Keesokan harinya, rumah sudah terdengar berisik dari pagi buta. Terlihat Steven menyeret koper dan memasukkannya ke dalam bagasi mobil. Terry yang sibuk memasukkan barang-barang miliknya ke dalam tas.
Kai yang membantu Naya dan Syifa memasukkan bekal makanan dan camilan. Alyssa yang masih sibuk berdandan di kamarnya.
Sedangkan, Aska berdiri menunggu Daniel di depan kamarnya dengan wajah yang terlihat serius.
Ceklek
Pintu kamar terbuka, Daniel mengernyit heran melihat Aska berdiri di depan kamarnya.
"Ada apa kau kemari?" Tanya Daniel datar.
"Tuan, apa anda yakin akan pergi ke pantai dalam situasi seperti ini?" Aska mengutarakan pendapatnya dengan mengumpulkan seluruh keberanian yang ia miliki.
"Kenapa?"
Aska menundukkan kepalanya, tubuhnya terasa kaku karena mendapat tatapan dari Daniel. Ini adalah pertama kalinya ia menghampiri Daniel terlebih dahulu untuk mengatakan sesuatu.
"Sa-saya merasa ini tidak aman, tuan. Situasi saat ini belum sepenuhnya stabil. Bagaimana jika keselamatan nona masih menjadi ancaman?" Ucap Aska mengatakan seluruh perasaannya.
Sudut bibir Daniel tertarik ke atas, ia menepuk pundak Aska dan tersenyum sangat tipis.
"Aku mengakui kesetiaan dan kekhawatiranmu, Aska. Tapi kau tenang aja, aku mengajak pergi juga bukan tanpa persiapan." Kata Daniel sedikit melunak.
"Tapi tuan—"
"Pergilah mengawal Alyssa. Sebentar lagi kita berangkat." Potong Daniel lalu pergi meninggalkan Aska yang masih berdiri disana.
Aska menatap punggung Daniel dengan tatapan sulit diartikan. Ia menghela napasnya kasar.
"Gue harap perasaan ini hanya kekhawatiran yang berlebih." Batin Aska.
***
Setelah hampir dua jam lamanya perjalanan menuju ke pantai. Mobil yang dinaiki Obelia bersaudara dan juga Kai serta teman-teman Alyssa sudah sampai. Mereka juga membawa dua mobil lagi untuk pasukan Alpha guna berjaga-jaga.
Alyssa keluar terlebih dahulu, ia menatap hamparan pasir putih dan ombak yang bersahutan dengan bahagia. Naya dan Syifa menyusul Alyssa yang berdiri menikmati keindahan pantai itu.
"Indah banget ya," kata Naya berdiri di samping kanan Alyssa.
"Bikin tenang." Sahut Syifa berada di sisi kiri Alyssa.
"Gue seneng akhirnya bisa keluar rumah juga." Alyssa tersenyum bahagia. Naya dan Syifa memeluk Alyssa, keduanya sedikit tahu tentang kondisi Alyssa berkat Kai yang memberitahukan mereka.
"Alyssa!!" Panggil Steven membuat Alyssa menoleh dan pamit pada kedua temannya untuk menghampiri Steven.
"Sana kakak lo nunggu tuh," ucap Naya.
"Bentar ya.." Alyssa tersenyum setelah itu berlari menghampiri Steven.
"Kenapa kak?"
Steven mengusap gemas rambut Alyssa yang dikuncir dua kebawah olehnya. "Siapa yang nguncir rambut lo?"
"Eung? Kenapa? Cantik kan?" Alyssa menggeleng-gelengkan kepalanya membuat rambutnya bergoyang.
Steven terkekeh gemas. "Lebih ke imut. Sini! Emang lo ngga kangen sama gue?" Steven memeluk Alyssa menyalurkan kerinduannya.
"Kangen.. kakak kemana aja sih selama ini?" Alyssa membalas pelukan Steven.
Daniel yang baru saja datang setelah memberikan perintah kepada beberapa pengawal yang berjaga, menghampiri Steven dan Alyssa yang tengah berpelukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Brother
RomanceAlyssa memiliki 3 kakak laki-laki yang sangat posesif. Masing-masing dari mereka memiliki cara untuk melindungi adik bungsunya. Mereka memiliki kisah yang rumit. Semuanya memiliki rahasia yang mereka simpan dan mereka bagikan kepada orang-orang yang...