Chapter 26 - sisi lain Daniel

259 12 7
                                    

Alyssa memegangi kepalanya yang terasa sakit. Ia juga berteriak-teriak seperti orang yang ketakutan.

"TIDAK. MAAFKAN AKU. MAAF. KAKAK TOLONG AKU!!!"

Ben membuka pintu dengan keras dan langsung berlari ke arah Alyssa dengan wajah yang panik.

"Alyssa!"

"Kamu kenapa? Tenang Al, tenang. Ada kakak disini." Ucap Ben memeluk Alyssa sambil menenangkannya.

Alyssa memberontak dalam pelukan Ben. Matanya terpejam dan tubuhnya bergetar hebat. Ben dengan sabar menenangkan Alyssa.

"Alyssa.. ini kakak, tenang ya! Kakak sudah disini, jangan takut lagi Al!" Kata Ben dengan lembut.

Alyssa membuka matanya perlahan. Air matanya keluar saat melihat Ben dihadapannya. Dengan segera, dia langsung memeluk Ben dengan erat sambil menangis.

"KAKAK! JANGAN TINGGALIN ALYSSA SENDIRIAN LAGI," Teriak Alyssa sambil menangis.

Ben hanya diam dan mengelus kepala belakang Alyssa.

"Kakak!! Kok diem ajasih," kata Alyssa sambil menenggelamkan wajahnya di dada Ben.

Ben mendesah pelan. "Iya. Kakak gaakan ninggalin kamu kalo kamu nurut sama kakak, Al."

Alyssa langsung mengangguk. "Iya, Al janji bakal nurut sama Kak Ben."

"Beneran?"

Alyssa melepaskan pelukannya dan menatap Ben sambil mengangguk.

"Nurut sama ucapan kakak apapun itu?"

"Iya Kak Ben..."

Ben tersenyum senang mendengar jawaban yang keluar dari mulut adiknya. Dia pun kembali memeluk Alyssa. Kali ini pelukannya terasa lebih hangat dan begitu erat.

"Al, lo tau kan apa yang gue lakuin itu semuanya demi kebaikan lo," ucap Ben dengan nada yang kecil namun tetap bisa didengar oleh Alyssa.

"Maafin gue ya kak." Kata Alyssa pelan.

"Iya, gue maafin." Jawab Ben sambil tersenyum manis.

***

Saat ini, Daniel bersandar di kursi kerja miliknya. Kepalanya sangat sakit, entah mengapa rasa sakitnya semakin sering muncul. Tak lama setelah itu, Theo kembali mengetuk pintu lalu masuk dengan membawakan beberapa camilan dan secangkir teh ditangannya.

"Tuan, ini saya bawakan camilan untuk anda. Makanlah walau sedikit Tuan!"

"Taruh saja disitu." Jawab Daniel tanpa membuka matanya.

"Tuan, satu jam lagi anda harus lanjut meeting. Jadi anda harus memaksimalkan waktu istirahat yang anda miliki," saran Theo.

"Batalkan!"

"Ya?" Wajah Theo nampak bingung dengan ucapan Daniel barusan.

"Aku bilang batalkan!"

"Tapi tuan-"

"Batalkan semua jadwalku yang tersisa," kata Daniel sambil beranjak berdiri.

"-lalu cari wanita jalang dan suruh ia datang ke mansion!" Lanjut Daniel.

"Ya tuan. Setengah jam lagi saya pastikan wanita itu sudah berada di ruangan anda."

"Bagus." Daniel melirik Theo lalu meninggalkannya begitu saja.

.
.
.

Sesaat setelah Daniel sampai di mansion miliknya. Daniel memanggil salah satu pengawal yang ada lalu bertanya kepada mereka.

Possessive Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang