Chapter 51 - Menyesal

169 9 4
                                    

Malam hari, keempat bersaudara itu sedang makan bersama di ruang makan. Dentingan sendok dan garpu menemani suasana saat itu. Daniel duduk di kursi kepala keluarga makan dengan tenang, sama halnya dengan Steven dan Alyssa yang duduk berdampingan. Alyssa makan dengan lahap, di belakangnya ada Aska yang selalu setia menemani dirinya kemanapun ia pergi.

Di sisi lain, Ben satu-satunya orang yang memiliki ekspresi yang terlihat kesal. Ia bahkan terlihat tidak selera makan. Ben fokus menatap Alyssa yang berada di depannya sembari melirik Aska sesekali dengan tajam.

Kaki Ben mencoba menyentuh kaki Alyssa dengan gerakan menggoda. Hal itu membuat Alyssa sedikit terkejut lalu menatap Ben. Alyssa melirik sekilas ke arah Daniel karena takut jika Daniel melihat ulah Ben. Ia berusaha menjauhkan kakinya dari Ben.

Namun, Ben tidak berhenti begitu saja. Ben tetap gencar menggoda Alyssa hingga membuat Alyssa kesal dan melotot ke arahnya. Ben tertawa kecil dan merasa gemas melihat ekspresi Alyssa. Seketika keinginan untuk mencium gadis itu semakin besar.

"Kak!" Bentak Alyssa yang sudah tidak tahan lagi.

Hal itu membuat Daniel dan Steven menoleh bersamaan. Alyssa terlihat panik. Ben terkekeh melihat wajah gemas gadisnya itu.

"Kenapa dek?"

"Ada apa, Al?"

Ucap Daniel dan Steven secara bersamaan. Alyssa menggaruk pelipisnya sembari tersenyum dengan memperlihatkan giginya.

"Oh itu Kak-" Alyssa mengedipkan matanya pada Aska sebagai isyarat dirinya meminta bantuan. Untungnya, Aska peka dengan situasi yang ada. Ia pun mengangguk kecil.

"Nona, katakan saja pada kakak anda. Saya yakin mereka akan menyetujuinya." Ucap Aska yang sedikit maju.

Daniel, Steven, dan Ben menatap bingung ke arah Aska dan Alyssa. "Setuju apa? Ngomong aja, Al." Kata Steven.

Alyssa yang belum mengerti maksud Aska menatap kakak-kakaknya secara bergantian. Kemudian, Aska mendekat ke arah Alyssa dan berbisik, "Mintalah izin nona. Bukankah anda berencana mengundang teman-teman anda kemari."

Alyssa tersenyum mendengar bisikan Aska. Kemudian, menatap Daniel dan Steven dengan mata berbinar.

"Itu Kak. Gue-eh Al mau minta izin besok mau undang sahabat Al kesini. Boleh kan?" Kata Alyssa dengan nada manja.

Daniel tertawa kecil sedangkan Ben menatap tajam ke arah Aska. Ia benar-benar membenci orang yang menjadi pengawal adik bungsunya itu.

"Itu aja? Kakak kira apa. Ya boleh dong," kata Daniel dengan lembut.

Steven ikut mengangguk. "Kenapa pake acara takut-takut segala sih, dek. Kirain ada apa."

Alyssa terkekeh. "Maaf kak. Ini kan perdana gue undang temen kesini."

Daniel menaikkan alisnya. "Perdana? Terus yang kemarin-"

"Perdana secara resmi, hehe.." potong Alyssa yang mengerti maksud ucapan Daniel.

"Tapi gue punya permintaan khusus buat Kak Daniel." Ucap Alyssa.

"Apa?" Jawab Daniel dengan lembut.

"Kakak gaboleh marah dan harus bersikap baik sama temen gue. Janji?" Alyssa mengatakan hal itu dengan ekspresi wajah yang serius.

"Astaga Al! Kakak gamungkin marah-marah gajelas kalo gaada penyebabnya. Tenang aja, Kakak sama Steven bakal menyambut temen lo itu dengan baik." Ucap Daniel dengan senyuman tipis di wajahnya.

Ben yang sedari tadi melihat interaksi itu memutar bola matanya malas. Lalu Ben berdiri dan pamit untuk ke kamar duluan, membuat perhatian mereka yang ada disana beralih untuk melihat Ben yang berjalan menjauh dengan langkah yang lebar.

Possessive Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang