Firman sampai di bc. Ia segera masuk kedalam dan menghampiri Mee yang terduduk dikursi.
"Cil, 𝘱𝘪𝘦 𝘬𝘰𝘸𝘦 𝘬𝘪. 𝘒𝘰𝘬 𝘪𝘴𝘰 𝘯𝘥𝘢𝘥𝘢𝘬 𝘵𝘪𝘣𝘰? (Cil, gimana sih kamu ini. Kok bisa tiba-tiba jatuh"
"Eh, iya kesandung" ucap Mee menunduk.
"Mana yang luka? Mas mau lihat!"
Mee menaikkan celananya, memperlihatkan lututnya yang lebam kebiruan dengan luka ditengahnya.
"𝘑𝘢𝘯 𝘬𝘰𝘸𝘦 𝘬𝘪, 𝘤𝘪𝘭. 𝘖𝘫𝘰 𝘱𝘭𝘢𝘺𝘰𝘯 𝘮𝘢𝘬𝘢𝘯𝘦! (Playon=lari)" Firman mengusap kepala Mee. Menatapnya khawatir.
Mee mengerucutkan bibirnya. Ia mengangguk lalu menyandarkan kepalanya di bahu Firman. Memejamkan mata.
Tiba-tiba ide jahil muncul di benak Firman. Ia melirik Mee yang sedang memejamkan matanya lalu...
𝘗𝘭𝘢𝘬𝘬
Dengan sengaja pria itu memukul lutut Mee pelan. Membuat sang empunya terlonjak kaget hampir memekik.
"Sakeeett" ledek Firman disambung dengan tawa jahilnya.
"Kamu tuh ya. Tidur di bc aja malem ini! Gak usah pulang!" Mee melipat tangan lalu membuang muka.
"Ya. Kan sama kamu" goda Firman sambil mencubit pipi Mee.
"Gak sudi!" Mee menghempaskan tangan Firman yang terus mencoba untuk menyentuhnya.
"Sana balik ke sanggar!" Usir Mee pada akhirnya.
"Oke" Firman beranjak berdiri. Lalu melangkah keluar bc.
"Awas, ada mbah jumantoro tuh lagi liatin kamu" teriak Firman dari pintu luar.
"FIRMAN MAULANAAAA!!!!" Mee berteriak sampai pria itu harus menutup rapat telinganya menggunakan kedua tangan.
"Dadaaaahhh sayaaangg!!" Mee mendengar suara Firman mulai menjauh. Dengan perasaan jengkel, Mee berjalan tertatih-tatih keluar.
"Ih, diajak kek. Malah ditinggal" gerutu Mee. Ia melirik kebelakang, teringat perkataan Firman tadi.
Mee mengusap tengkuknya "Ih horor bangetkan jadinya" ucapnya menahan tangis.
Wanita itu duduk di bangku luar. Memainkan ponselnya. Ia jadi teringat pesan yang didapatnya beberapa hari lalu. Nomor yang sama dengan pengirim pesan yang Mee pikir adalah orang iseng atau salah sambung.
08xxxx
Mee, kamu di alun-alunkan? Aku punya rahasia besar tentang Firman. Cepat temui aku. Suamimu lagi sama aku disini!"
𝘚𝘦𝘯𝘥 𝘢 𝘱𝘪𝘤𝘵𝘶𝘳𝘦Dua pesan itu sangat mengganggu Mee akhir-akhir ini. Orang itu juga mengirimkan foto Firman dari jarak dekat, saat pria itu sedang membeli jagung bakar. Tapi, Mee tidak punya keberanian untuk mengatakan hal itu pada suaminya.
"Mas, kayaknya ada karang deh didekat kapal kita" gumam Mee.
Ia mematikan ponselnya, lalu menyandarkan kepala di sandaran kursi. Sesekali meringis saat merasakan nyeri dilututnya.
Selang beberapa detik kemudian, suara motor yang berhenti di depan bc membuat Mee membuka matanya. Ia melihat Rayyan memasuki bc lalu melempar senyum kearahnya.
"Selamat siang, ndoro ratu. Saya Muhammad Rayyan Rahardiansyah, diutus oleh tuan raja Firman Maulana untuk menjemput anda. Sudilah kiranya untuk ratu berkenan ikut saya menaiki kereta bermesin itu untuk menuju sanggar" Rayyan membungkukkan tubuhnya dan meletakkan tangan di dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ommee
JugendliteraturMencintai gadis dengan segala luka memang bukanlah hal yang biasa... Tapi, Ameelya menemui sosok pria yang bisa membuatnya kembali melihat dunia... Dia adalah Firman Maulana... Mencintai gadis luka itu dengan segala macam cara, berjuang demi terbit...