Alyssa melepaskan pelukannya dan mengajak Steven berbaring di sampingnya. Ia tidur menyamping agar dapat berhadapan dengan Steven.
"Kak, lo udah punya pacar?" Tanya Alyssa tiba-tiba.
"Gapunya. Ngapain nanya begituan?" Steven merasa heran dengan pertanyaan Alyssa yang menurutnya sangat random.
"Ya gapapa, nanya doang emang gaboleh?"
"Ya gapapa, gue seneng lo peduli sama gue."
"Ha? Kapan gue peduli-,"
Steven mengelus rambut Alyssa lembut. "Al, gue gabutuh pacar. Ngapain gue cari orang asing kalo disini ada lo."
"Kak, gue adek lo." Alyssa menyipitkan matanya sambil mengerucutkan bibirnya.
Steven tertawa. "Iya, gue tau. Maksudnya gue ngga perlu punya pacar. Lagian pacaran kan gaada gunanya, waktu gue aja masih kurang buat nemenin lo. Ini ditambah harus ngurus anak orang lagi."
Alyssa merasa sedikit bersalah karena ia merasa bahwa dirinya hanya menjadi beban dan hambatan bagi kakak-kakaknya.
"Kak, gue harap lo bisa bahagia tanpa harus khawatirin gue. Bentar lagi gue dewasa, jadi lo gaperlu ngurusin gue dan gue ngga bakal ngehambat masa remaja lo."
Steven menjitak kepala Alyssa. "Apasih... Siapa yang ngehambat siapa,hm? Gue, Kak Daniel, dan Ben.. kita semua gapernah berpikir bahwa lo ngehambat masa remaja kita. Jadi jangan pernah berpikiran gitu lagi, oke?"
Alyssa mengangguk paham. "Maaf ya kak."
"Dan satu lagi, jangan pernah lo bilang begitu ke Kak Daniel ya."
"Kenapa kak?" Tanya Alyssa.
"Itu bisa bikin dia sakit hati, Al. Mungkin lo masih takut sama Kak Daniel tapi lo perlu tau bahwa Kak Daniel juga sedang berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi kepala keluarga dan berusaha yang terbaik buat menjaga keuangan keluarga kita tetap stabil. Dia.. dia punya tanggung jawab yang berat. " Ucap Steven dengan matanya yang lurus ke arah langit-langit kamar.
Alyssa terdiam mendengarkan ucapan Steven. Steven menarik selimut untuk Alyssa dan menyuruhnya untuk segera tidur. Steven juga ikut berbaring dan mengusap lembut rambut Alyssa hingga ia tertidur.
"Udah, gausa terlalu dipikirin juga. Sekarang tidur ya," kata Steven dengan lembut.
"Iya. Selamat malam, kak." Kata Alyssa pelan sebelum ia masuk ke dalam mimpinya.
***
"YUHUU KITA MENANG, RI!!" Teriak Ben di tengah keramaian orang yang berada di arena balap malam itu.
"Gila, gue akuin kemampuan lo gaada lawan Ben." Ucap Terry merangkul bahu Ben.
"Kemampuan lo oke juga kok."
"Yah tapi dibanding sama lo. Gue masih kalah jauh," kata Terry dengan jujur.
Ben menganggukkan kepalanya tanda setuju. "Iya sih, gue emang gaada lawan." Kata Ben dengan sifat percaya dirinya yang tinggi.
"Apa kata lo dah!" Jawab Terry yang malas menanggapi.
Damian juga sedari tadi hanya diam memperhatikan obrolan kedua saudara itu. "Gue urus hadiah lo dulu." Ucap Damian sambil memegang bahu Ben.
"Thanks bro!" Kata Ben.
"Lo kaya sama orang asing aja," Damian mendorong bahu Ben pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Brother
RomanceAlyssa memiliki 3 kakak laki-laki yang sangat posesif. Masing-masing dari mereka memiliki cara untuk melindungi adik bungsunya. Mereka memiliki kisah yang rumit. Semuanya memiliki rahasia yang mereka simpan dan mereka bagikan kepada orang-orang yang...