"Kak Steven manggil Al?" Ucap Alyssa setelah mengetuk pintu kamar Steven. Alyssa berdiri di ambang pintu bersama Aska disampingnya.
Steven menatap Alyssa dengan ekspresi yang tidak biasa. "Masuk sini, dek!"
Alyssa pun mengangguk dan menyuruh Aska untuk menunggunya di luar. Alyssa masuk kembali ke kamar Steven dan sedikit terkejut ketika melihat Ben juga ada disana.
"Kak Ben disini juga?" Tanya Alyssa kala melihat Ben duduk di kursi milik Steven.
Ben mengangguk kecil sambil tersenyum tipis. "Gue kangen sama lo, Al."
Ben berdiri dan menarik Alyssa ke dalam pelukannya sambil menciumi rambut Alyssa. Alyssa mendorong tubuh Ben dengan ekspresi panik.
"A-ada Kak Steven kak.." cicit Alyssa.
Ben menatap Alyssa dengan intens. "Gapapa, Kak Steven udah tau semuanya sayang."
Alyssa merinding mendengar suara rendah Ben. Ia melirik ke arah Steven yang hanya menatapnya dengan datar. Alyssa melepaskan dirinya dari Ben dan berjalan mendekati Steven.
"Kak.." panggil Alyssa.
"Iya dek?" Jawab Steven dengan lembut.
Alyssa menundukkan kepalanya. "Jadi kenapa lo nyuruh gue kesini, Kak?"
Steven sempat terdiam dan melirik Ben sekilas sebelum menjawab. "Gue mau ngajak lo nonton anime, ngelanjutin episode yang kemarin kita liat."
Alyssa mendongakkan kepalanya. "Beneran cuman itu?"
Alyssa melirik ke arah Ben sekilas. Ben duduk dengan kedua tangannya melipat di dada. Pandangan Ben selalu fokus pada Alyssa dan hal itu sukses membuat tubuh Alyssa merinding.
Steven yang melihat itu memejamkan matanya sejenak. Diam-diam ia mengepalkan tangannya. Steven menatap Alyssa sambil tersenyum.
"Bilang ke Aska kalo lo mau nonton anime dulu disini. Mungkin sekitar 3 jam an untuk 3 episode, kasian kalo dia harus berdiri di luar. Apalagi ini udah malem kan." Jelas Steven mengulurkan tangannya untuk merapikan anak rambut Alyssa.
Alyssa mengangguk meskipun perasaannya sedikit was-was, namun ia tetap mengikuti ucapan kakaknya. Ya, setidaknya ada Steven disana sehingga Alyssa merasa sedikit tenang.
"Iya kak, bentar gue ngomong dulu sama dia."
Alyssa berjalan keluar untuk menemui Aska. Hal itu tak luput dari pandangan Ben yang sedari tadi memang fokus melihat semua pergerakan Alyssa. Mata Ben dan Aska sempat saling bertatapan sebentar, setelah itu terlihat senyuman smirk di wajah Ben. Ben menunjukkan wajah penuh kemenangan pada Aska sampai pintu kamar kembali tertutup.
Alyssa berbalik untuk menghampiri Steven. Sebaliknya, Ben langsung berdiri dan mengunci kamar Steven dengan cepat. Kemudian, menghampiri Alyssa dan menarik lengannya hingga gadis itu terhuyung dan menabrak dada Ben.
Ben menarik rahang Alyssa agar menatap wajahnya. Wajah Ben mendekati dan matanya fokus pada bibir mungil wanita itu. Bibirnya mengecup dengan lembut pada bibir ranum yang selama ini ia rindukan. Kecupan itu berubah menjadi lumatan. Ben terus-menerus melumat bibir Alyssa dan bermain lidah dengannya. Meskipun Alyssa tidak membalas dan berusaha untuk melepaskan diri. Tetap saja, tenaganya kalah kuat dengan Ben yang kini menahan tengkuk Alyssa dan makin memperdalam ciuman itu.
Akhirnya Ben melepaskan ciuman itu saat melihat gadis di hadapannya ini mulai kekurangan oksigen. Kepala Alyssa menunduk takut, tubuhnya menegang serta jantungnya berdegup kencang. Ia melirik ke arah Steven yang hanya diam sembari bermain ponselnya. Steven sama sekali tidak merasa terganggu dengan aktivitas yang dilakukan oleh kedua adiknya barusan. Jantung Alyssa semakin berdetak cepat.
Alyssa dengan cepat melepaskan diri dari Ben dan menghampiri Steven. Steven pun menoleh saat Alyssa berada di depannya.
"Ada apa, dek?" Tanya Steven dengan tenang.
Alyssa ingin menangis melihat Steven yang tampak acuh terhadapnya. Apakah kakaknya ini tidak melihat apa yang dilakukan oleh Ben kepadanya? Begitulah pikir Alyssa.
"Kak.. maaf," ucap Alyssa dengan pelan.
Steven menatap Alyssa lama lalu menghembuskan nafasnya. "Gue udah tau hubungan lo sama Ben."
Ucapan Steven berhasil membuat tubuh Alyssa membeku. Ia langsung menatap Steven dengan ekspresi terkejut dan takut secara bersamaan.
"Kak Steven.. Al-"
"Udah kan sayang? Jadi kamu gaperlu khawatir lagi. Kak Steven ngga masalah dengan hubungan kita." Potong Ben sembari menarik pinggang Alyssa dengan posesif.
Alyssa terus menatap Steven berharap Steven melakukan sesuatu. Namun harapan itu sirna karena Steven malah memalingkan wajahnya seakan ia tidak ingin menatap Alyssa.
Mata Alyssa terlihat berkaca-kaca. Lengannya ditarik kembali oleh Ben. Ben merengkuh pinggang Alyssa dengan posesif lalu menciumi pucuk kepala Alyssa berulang kali. Tangan Ben yang nakal mulai menggerayangi tubuh Alyssa. Alyssa menahan tubuhnya dengan kedua tangan yang berada di dada bidang Ben. Dia berusaha melepaskan diri namun tenaga Ben begitu kuat.
"K-kak Steven.." panggil Alyssa dengan nada yang begitu pelan.
Mata Ben menggelap karena cemburu melihat Alyssa sedari tadi menatap ke arah Steven. Ia menarik tubuh Alyssa dan menghempaskannya di kasur. Alyssa mulai terisak tapi Ben sudah tidak peduli. Ben mengukung tubuh Alyssa dibawahnya. Perasaan yang selama ini ia tahan akan ia curahkan malam ini juga. Ben mulai menggerayangi tubuh Alyssa dan menyingkap kaos yang dikenakannya ke atas hingga memperlihatkan squishy favoritnya.
Alyssa menangis sesenggukan dan terus menatap Steven yang masih fokus pada ponselnya.
"Kak Steven.." panggil Alyssa pelan.
Steven memejamkan matanya sejenak. Ben berdecak dan menatap tajam Steven lalu tersenyum sinis.
"Kak, bukannya lo juga mau memberi ciuman kasih sayang pada adik bungsu kita, hm?"
Steven hanya diam memandangi Ben dengan wajah yang menahan amarah. Namun, Ben tidak takut dan malah menatap tajam pada Steven.
"Kemari kak!" Perintah Ben dengan dingin.
"Atau, mau gue percepat rencana kita?" Lanjut Ben dengan sedikit mengancam.
Mendengar perkataan Ben, Steven mengepalkan tangannya lalu mendekati Alyssa dan Ben di kasur.
"Itu rencana lo sendiri, bukan gue." Jawab Steven dengan dingin.
"Gue pastiin lo bakal ikut keseret, kak." Ucap Ben dengan tersenyum manis.
"Lo udah gila, bang$at!" Desis Steven menatap Ben tidak suka.
"Kita berada di perahu yang sama, kak." Kata Ben dengan wajah yang santai.
"Sekarang. Kasih adik bungsu kita ciuman kasih sayang dari kakak keduanya," lanjut Ben sembari mengelus pipi Alyssa dengan senyuman manis di wajahnya.
Ben menyuruh Steven untuk segera melakukan perintahnya. Alyssa yang mendengar ucapan Ben menggelengkan kepalanya dan terus menangis. Steven duduk di samping Alyssa dan tangannya sedikit bergetar mengelus rambut adik bungsunya itu. Steven mencium kening Alyssa cukup lama dan tanpa sadar air matanya menetes hingga mengenai pipi Alyssa.
Ben menarik bahu Steven dengan wajah datar. Tangannya mencengkeram kuat bahu Steven.
"Jangan menguji kesabaran gue." Ucap Ben dengan nada yang rendah. Steven tidak menghiraukan Ben dan mengelus kepala Alyssa dengan lembut.
"Kita threesome." Kata Ben dengan nada dingin.
Steven dan Alyssa membulatkan matanya mendengar ucapan gila Ben. Keduanya saling menatap satu sama lain. Setelah itu, Ben memulai permainan yang ia mainkan secara sepihak.
Halo!!!
Update lagi nih, gimana chapter kali ini?
Mau lanjut lagi engga?
Seperti biasa jangan lupa untuk tinggalin jejak (vote/comment) ya untuk menghargai author. Terimakasih ❤️- A.W.S
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Brother
RomanceAlyssa memiliki 3 kakak laki-laki yang sangat posesif. Masing-masing dari mereka memiliki cara untuk melindungi adik bungsunya. Mereka memiliki kisah yang rumit. Semuanya memiliki rahasia yang mereka simpan dan mereka bagikan kepada orang-orang yang...