(30) Badai itu mulai datang

784 43 2
                                    

Firman dituntun oleh Mas Joko untuk kebelakang panggung karna pria itu benar-benar lemas setelah kesurupan.

"Cil..." Adunya saat tiba di dekat Mee. Ia duduk disebelah Mee dibantu oleh Mas Joko.

"Putraaa, Minum... Minta minum" teriak Mas Joko. Tak lama Putra datang sambil memberikan sebotol air mineral pada Mee.

"Gak ada yang sakit lagi, to?"

Firman menggeleng, ia menyandarkan kepalanya di bahu Mee. Matanya terpejam.

"Minum dulu" Mee menyodorkan botol minum itu pada Firman.

Saking lemasnya, Firman sampai harus di bantu oleh Mee untuk memegang botol itu. Mee mengarahkan kipas portabelnya ke wajah suaminya sambil menatapnya khawatir.

Firman mendelosor dan berbaring, menjadikan paha Mee sebagai bantalnya. Dengan begitu Mee dapat lebih mudah mengusap dan memijat kepala suaminya. Ia juga masih mengipasi Firman dengan kipas portabel minimal karakter Lotso, kesukaannya.

"Kamu pasti cape banget..." ucap Mee

Firman membuka mata dan menatap Mee dari bawah. Ia tersenyum dan berkata "udah biasa, Cil. Gak papa, santai aja"

"Tapi, aku kasian lihat kamu kayak gini"

"Gak usah dikasihani. Aku tuh gak papa, Cil! Cuma efek njepat aja, jadi lemes banget"

Mee mengelus rambut Firman dengan lembut. Pria itu kembali menutup matanya, menikmati waktu istirahatnya sebelum nanti tampil lagi.

"Mas Maaannn, Mbaak Meee..." Rayyan tiba-tiba datang dan mengejutkan mereka. Anak itu duduk disebelah Mee dan langsung menjahili Firman dengan mencubit perutnya.

"Aaahhh, 𝘯𝘨𝘰𝘱𝘰𝘰 𝘴𝘪 𝘬𝘰𝘸𝘦, 𝘯𝘥𝘶𝘭! 𝘖𝘫𝘰 𝘨𝘦𝘭𝘪, 𝘢𝘩!" Omel Firman.

"Mas Man, kamu tu jahat banget sama Mbak Mee. Asli deh" Rayyan menunjukkan jari telunjuk dan tengahnya membentu V.

"Jahat gimana maksud kamu?" Jawab Firman dengan nada slay.

"Rayyan!" Mee menyela dengan menyentuh tangan Rayyan.

"𝘕𝘨𝘰𝘱𝘰 𝘦𝘦 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯 𝘬𝘪?"

"𝘕𝘥𝘢𝘬 𝘱𝘢𝘱𝘢, 𝘔𝘢𝘴" jawab Mee sambil terus mengusap kening Firman.

Mee tahu, bocah lelaki itu akan membahas tentang kejadian saat di depan tadi. Mee tidak mau itu menjadi pemicu perdebatan lagi nantinya.

"Hei, kenapa? Emang aku ngapain Mee, Ndul?" Firman menyingkirkan tangan Mee dan duduk menghadap mereka berdua. Walau begitu tangan Mee masih berada dalam genggaman Firman.

"Lihat aja deh nanti Videonya. Dan pasti viral sih kalo ini" Rayyan menatap Mee dan menaikan alisnya "ya nggak, Mbak?"

Mee tidak menjawab, Ia menggeleng dan tersenyum. Membuat hati Firman gelisah, apa yang ia perbuat tadi? Apakah saat Ia 𝘯𝘫𝘦𝘱𝘢𝘵 tadi, Firman melakukan kesalahan.

"Hp-ku mana, Cil?"

Mee menahan tangan Firman yang hendak membuka tasnya. "Mau buat apa? Gak usah dilihat, Mas!" Ucap Mee dengan pelan. Tidak ada nada memaksa disana.

"Kenapa, Cil? Aku penasaran"

Mee tersenyum "Gak ada apa-apa. Rayyan cuma bercanda itu. Kasih duit aja, ntar juga pergi" Mee melirik Rayyan sambil mengedipkan matanya.

"Hehehe Mbak mah tau aja apa yang aku mau. Mana, Mas?" Rayyan menurut pada Mee, untuk tidak melanjutkan topiknya. Mee memang pintar dalam mengalihkan pembicaraan.

OmmeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang