Chapter 37

145 9 0
                                    

Seminggu telah berlalu, hubungan Alyssa dan Daniel juga semakin membaik. Daniel diam-diam memantau aktivitas Alyssa tiap harinya. Sedangkan, Alyssa telah menerima keberadaan Daniel meskipun perasaannya masih sedikit tidak nyaman. Setelah beberapa hari mereka tinggal bersama. Alyssa dibuat terkejut karena ternyata Daniel sangat pandai memasak. Masakan yang dibuat oleh Daniel sangat lezat hingga Alyssa dibuat ketagihan. Seperti sarapan kali ini, Alyssa selalu excited untuk mencoba masakan Daniel. Jadi tidak heran jika badan Alyssa terlihat sedikit berisi.

"Hari ini masak apa kak?" Tanya Alyssa dengan semangat. Kini ia sudah duduk di meja menanti hidangan sarapannya.

"Hari ini simple aja, cuman salad sayur, pancake sama chocolate panas. Tadi kakak kesiangan jadi cuman bisa masak ini aja." Jawab Daniel.

"Eyy.. ini aja udah wah banget kok kak. Kayanya masakan Kak Daniel bakal jadi favorit aku deh," kata Alyssa sambil mengambil salad sayur.

"Serius?" Mata Daniel berbinar akibat ucapan adik bungsunya.

"Beneran. Kak Daniel udah ngalahin Kak Steven dalam hal ini."

Jawaban Alyssa membuat Daniel tertawa kecil. Jujur, memang saat ini Daniel sangat bahagia karena hubungannya dengan Alyssa membaik. Dia berharap keadaan seperti ini tidak akan berakhir.

"Al, hari ini kakak mau ngomongin sesuatu." Ucap Daniel ditengah-tengah makan mereka.

"Ngomong apa kak?" Alyssa melihat Daniel sedikit penasaran.

"Mulai besok, kakak akan menempatkan pengawal buat lo-"

Belum Daniel menyesuaikan perkataannya, Alyssa sudah memotongnya.

"Kak Daniel! Kok tiba-tiba gini?" Potong Alyssa yang tidak suka.

"Dengerin kakak dulu, Al." Daniel mencoba menjelaskannya dengan lembut kepada Alyssa.

"Hmm."

"Ini buat keamanan lo, Al. Seinget gue, lo pernah janji bakal nurut apakata gue kan setelah gue izinin buat masuk kampus negeri. Tenang aja, mereka tidak akan terlalu mencolok dan hanya ada satu yang akan terus berada disampingmu."

Alyssa tersentak mendengar penjelasan Daniel. Ia tidak ingin dikekang lagi.

"Gue gamau, Kak. Plis.. gue bakal nurutin kemauan kakak yang lain, pokonya jangan taruh pengawal di sisi, Al." Mohon Alyssa.

"Al, tapi ini buat kebaikan lo. Gue emang gabisa jelasin detailnya karena emang sebaiknya lo gatau. Intinya musuh Obelia itu banyak apalagi ditambah gue yang ada disini. Gue yakin pasti mereka bakal nargetin lo daripada gue. Gue minta maaf kalo keberadaan gue bikin hidup lo jadi ga tenang." Ucap Daniel yang menggenggam erat pisau dan garpu untuk mengontrol emosinya.

Alyssa terdiam mendengar penjelasan Daniel. Dia memang tidak tau apa-apa tentang bisnis keluarganya. Ia hanya tau bahwa Obelia memiliki banyak perusahaan dan kekaya yang melimpah. Mungkin Alyssa sedikit egois karena ia merasa hidupnya selalu terkurung dan baru saat ia kuliah, Alyssa bisa sedikit bebas bergaul dan melihat dunia luar. Tapi kali ini, ia akan diawasi? Alyssa tidak mau kehilangan kebebasannya lagi.

"Tapi.. Al gasuka diawasi kak." Gumam Alyssa.

Daniel memejamkan matanya sejenak dan memutar otaknya agar Alyssa menerima perintahnya.

"Baiklah, kalau begitu biar Kai saja yang menjadi pengawalmu. Setidaknya di kampus. Kai kuliah disana juga kan?"

"Bagaimana kakak tau kalo Kai kuliah disana?"

"Yah, terkadang Terry menceritakan temannya itu." Jawab Daniel sambil mengalihkan pandangannya.

"Bagaimana? Tidak. Ini bukan tawaran lagi. Jadi lo harus terima, Oke?" Lanjut Daniel.

Possessive Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang