Chapter 6

668 30 0
                                    

Sudah 2 minggu berlalu, sejak kejadian di ruang makan itu. Daniel terus berusaha untuk mendekati Alyssa dengan cara yang lembut seperti yang diajarkan oleh Steven,  meskipun sampai saat ini belum mendapatkan hasil yang signifikan. Ditambah lagi Daniel harus balik untuk mengurus perusahaan jadi usaha Daniel masih jauh dari kata berhasil.

"MORNING KAK BEN, KAK STEVEN!!!" Teriak Alyssa sambil menuruni tangga.

"Hati-hati jangan lari Al!" Perintah Steven.

"Lo gabisa ya gausa lari, jalan aja gitu. Gimana kalo lo jatuh terus kaki lo patah," omel Ben.

Alyssa berlari menuju Ben lalu membekap mulut Ben yang terus mengomel. Ia pun mencium pipi Ben sehingga berhasil membuatnya terdiam.

"Lo pagi-pagi udah ngomel aja,"

"Siapa yang ngajarin cium-cium begitu?" Tanya Steven dengan mata yang melotot.

"Kenapa? Gaboleh? Yauda gue ngga cium lo kalo gitu,"

"Eh eh bukan gitu, gabole pilih kasih dek."

Alyssa tertawa kemudian mencium pipi Steven. "Lagian pake acara nanya segala."

Steven mencubit pipi Alyssa. "Ya namanya juga kaget."

"Aduh! Yang harusnya kaget tuh kak Ben bukan kakak-"

"-Kak, lo kaget gak?" Tanya Alyssa ke Ben.

Ben yang tengah menonton TV menoleh kemudian menjawab, "enggalah, udah kebiasaan dia begitu tuh." Kata Ben sambil melirik ke arah Steven kemudian kembali fokus ke layar TV.

"Oh.... Jadi lo selama ini udah nerima ratusan ciuman dari Al ya. Oke mulai besok Al harus cium gue dua kali sehari," ucap steven.

"Lo kata kaya minum obat dua kali sehari. Gamau ah, lagian salah sendiri ga tinggal disini."

Ben tertawa dan menoleh. "Betul Al, setuju gue sama lo."

"Oke. Mulai sekarang gue bakal tinggal disini terus."

"Beneran?" Kata Alyssa dengan matanya yang berbinar-binar

"Um kakak usahain," jawab Steven yang membuat Alyssa mengerucutkan bibirnya.

"Dih kalo gabisa bilang aja gabisa, gausa ngasih harapan. Dasar php!"

"Php apaan?"

"Pemberi Harapan Palsu. Dah lah gue mau pergi aja, males sama kak Steven."

Alyssa berjalan meninggalkan kedua kakaknya. Ia kembali menuju kamarnya. Steven melihatnya dengan salah satu alis terangkat, ia tidak paham dengan situasi saat ini.

"Ben, kenapa tuh Al?"

"Mana gue tau, daritadi kan gue fokus nonton."

"Emang ga guna gue nanya lo."

Ben hanya mencibir mendengar jawaban Steven.

***

Pukul 2 siang, Alyssa sudah cantik dengan pakaian santainya. Hoodie dengan celana pendek dengan rambutnya yang diikat dan dinaikkan ke atas, membuatnya terlihat semakin cantik. Ia melewati kedua kakaknya yang sedang fokus bermain game.

"Dek mau kemana?" Tanya Steven.

"Keluar bentar kak, jalan-jalan ke taman." Jawab Alyssa dengan santai.

"GABOLEH." Teriak Steven dan Ben secara bersamaan, membuat Alyssa terkejut dan menghentikan langkahnya.

"Apaan sih, ke taman bentar. Gue bosen!"

"Alyssa, kakak udah bilang ngga." Kata Steven dengan tegas.

Hal itu membuat Alyssa mengerucutkan bibirnya dan mulai dengan aksi mengambeknya. Alyssa menatap Ben sebagai satu-satunya penyelemat.

Possessive Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang