya.
𝘋𝘥𝘳𝘳𝘳𝘳𝘳𝘳𝘵𝘵𝘵𝘵𝘵 𝘥𝘳𝘳𝘳𝘵𝘵𝘵𝘵𝘵
Ponsel Firman yang tergeletak di atas meja bergetar. Membuat sang empu menekan tombol hijau lalu 𝘮𝘦-𝘭𝘰𝘶𝘥 𝘴𝘱𝘦𝘢𝘬𝘦𝘳 agar Mee juga mendengar.
"𝘈𝘴𝘴𝘢𝘭𝘢𝘮𝘶'𝘢𝘭𝘢𝘪𝘬𝘶𝘮, 𝘔𝘢𝘴?"
"Waalaikumsalam, Cang. 𝘗𝘪𝘦? "
"𝘔𝘣𝘢𝘬 𝘈𝘭𝘪𝘯𝘢 𝘸𝘦𝘴 𝘵𝘦𝘬𝘰. 𝘋𝘪 𝘬𝘰𝘯 𝘪𝘣𝘶 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘯𝘦 𝘴𝘢𝘬 𝘪𝘬𝘪! "
Firman tak langsung menjawab. Ia menatap Mee yang juga menatapnya sambil meminum es teh.
"𝘔𝘢𝘴? "
"𝘓𝘦𝘬 𝘢𝘬𝘶 𝘭𝘶𝘯𝘨𝘰 𝘸𝘢𝘦 𝘱𝘪𝘦, 𝘊𝘢𝘯𝘨?" Terdengar nada menyerah dari pertanyaan Firman.
"𝘖𝘫𝘰 𝘯𝘨𝘶𝘯𝘶, 𝘔𝘢𝘴. 𝘠𝘰 𝘱𝘪𝘦 𝘺𝘰... 𝘔𝘦𝘭𝘢𝘴 𝘪𝘣𝘶, 𝘙𝘦𝘯𝘦 𝘰 𝘴𝘦𝘬. 𝘔𝘣𝘢𝘬 𝘈𝘭𝘪𝘯𝘢 𝘸𝘦𝘴 𝘬𝘦𝘵 𝘮𝘢𝘶!"
"Iya, aku sama Mbak mu makan dulu"
Sambungan terputus. Firman meletakkan ponselnya diatas meja dengan sedikit membantingnya. Perasaanya campur aduk. Bukan deg-degan bercampur bahagia, melainkan sedih, kesal, marah juga lebih banyak sakit. Firman tidak siap untuk kembali ke rumah sakit dan mendengar semua pembahasan yang sudah ditetapkan itu.
"Emang mau ngomongin apa sih, Mas? Kayaknya penting banget, ya? "
Mendengar itu Firman tersenyum lalu menggeleng. Ia menyentuh tangan Mee dan mengusapnya.
"Bahas apa, Mas? " tanya Mee mendesak.
"Sesuatu yang bakal nyakitin kita, Cil"
༶•┈┈⛧┈♛ 𝐹𝑀 ♛┈⛧┈┈•༶
KAMU SEDANG MEMBACA
Ommee
Fiksi RemajaMencintai gadis dengan segala luka memang bukanlah hal yang biasa... Tapi, Ameelya menemui sosok pria yang bisa membuatnya kembali melihat dunia... Dia adalah Firman Maulana... Mencintai gadis luka itu dengan segala macam cara, berjuang demi terbit...