(53) Tasyakuran di rumah Firman

913 81 10
                                    

Sudah terlanjur dipersiapkan, akhirnya acara itu tetap dilaksanakan sebagai tasyakuran Mee dan Firman juga tasyakuran karena operasi yang berjalan dengan lancar.

Ramai orang yang datang tidak hanya dari dekat rumah saja. Banyak fans dari luar kota yang ikut merayakan. Tasyakuran ini bersifat terbuka, maka tidak ada batasan untuk siapa saja yang boleh datang.

Mee menyandarkan punggungnya dengan mata terpejam. "Capek ya, Mas" ucapnya pelan.

Firman tertawa dan mengelus puncak kepala Mee dengan sayang. "Sabar ya, Cil. Hitung-hitung flashback pas nikah dulu"

"Iya sih, tapi Mee ngantuk" Mee menoleh menatap suaminya yang ada disamping nya.

"Kalo emang capek masuk aja ya? Kita istirahat di dalem. Kalau di sini banyak fans minta foto pasti" Firman mulai kasihan karena Mee sudah terlihat sangat lelah. Wajahnya kuyu walau tertutup make up.

Wanita itu mengangguk dan langsung menarik tangan Firman untuk masuk kedalam rumah. Biarlah jika ada yang fans ingin foto, agar foto bersama tim yang lain.

"Laper gak, Cil?" Tanya Firman sambil memakan lemper yang ada di piring.

"Iya lho, Mas. Ayo makan" ajak Mee. Ia juga sibuk memakan apa yang Firman makan.

Mereka melangkah menuju dapur. Di sana ramai orang yang sedang menyiapkan stok makanan yang sudah habis didepan.

Satu dua menyapa mereka dan menanyakan apa yang pasutri itu butuhkan. Mee dengan sopan menjawab kalau dirinya dan suami lapar.

Seorang ibu-ibu yang paling sibuk sedari tadi membawa Mee dan Firman ke sebuah prasmanan dapur. Sepertinya ibu ini ketua permasakan.

"Silahkan, nanti kalau ada yang kurang ngomong aja" ucap Ibu itu sebelum pergi meninggalkan mereka.

Setelah mengambil makan, Mee dan Firman berniat untuk membawa makanannya menuju kamar. Tapi ternyata mereka malah menemukan dua bocah laki-laki, siapa lagi kalau bukan Rayyan dan Faisal. Mereka jongkok di depan pintu kamar Firman.

"Heh, 𝘯𝘨𝘰𝘱𝘰 𝘵𝘰 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯 𝘪𝘬𝘪?" Tanya Firman.

Mereka nyengir menampakkan sederet gigi putihnya. "Numpang tidur lah, Mas. Di kamar ku banyak bayi, ih" kata Faisal sambil memelas.

"Ah, nggak. Ke kamar ibu aja ngapa?!" Firman mengusulkan dengan nada sedikit jengkel.

"Ish, dulu kamar ibu gu gak ada kipas, Mas"

Firman membuang muka dan berkata santai. "Aku mau berduaan sama Mee. Terserah kalian mau tidur dimana!" Setelah mengatakan itu, Firman menarik Mee dan masuk kedalam. Tak lupa pria itu mengunci pintu.

"Ish kasian tau, Mas" Mee berkata dengan nada memelas.

Firman menghidupkan kipas angin dan membuka kemejanya. Tidak merespon ucapan Mee walau ia mendengarnya.

Mee membuka jilbabnya dan berdiri didepan kipas. Menikmati semilit angin yang menerpa tubuhnya.

"Wihh enak banget, gilaa" ucap Mee.

"Ganti bajunya, Cil! " tegur Firman saat melihat Mee malah diam didepan kipas dengan resleting baju di buka.

"Siap, Ndoro Putra" jawab Mee dengan riang. Ia langsung membuka bajunya, dan menerima baju kaos yang Firman berikan.

"Masih nyeri gak?" Firman menyentuh bekas jahitan di perut Mee.

Wanita itu menggeleng sambil tersenyum. Membuat Firman menjauhkan tangannya dan menatap Mee lembut.

"Jangan diulangi lagi. Apapun, kamu harus bilang sama aku! " Firman menunjuk kening Mee "ini sampai bawah, punya aku. Jadi kamu harus laporan ke aku apapun yang kamu rasain, oke Cil?"

Lagi-lagi Mee mengangguk. Semua rangkaian masalah sudah usai. Mee dan Firman dapat kembali bersatu dengan memadu kasih yang telah lama tertunda.

Sudah cukup air mata itu membanjiri Mee dan Firman. Cinta yang besar, do'a yang tidak terputus juga usaha pembuktian yang membuat jatuh bangun sudah dijalani oleh pasutri muda ini.

"Maaf ya, Mas. Mee cuma takut kehilangan dunianya Mee. Kamu bukan cuma rumah. Tapi semesta bagi Mee" wanita itu mengecup pipi Firman.

"Iya, Cil. Aku juga berjuang demi kapal kita biar gak tenggelam. Cukup kita berdua dan anak kita nanti yang bisa membawa kapal ini berlayar terus" dengan tulus, Firman membawa Mee kedalam pelukannya.

"Mas kamu sadar nggak? Kalau kadang aku suka manggil diri sendiri pakai nama. Tapi juga kadang pakai aku. Kenapa coba?"

"Kalau Mee, itu berarti kamu memang bocil yang perlu aku manja. Tapi kalau pakai Aku, kamu istri aku mode dewasa. Ya walaupun, sikap bocilnya masih ada" jawab Firman tepat.

Mee tersenyum menyadari suaminya yang sangat peka dengan apapun yang ada pada dirinya.

"Ayo makan. Nanti keburu disuruh keluar sama ibu. Masih banyak tamu loh disana" kata Firman sambil bangkit untuk duduk di lantai.

Disusul Mee yang juga duduk berhadapan dengan Firman. Sesekali, Mee membuka ponselnya dan menggulir pesan yang masuk.

"Makan dulu! Nanti punyamu aku colong lho, Cil"

Mee segera meletakkan ponsel dan menyantap makanannya dengan lahap. Membuat Firman tertawa karena gemas.

༶•┈┈⛧┈♛ 𝐹𝑀 ♛┈⛧┈┈•༶

𝑊𝐸𝐸𝐸𝐸 𝐽𝐴𝑁𝐺𝐴𝑁 𝐿𝑈𝑃𝐴 𝐵𝐼𝑁𝑇𝐴𝑁𝐺 𝑁𝑌𝐴 𝑌𝐴𝐴𝐴

𝑘𝑢𝑛𝑗𝑢𝑛𝑔𝑖 𝑡𝑖𝑘𝑡𝑜𝑘 𝑑𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑠𝑡𝑎𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑦𝑎 𝑗𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑝𝑎...

OmmeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang