Mee merapikan setiap sudut rumah, entah kenapa hari ini ia ingin rumahnya terlihat bersih. Tidak seperti biasanya, bahkan wanita itu sedikit merubah letak beberapa barang.
"Kalo gini rapi gak sih?" Mee bergumam sambil menatap meja yang ia geser.
Ia sampai melihat dari beberapa sisi, memastikan bahwa peletakannya benar dan tidak merusak pemandangan interior ruangan.
Setelah selesai berurusan dengan meja, kini Mee berganti dengan memasang bingkai foto di dinding. Fotonya bersama Firman. Mee sempat tersenyum menahan salting saat melihat fotonya.
"Ih, dia beneran suami aku kan? Gemes banget senyumnya" Mee sampai menyentuh dan mengusap foto itu beberapa kali.
Hampir setengah jam kemudian, Mee baru selesai beberes rumahnya. Kini ia sudah duduk santai, sambil menunggu Firman pulang. Di pangkuannya ada setoples keripik juga tak lupa es teh yang ada di genggaman tangannya. Tangan sebelahnya sibuk menscrool layar ponsel.
"Mas, kamu pulang kan?" Gumam Mee saat melihat postingan fans yang mengunggah foto Firman.
Entah kenapa perasaannya tidak enak sedari pagi. Ia sangat khawatir dengan keadaan Firman di luar sana. Bahkan pagi tadi, Mee hampir melarang pria itu berangkat kerja.
𝘋𝘥𝘳𝘳𝘳𝘵𝘵𝘵𝘵𝘵𝘵... 𝘋𝘳𝘳𝘵𝘵𝘵𝘵𝘵𝘵𝘵
Mee menoleh. Sebuah panggilan masuk dan membuat Mee mengerjapkan mata beberapa kali. Tumben, batinnya.
"Assalamu'alaikum, gimana?"
"........ "
"Haaah? Jangan bercanda kamu!" Mee meninggikan suaranya karena kaget bercampur tidak percaya.
"........ "
"Gak lucu! 𝘕𝘨𝘰𝘮𝘰𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘯𝘨 𝘨𝘦𝘯𝘢𝘩!"
"........ "
Setelah mendengar penjelasan di seberang telpon, Mee langsung meletakkan gelasnya di meja. Tubuhnya lemas, dan gemetar.
"Iya, aku kesana. Waalaikumsalam" ucap Mee mengakhiri telpon.
Saking terkejutnya, Mee merasakan jantungnya berdegup lebih cepat. Tangannya ikut bergetar, dan keringat mengalir dari pelipisnya. Ia menarik nafas dalam, lalu menghembuskannya perlahan.
"Ya Allah, 𝘯𝘦𝘮𝘣𝘦 𝘣𝘢𝘵𝘪𝘯" Mee segera bangkit dari duduknya. Ia mengotak atik ponsel.
"𝘑𝘢𝘯𝘯, 𝘯𝘢𝘯𝘨𝘯𝘥𝘪 𝘬𝘰𝘸𝘦 𝘬𝘪... 𝘑𝘢𝘸𝘢𝘣 𝘦𝘦 𝘵𝘦𝘭𝘱𝘰𝘯𝘬𝘶" gerutu Mee. Saking terkejutnya, Mee sampai tidak bisa menangis lagi.
Tahu telponnya tidak diangkat oleh nomor tujuan, Mee segera menelpon nomor lain. Saat mendengar salam dari ujung telpon Mee segera berkata dengan cepat. Tentu setelah ia menjawab salam tersebut.
"𝘒𝘦𝘬 𝘯𝘦 𝘩𝘱 𝘮𝘦𝘯𝘨 𝘔𝘢𝘮𝘢𝘴𝘮𝘶, 𝘔𝘣𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘩 𝘯𝘨𝘰𝘮𝘰𝘯𝘨!"
Setelah suara di ujung telpon berubah, Mee langsung mengatakan yang terjadi.
"𝘗𝘪𝘦 𝘪𝘬𝘪 𝘱𝘢𝘯𝘪𝘬 𝘢𝘬𝘶? 𝘎𝘢𝘬 𝘪𝘴𝘰 𝘮𝘪𝘬𝘪𝘳!" Ucap Mee terdengar begitu panik. Ia sampai salah mengatakan beberapa kata sedari tadi.
"...... "
"𝘐𝘺𝘰, 𝘢𝘵𝘪-𝘢𝘵𝘪. 𝘙𝘢 𝘴𝘢𝘩 𝘯𝘨𝘦𝘣𝘶𝘵 𝘯𝘢𝘯𝘨 𝘯𝘥𝘢𝘭𝘢𝘯!"
Setelah telepon terputus, Mee segera berlari ke kamar. Ia segera menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan nanti di rumah sakit. Fikirannya yang kalut, membuatnya banyak tidak fokus. Beberapa kali Mee menjatuhkan barang termasuk ponselnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ommee
Fiksi RemajaMencintai gadis dengan segala luka memang bukanlah hal yang biasa... Tapi, Ameelya menemui sosok pria yang bisa membuatnya kembali melihat dunia... Dia adalah Firman Maulana... Mencintai gadis luka itu dengan segala macam cara, berjuang demi terbit...