Daniel menarik kopernya dan berjalan dengan langkah yang lebar. Ia mengenakan pakaian casual dengan kemeja abu-abu dan celana pendek selutut ditambah dengan mengenakan kacamata membuat Daniel semakin terlihat tampan. Daniel tidak ingin menunjukkan aura dominannya pada Alyssa karena takut Alyssa tidak mau bertemu dengannya lagi sehingga Daniel berusaha membuat kesan yang lembut pada Alyssa dengan mencoba menggunakan style yang berbeda.
"Kak!" Panggil Terry yang berlari mendekati Daniel.
Tanpa banyak basa-basi, Terry segera menyodorkan sebuah video kepada Daniel. Video itu menampilkan Alyssa yang sedang berpesta. Daniel sangat terkejut melihat rumahnya telah disulap menjadi tempat pesta.
"Apa yang sedang terjadi?" Tanya Daniel dengan tajam.
"Sepertinya kedua sahabat Alyssa menyarankan untuk membuat pesta di rumah. Namun, itu tidak lagi penting. Lo harus segera kesana, Kak. Karena gue dapet informasi kalo beberapa dari mereka ada yang membawa alkohol disana." Jelas Terry.
Mata Daniel membulat. "Berani-beraninya bocah-bocah itu membawa pengaruh buruk buat Alyssa.." Desis Daniel. Ekspresi wajahnya pun berubah seketika.
.
.
.Setelah sekitar 2 jam perjalanan dari bandara menuju ke rumahnya. Daniel langsung turun dari mobil dan berjalan dengan langkah lebar memasuki rumahnya yang kini terlihat ramai. Ketika Daniel masuk, semua tatapan menuju ke arahnya. Semua anak yang berada di dalam terpesona dengan ketampanan Daniel. Bahkan anak-anak cowo pun menatapnya karena dimata mereka, Daniel terlihat begitu keren.
Suasana langsung hening kala Alyssa melihat Daniel berjalan ke arahnya. Ekspresinya sangat terkejut, badannya kaku, dan wajahnya sedikit pucat. Mata Daniel menatap tajam ke arah Alyssa lalu dialihkannya untuk menatap satu per satu teman-teman Alyssa.
"Apa kau berencana membuka club disini?" Ucap Daniel dengan nada menyindir saat matanya menangkap salah satu teman cewe Alyssa sudah mabuk dan badannya tengah ditahan oleh dua orang laki-laki.
Alyssa menelan ludahnya dengan susah payah. Mulutnya terasa kelu dan sulit baginya untuk bersuara.
"Pesta sudah selesai. Ini sudah malam. Silakan kalian semua pulang!" Kata Daniel dengan penekanan di tiap katanya.
Beberapa dari mereka langsung kabur pergi keluar. Tak sampai setengah jam, rumahnya kembali sepi. Bahkan Naya dan Syifa pun ikut pergi, meski mereka berdua ingin tinggal. Namun ekspresi Daniel membuat keduanya tidak berani untuk membantah. Alhasil kini hanya ada Alyssa, Daniel, dan juga Terry. Alyssa menundukkan kepalanya takut. Meskipun Terry memberikan sinyal bahwa semuanya akan baik-baik saja. Tapi tetap saja, Alyssa takut dengan Daniel karena ia mengetahui dengan jelas bahwa ia telah melakukan kesalahan.
"Terry, bereskan semuanya!" Perintah Daniel.
"Baik Kak!" Jawab Terry dengan patuh.
Mata Daniel beralih ke Alyssa. "Alyssa. Ikut Kakak!"
Sesampainya di kamar, Daniel langsung duduk di pinggiran kasur lalu menatap Alyssa yang sedang berdiri sambil menunduk. Tangan Daniel menggenggam keras berusaha mengontrol emosinya.
"Penjelasan." Kata Daniel dengan singkat.
Melihat tidak ada jawaban dari Alyssa. Daniel menghirup napasnya panjang lalu ia berdiri dan tidak sengaja menghancurkan vas bunga yang tepat berada di samping Alyssa. Vas itu pecah hingga membuat Alyssa ketakutan. Daniel yang sadar atas apa yang telah ia lakukan. Dia langsung menarik Alyssa kedalam pelukannya.
"Maaf.." lirih Daniel yang semakin memperat pelukannya.
Alyssa menangis dalam diam, tubuhnya pun bergetar. Ia melepaskan pelukannya dan menunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Brother
RomanceAlyssa memiliki 3 kakak laki-laki yang sangat posesif. Masing-masing dari mereka memiliki cara untuk melindungi adik bungsunya. Mereka memiliki kisah yang rumit. Semuanya memiliki rahasia yang mereka simpan dan mereka bagikan kepada orang-orang yang...