Daniel sedang sibuk menyelesaikan sisa berkas yang harus ia tandatangan sebelum pergi ke Indonesia. Setelah semuanya selesai, Daniel segera beranjak untuk bersiap berangkat ke bandara. Namun, notifikasi email muncul sebelum ia mematikan laptopnya. Daniel membuka pesan tersebut dan wajahnya memerah menahan amarah. Tangannya mengepal dengan keras. Daniel langsung menghubungi Terry untuk menanyakan detail atas informasi yang ia kirim.
"Halo!"
"Sudah baca email yang gue kirim?" Kata Terry tanpa basa-basi.
"Apa maksud lo, Ri? Ben gamungkin segila itu."
"Sayangnya Ben memang gila kak!" Sela Terry.
"TERRY!" Sentak Daniel membuat Terry terdiam.
Daniel menghembuskan nafasnya dan memejamkan matanya sejenak.
"Tolong katakan itu semua bohong," gumam Daniel.
"Ya kak? Lo ngomong apaan ga kedengeran!"
Setelah menenangkan emosinya yang bergejolak. Daniel menjelaskan rencananya kepada Terry dengan raut wajah yang serius.
"Untuk sekarang, lakukan itu dulu!" Ucap Daniel.
"Oke kak! Gue bakal bantu sebisa mungkin untuk menjauhkan mereka sekarang."
"Ya. Setelah ini, gue harus nanya semuanya ke Steven." Kata Daniel.
Setelah panggilan terputus. Pandangan Daniel menggelap dan ia mencoba untuk menenangkan pikirannya. Daniel tidak ingin menyia-nyiakan waktu lagi. Ia ingin segera pergi ke Indonesia sebelum semuanya terlambat.
***
Saat ini, Steven dan Alyssa sedang sarapan bersama. Suasananya begitu dingin. Sejak kejadian semalam, Steven berubah menjadi begitu dingin dan diam tak berbicara. Bahkan ia tidak mengatakan apapun ke Alyssa.
Alyssa mengunyah sandwich yang dibuat oleh Steven dengan perlahan. Matanya diam-diam melirik ke arah Steven. Ia ingin sekali berbicara namun jantungnya berdegup kencang, lidahnya terasa kelu dan kaku. Alyssa menarik napas dalam-dalam sebelum berbicara namun Steven berdiri tiba-tiba dan pergi meninggalkannya.
"Kak?" Ucap Alyssa dengan pelan.
Alyssa menundukkan kepalanya dan matanya mulai berair. Ia sangat mengetahui apa yang ia lakukan sangat salah. Alyssa menyesali apa yang ia perbuat. Alyssa kembali mengingat apa yang terjadi malam itu.
*Flashback
"BEN!! ALYSSA!! APA YANG KALIAN LAKUKAN HUH?" Teriakan Steven membuat Alyssa dan Ben terkejut. Alyssa dengan cepat menoleh ke arah pintu dan melihat Steven yang shock.
"K..kak.." ucap Alyssa yang ingin berdiri namun langsung disela oleh Steven.
"Diam disitu! Tutupi saja tubuhmu itu!" Perintah Steven dengan tajam.
Ben yang sudah setengah telanjang berjalan mendekati Steven dengan ekspresi yang sedikit takut. Namun ia sekuat tenaga untuk memberanikan dirinya menatap Steven.
"Kak gue bisa jelasin," ucap Ben.
Tanpa mengucapkan sepatah kata apapun, Steven langsung meninju Ben secara membabi buta.
"LO TOLOL APA GIMANA, BEN? ALYSSA ITU ADEK LO. OTAK LO KEMANA MALAH NGELECEHIN DIA KAYA GINI." Teriak Steven.
Steven mencengkram leher Ben dengan kuat. Sedangkan, Ben hanya pasrah dan menerima semua pukulan dan cacian dari Steven.
"Lo. udah. gila." Kata Steven dengan penekanan disetiap katanya.
Ben tersenyum mendengar itu. Dengan sisa tenaga yang ia punya, Ben menjawab. "Gue memang gila kak!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Brother
RomanceAlyssa memiliki 3 kakak laki-laki yang sangat posesif. Masing-masing dari mereka memiliki cara untuk melindungi adik bungsunya. Mereka memiliki kisah yang rumit. Semuanya memiliki rahasia yang mereka simpan dan mereka bagikan kepada orang-orang yang...