(25) yang terakhir..

759 27 2
                                    

Setelah kejadian beberapa hari lalu, Mee merasa canggung dengan suaminya. Berkali-kali Mee memastikan siapa wanita bernama "Bia" itu dengan bertanya pada suaminya. Namun, pria itu hanya mengatakan bahwa ia dalam keadaan mabuk berat. Dan itu hanya bunga tidurnya saat sedang dalam pengaruh alkohol.

"Percaya sama aku, Cil! Bia itu bukan siapa-siapa" Firman mengenggam tangan Mee.

"Tapi kamu bilang, Bia itu orang yang kamu sayang, Mas" Mee mengatakan itu dengan suara pelan. Jujur, sejak saat itu, Mee benar-benar kehilangan dirinya. Hari-harinya hanya di isi dengan menangis dan melamun.

Firman menarik nafas panjang, ia mengarahkan kepala Mee agar menghadap kepadanya. "Sayangku, Cintaku, 𝘊𝘢𝘩 𝘢𝘺𝘶 𝘴𝘦𝘯𝘨 𝘱𝘢𝘭𝘪𝘯𝘨 𝘵𝘢𝘬 𝘨𝘦𝘮𝘢𝘵𝘦𝘯𝘪... Mas udah bilangkan? Bia memang masa lalu aku, mantanku, oke. Tapi itu jauh sebelum ketemu kamu, Cil"

Ini adalah kali kesekian Firman menjelaskan hal itu pada Mee. Pria itu juga merasakan rumah tangganya hampa setelah kejadian itu. Ia juga kehilangan senyum tulus Mee, tawa Mee, juga keceriaan wanita itu.

Firman juga tidak tahu, bahwa saat mabuk, ia membahas Bia kepada Mee. Kesalahan fatal yang Ia perbuat. Ia benar-benar tidak sadar, bahkan saat melakukan hal itu dengan Mee.

"𝘊𝘪𝘭, 𝘶𝘸𝘦𝘴 𝘵𝘰. 𝘖𝘫𝘰 𝘯𝘨𝘦𝘯𝘦 𝘯𝘦𝘩. 𝘔𝘢𝘴 𝘨𝘢𝘬 𝘵𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘯𝘦𝘯𝘨 𝘬𝘦 𝘸𝘢𝘦 𝘬𝘦𝘵 𝘸𝘪𝘯𝘨𝘪. 𝘔𝘢𝘴 𝘸𝘦𝘴 𝘯𝘨𝘦𝘬𝘦𝘬𝘪 𝘱𝘦𝘯𝘫𝘦𝘭𝘢𝘴𝘢𝘯, 𝘊𝘪𝘭. 𝘔𝘢𝘢𝘧...(Cil, sudah ya. Jangan gini lagi. Mas gak tahan kamu diemin aja dari kemarin. Mas udah ngasih penjelasan, Cil. Maaf) Firman menggenggam tangan Mee. Dan beberapa kali menciumnya.

"Aku gak marah kamu minum-minum, aku tau kamu capek. Aku juga gak papa kamu diemin kayak kemarin, Mas" Mee menatap Firman dalam lalu melanjutkan kalimatnya "tapi, hati perempuan mana yang gak sakit, ketika pasangannya malah membicarakan wanita lain yang jelas-jelas masa lalunya, Mas?"

Firman diam. Ia sadar bahwa dirinya yang salah. Ia jahat dengan masih menyimpan hati untuk Bia. Juga jahat menyembunyikan suatu hal besar yang harus Ia dan Mee jalani sebentar lagi.

Firman berjongkok dihadapan Mee. Menyembunyikan wajahnya dipaha Mee. Pria itu kembali menangis. Bagaimana tidak, Mee merupakan wanita yang menjadi prioritasnya juga menjadi tanggung jawabnya. Ia bertekad bahwa Mee adalah wanita terakhir yang ia cintai setelah ibunya.

Pria itu memang belum sepenuhnya bisa melupakan, Bia. Gadis kristen yang juga pernah Ia sayangi dengan hebatnya. Tapi Posisi Mee di hati pria itu, kini jauh berada diatas Bia. Mee pemilik semua ruang di hati Firman. Dan Mee-lah yang menjadi pemenangnya.

Tapi bagaimana bisa, ia harus menjalani perintah ibunya yang akan amat sangat menyiksa kehidupannya esok. Bagaimana dengan wanitanya? Apakah Mee harus berdampingan dengan luka lagi?

"Cil..."

"𝘌𝘯𝘨𝘨𝘦𝘩, 𝘔𝘢𝘴... "

Firman mengangkat kepalanya dan menatap Mee dari bawah. Ia merasakan tangan Mee yang menghapus lembut air matanya.

"𝘗𝘳𝘪𝘱𝘶𝘯?" Tanya Mee lagi. Ia menangkup wajah pria itu. Senyum palsu itu menghiasi wajah manisnya.

"𝘚𝘦𝘱𝘶𝘳𝘢𝘯𝘦, 𝘊𝘢𝘩 𝘢𝘺𝘶. 𝘔𝘢𝘴 𝘬𝘢𝘵𝘢𝘩 𝘭𝘶𝘱𝘶𝘵 𝘦, 𝘔𝘢𝘴 𝘬𝘢𝘵𝘢𝘩 𝘬𝘪𝘳𝘢𝘯𝘨𝘦. 𝘛𝘢𝘱𝘪, 𝘱𝘦𝘳𝘤𝘰𝘺𝘰 𝘔𝘢𝘴, 𝘊𝘪𝘭. 𝘒𝘰𝘸𝘦 𝘴𝘦𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳. 𝘞𝘦𝘥𝘰𝘬 𝘬𝘢𝘦 𝘨𝘶𝘳 𝘮𝘢𝘴𝘢 𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘯𝘦 𝘔𝘢𝘴. 𝘈𝘱𝘢𝘱𝘶𝘯, 𝘤𝘶𝘬𝘶𝘱 𝘬𝘰𝘸𝘦. 𝘕𝘨𝘨𝘢𝘬 𝘰𝘯𝘰 𝘭𝘪𝘺𝘢𝘯𝘦 ( Maaf, anak cantik. Mas banyak salahnya, Mas banyak kurangnya. Tapi, percaya samaku, Cil. Kamu yang terakhir. Cewek tadi cuma masa lalunya, Mas. Apapun, cukup kamu, nggak ada lainnya)"

Mee mengangguk. Ia membawa Firman untuk berdiri lalu duduk disebelahnya. Mee memeluk Firman dan menumpahkan segala lelahnya di dada pria itu. Pria itu membalas pelukan Mee.

"Maafin Mee Juga, Mas. Mee juga belum bisa jadi yang terbaik buat kamu. Mee egois, ya. Maaf, Mas. Kalau dari kemarin, kamu gak nyaman karna sikap aku yang kekanak-kanakan"

"Sudah ya, Cil. Lupain masalah ini. Jadikan ini untuk pertama dan yang terakhir kali kita berantem"

Mee mengangguk dalam pelukan Firman. Wanita itu benar-benar meluapkan emosinya dengan menangis sesenggukan di dada pria itu.

Dalam hati Firman yang paling dalam. Tekadnya untuk menjadikan Mee satu-satunya bulat. Bia... Biarlah wanita itu hilang oleh waktu. Dan perceraian itu... Firman akan berusaha sebaik mungkin agar perjodohan itu tidak terjadi. Firman hanya ingin Mee, dan tidak akan membagi cintanya pada siapapun. Ia hanya akan menumpahkan segala cinta yang Ia miliki itu untuk Mee.

༶•┈┈⛧┈♛ 𝐹𝑀 ♛┈⛧┈┈•༶



OmmeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang