Chapter 44

133 10 2
                                    

"Ngapain lo ke kamar gue?" Tanya Steven setelah melihat Ben masuk ke kamarnya.

"Dingin banget sama adik sendiri," cibir Ben.

"Emang lo masih nganggep gue sebagai kakak lo?" Sindir Steven.

Ben menggaruk tengkuknya dan mencoba mendekati Steven. Tatapannya berubah tajam dan ia juga tersenyum tipis.

"Emang bisa mutusin hubungan keluarga? Udah lah kak, gue kesini bukan mau ngajak ribut. Tapi gue mau ngajak lo kerjasama." Jelas Ben yang menarik perhatian Steven.

Steven mengerutkan dahinya dan menatap Ben dengan tatapan bertanya. "Apa yang lo mau?"

"Gaada yang perlu disembunyikan lagi diantara kita, kak. Gue yakin lo udah tau seberapa jauh hubungan gue sama Alyssa. Dan gue tau, lo pengen juga kan dapet perhatian dari Alyssa. Gue bisa bantuin lo biar hubungan lo sama Alyssa makin deket," Ben mendekati Steven lalu berbisik.

"Dan gue juga bakal rela berbagi Alyssa buat lo juga."

Steven terkejut dengan perkataan Ben dan menatapnya tajam. Berbanding terbalik dengan Ben yang sedang tersenyum manis.

"Gimana?"

"Keluar dari kamar gue!" Perintah Steven dengan dingin.

Ben mengubah ekspresinya menjadi datar. "Kak, awalnya gue gamau ngancem lo. Tapi kalo lo gamau diajak kerjasama, ya yauda. Gue bakal ngasi tau Kak Daniel kalo lo sama bejatnya kaya gue."

Tubuh Steven menegang. "Gak mungkin Ben tau itu." Batin Steven.

Ben tersenyum miring. "Lo kira gue gabisa mantau apa aja yang dilakuin sama Alyssa? Gue lebih pinter dari kak Daniel."

"Ben, lo udah gila!" Sentak Steven.

"Jawabannya hanya 'iya' atau 'tidak'." Jawab Ben dengan cepat.

Steven mengepalkan tangannya kuat. Ia pun menghela napasnya kemudian mengangguk kecil. "Oke, gue mau."

Ben menyeringai dan wajahnya berubah drastis sembari memeluk Steven dengan ekspresi wajah yang begitu senang. "Gue tau cuman lo satu-satunya kakak yang paling pengertian."

"Udah, sana pergi!" Usir Steven yang merasa tidak nyaman dengan sikap Ben yang tiba-tiba ingin mencium dirinya.

"Udah, sana pergi!" Usir Steven yang merasa tidak nyaman dengan sikap Ben yang tiba-tiba ingin mencium dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Steven yang sudah jengah dengan kelakuan adiknya itu langsung mendorong tubuh Ben sedikit keras. Ben cemberut karena sikap Steven.

"Sana keluar! Sebelum gue berubah pikiran." Usir Steven.

"Jangan! Oke, gue keluar. Bye kakak tersayang."

"Gila lo!" Kata Steven sambil menatap tajam Ben. Ben langsung berlari keluar dari kamar Steven sambil cekikikan.

Possessive Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang