Saat ini Steven, Daniel, dan Alyssa sedang bersantai di ruang tengah. Mereka menonton TV yang sedang menampilkan salah satu acara variety show. Alyssa tertawa keras melihat kelucuan yang dilakukan oleh para aktor di acara TV itu. Suara tawanya membuat Daniel dan Steven ikut tertawa juga. Mereka berdua bahagia melihat Alyssa bahagia. Diam-diam Daniel tersenyum manis melihat kedua adiknya, ia berharap momen seperti ini berlangsung selamanya.
Alyssa yang mulai lelah tertawa melirik ke arah Steven dan Daniel. Ia merasa sangat bahagia hari ini. Perasaan hangat yang selalu ia impikan.
"Andai Kak Ben bisa ikut bergabung bersama kita," ucap Alyssa dengan pelan namun masih bisa didengar oleh Steven dan Daniel.
"Ngapain sih apa-apa harus ada Ben. Emang lo gacukup dengan adanya kita berdua." Jawab Steven dengan nada yang sewot.
Alyssa menatap Steven tidak suka. "Apasih Kak!? Lo lagi berantem sama Kak Ben?"
Steven mendengus kesal mendengar Alyssa yang tetap membela Ben. "Dia itu bajingan." Gumam Steven.
"Steven!" Tegur Daniel sambil menggeleng menatap Steven. Steven yang mendapatkan tatapan oleh Daniel berdecak lalu menundukkan kepalanya tanda ia mengerti apa maksud dari tatapan itu.
"Hm. Maaf," jawab Steven dengan lirih.
Daniel tersenyum tipis. "Udah.. kalian kenapa jadi bertengkar gini sih, kita jarang loh ada kesempatan ngumpul kaya gini."
"Kak Steven yang mulai!" Tuduh Alyssa.
"Kok gue sih,"
"Ya emang lo yang mulai duluan." Ucap Alyssa dengan kekeh.
"Ya ya gue yang salah, puas lo?" Kata Steven dengan pasrah.
Alyssa tersenyum penuh kemenangan sambil bersedekap dada. Daniel berdiri lalu mengacak-acak rambut Alyssa. "Eh eh Kak kok diberantakin sih?"
"Udah.... kalian jangan bertengkar lagi ya. Gue ke dalem duluan, mau siap-siap masih ada meeting sama client ini soalnya." Pamit Daniel yang menghiraukan ucapan Alyssa.
"Kakak kerja hari ini?" Tanya Alyssa yang dijawab anggukan oleh Daniel.
Setelah Daniel pergi, keheningan dan rasa canggung kembali muncul diantara Steven dan Alyssa. Alyssa duduk diam dan mencoba fokus menonton TV, begitupun dengan Steven yang fokus dengan camilan yang berada di hadapannya.
"Al!" Panggil Steven.
"Iya kak?" Jawab Alyssa tanpa menoleh.
"Hari itu...."
Badan Alyssa membeku. Beberapa waktu lalu, ia memang sudah tidak terlalu memikirkan hari itu. Namun saat ini rasanya Alyssa tidak bisa menghindar lagi.
"... Kenapa lo mau ngelakuin itu?" Tanya Steven dengan lirih. Suaranya seperti tercekat di tenggorokan.
"Maaf kak.." Alyssa hanya mampu mengucapkan kata 'maaf'.
"Gue nanya bukan buat nyuruh lo minta maaf, Al. Gue tau itu sudah terjadi, tapi gue mau tau alasannya. Apa lo ... Um dipaksa sama Ben?" Tanya Steven dengan hati-hati.
"Engga, engga sama sekali." Jawab Alyssa dengan cepat.
"Lalu?"
Alyssa bingung bagaimana harus menjelaskannya, karena dia sendiri tidak tau. Sebenernya hubungan dia dengan Ben itu bagaimana. Ia hanya melakukan yang biasa ia lakukan.
"Apa itu salah?" Tanya balik Alyssa.
"Tentu saja. Kalian saudara kandung, bagaimana bisa kalian melakukan hal itu-"
"Bagaimana jika kita melakukannya karna sama-sama suka?" Potong Alyssa.
Steven terkejut mendengar ucapan Alyssa. Badannya sedikit bergetar, tangan Steven memegang bahu Alyssa. "Jangan bilang... Kalo lo.. lo suka sama Ben?"
Alyssa mengangguk kecil lalu menatap Steven. Alyssa dapat melihat semburat merah di wajah Steven, sepertinya ia marah. Alyssa sudah bisa menebak reaksi kakaknya.
"Gue gatau kak. Gue gabisa jelasin karena gue sendiri juga gatau sama perasaan gue sendiri." Kata Alyssa sembari menggenggam tangan Steven.
"Al.. tapi lo tau kan kalo itu salah,"
Alyssa mengangguk lemah. Air matanya lolos begitu saja, ia berusaha menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan air matanya meskipun usaha itu nihil.
"Tapi.. gue nyaman sama Kak Ben, Kak!" Kata Alyssa sambil terisak.
Steven tersenyum kecut lalu menarik Alyssa ke dalam pelukannya. Ia menepuk-nepuk punggung Alyssa dan mencium pucuk kepalanya.
"Al, gue tau asal perasaan lo. Lo ngerasain hal itu karena selama ini lo selalu sama dia. Jujur, gue iri sama Ben. Dia selalu dapetin semua perhatian dari lo. Gue tau gue bukan orang yang selalu ada buat lo. Tapi rasa sayang gue ke lo, itu sama besarnya kaya rasa sayang Ben ke lo. Gue yakin itu, Al. Kenapa gue marah sama Ben? Karena gue cemburu sama dia. Gue harap lo bisa ngerti perasaan gue." Jelas Steven.
Alyssa menangis dalam pelukan Steven. Ia hanya mendengarkan setiap ucapan Steven. "Apa benar apa yang dikatakan sama Kak Steven? Gue bingung, semuanya mengatakan hal yang berbeda. Jadi yang mana yang harus gue pecaya?" Batin Alyssa.
Steven melepaskan pelukannya, ia menangkup wajah Alyssa dengan kedua tangan, menghapus jejak air mata yang mengalir. Matanya tidak lepas memandang Alyssa. Wajahnya semakin dekat hingga kedua dahi mereka bersentuhan. Steven bisa merasakan nafas Alyssa, begitupun sebaliknya.
"Al, gue mau egois kali ini. Please, biarin gue ngerasain apa yang dirasain Ben selama ini." Ucap Steven dengan lirih.
Alyssa terkejut mendengar permintaan Steven. Banyak hal yang bermunculan di pikirannya, ia sungguh tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Steven.
"A-apa maksud lo kak?"
Steven menggigit bibirnya. "Apa harus gue katakan secara detail, hm?"
Alyssa merasa detak jantungnya berdegup dengan kencang. Ia menelan ludahnya melihat Steven saat ini.
"Kak.."
"Please Al!! Gue janji gue gabakal cerita ke Kak Daniel tentang malem itu-"
"Lo-lo ngancem gue!?"
"Gue gaada pilihan kalo lo gamau."
Pikiran Alyssa melayang. Ia bingung dan tidak tau harus bagaimana. Selama ini tidak ada yang memberitahunya mana yang benar dan mana yang salah. Ia hanya mengikuti instingnya, jika menurut yang diajarkan oleh Ben. Bukannya tidak masalah melakukan 'itu' lagi, karena mereka keluarga kan? Meskipun entah mengapa ada perasaan tidak nyaman yang hinggap di dadanya. Namun tetap saja, Alyssa memilih menghiraukan perasaan kecil itu.
"Ya kak. Gue mau." Jawaban Alyssa membuat senyum Steven mengembang.
Huhu sebenernya sedih karena makin hari makin dikit yang vote. Jadi sepertinya cerita ini bakal aku end-in segera, thank you so much yang masih bertahan buat baca cerita ini. Aku tau masih banyak banget kekurangan dalam cerita ini. So, thank you so much again buat kalian yang masih baca cerita ini🥰
Aku usahain update secepatnya untuk next chapter nya. See you~
- A.W.S

KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Brother
RomanceAlyssa memiliki 3 kakak laki-laki yang sangat posesif. Masing-masing dari mereka memiliki cara untuk melindungi adik bungsunya. Mereka memiliki kisah yang rumit. Semuanya memiliki rahasia yang mereka simpan dan mereka bagikan kepada orang-orang yang...