Chapter 43

156 9 0
                                    

Daniel berdiri sambil bersedekap dada dan menatap tajam ke arah Ben. "Kok lo bisa disini?"

"Kenapa? Lo pikir gue masih ada di penjara buatan lo?" Jawab Ben dengan tajam.

Steven dan Alyssa melihat keduanya dengan aneh. Entah apa yang telah terjadi, namun Steven dan Alyssa jelas mengetahui bahwa mereka berdua sedang bertengkar.

"Jaga omongan lo, Ben! Gue kakak lo." Ancam Daniel yang tidak suka dengan Ben yang berbicara tidak sopan kepadanya.

"Kakak?" Ben tertawa kecil. "Kakak mana yang tega mengurung dan menyuruh adiknya untuk bekerja layaknya robot."

Daniel mengepalkan tangannya dan maju mendekati Ben.

"Gue punya alasan. Dan itu semua demi kebaikan lo." Ucap Daniel dengan memegang bahu Ben. Namun, Ben dengan cepat menghempaskan tangan Daniel.

"Jangan sentuh gue, bang$at!" Desis Ben menatap tajam Daniel. Daniel pun berusaha untuk menahan emosinya.

"CUKUP!" Teriak Alyssa yang membuat keduanya menoleh.

Semuanya terkejut melihat Alyssa mulai menangis. "Tidak bisakah kalian berhenti bertengkar? Gue udah lama nungguin momen keluarga kita lengkap lagi, Kak." Kata Alyssa dengan suara yang sedikit bergetar.

"Maafin kakak, Al.." ucap Daniel dengan lirih dan kepalanya menunduk sebagai tanda bahwa ia menyesal.

Ben menatap Alyssa dengan lembut, tatapannya menyiratkan kerinduan yang dalam. Alyssa membalas pandangan Ben sehingga keduanya saling beradu pandang. Alyssa tersenyum tipis lalu menggandeng tangan Ben untuk duduk.

"Sini kak! Lo pasti capek ya abis perjalanan jauh."

"Iya. Gue capek banget, Al. Tapi gue juga udah kangen berat sama lo." Ucap Ben dengan manja.

Daniel melirik Ben dengan sinis kemudian ia langsung pergi ke kamarnya. Sedangkan Steven melihat interaksi antara Ben dan Alyssa membuat hatinya merasa berdenyut dan terasa panas.

"Kakak ke dalem dulu ya, Al!" Steven pamit hanya kepada Alyssa dan menghiraukan Ben.

Alyssa menghela napasnya. Entah mengapa ketiga kakaknya itu tidak bisa akur satu sama lain. Alyssa sendiri juga bingung harus bagaimana agar mereka kembali akur.

"Kak, lo ada masalah apa sama Kak Daniel?" Tanya Alyssa dengan hati-hati.

"Sejak kapan lo sama Kak Daniel deket?" Tanya balik Ben dengan tatapan tajam mengarah ke Alyssa.

Alyssa menjadi gugup seketika. Sudah lama ia tidak bertemu dengan Ben. Ia juga sudah menata kembali hatinya, namun sepertinya itu semua tidak ada gunanya sekarang. Perasaan yang selama ini ia kubur dalam-dalam, perlahan kembali setelah bertemu dengan Ben.

"Yah.. kita emang lumayan jadi.. deket," jawab Alyssa sambil melirik Ben.

"Sayang, kamu engga kangen sama aku?" Ben menarik Alyssa kedalam dekapannya, ia mencium kepala Alyssa berulang kali.

Berbeda dengan Alyssa yang kini badannya sudah tegang dan kaku. Alyssa kira Ben telah melupakan segalanya tentang hubungan mereka. Alyssa memberontak dan mendorong dada Ben. Matanya menatap sekitar takut jika kedua kakaknya melihat.

"Kak jangan gini! Gimana kalo ada yang liat." Kata Alyssa yang masih celingukan memastikan tidak ada yang melihat pelukan tadi.

Ben tertawa kecil dan menatap Alyssa dengan gemas. Ia mengacak rambut Alyssa. "Emang kalo ada yang liat kenapa? Itu masih wajar kok jadi gabakal ada yang curiga."

Jantung Alyssa berdegup kencang melihat Ben tertawa. Sudah lama ia tidak melihat ekspresi wajah kakak bungsunya ini. Sebenarnya ia memang sudah sangat merindukan Ben. Namun disatu sisi, ia juga takut perasaannya akan semakin berkembang. Alyssa tidak ingin melakukan kesalahan yang sama berulang kali. Kali ini ia pasti bisa menahannya.

"Udah, Kak Ben istirahat aja sana! Nanti kita kumpul bareng abis makan malam. Gue mau kita berempat kumpul damai tanpa bertengkar." Kata Alyssa sambil menutupi wajahnya yang merona.

Ben mengangguk namun sebelum Ben berdiri. Ia mengecup bibir Alyssa singkat lalu berlari menuju kamarnya. Alyssa terdiam beberapa detik mencerna apa yang barusan terjadi. Setelah itu, teriakan Alyssa menggema di ruangan itu.

"KAK BEN!!"

***

Di meja makan, Daniel dan Steven berusaha untuk tidak terlihat kesal karena Alyssa dan Ben benar-benar seperti dalam dunianya sendiri. Ben terus menerus mengajak Alyssa berbicara dan mencari perhatian Alyssa. Daniel dan Steven menatap satu sama lain. Seperti adanya ikatan batin, Steven mengetahui niat Daniel hanya dengan tatapan yang diberikan.

Steven berdehem cukup keras, membuat Alyssa menoleh ke arah Steven begitu juga dengan Ben.

"Kenapa kak Steven?" Tanya Alyssa.

"Gapapa, tenggorokan kakak agak sakit" Jawab Steven sekenanya.

Alyssa langsung mengambil air putih dan memberikannya kepada Steven. "Coba minum dulu kak, atau mau dibikin teh hangat aja?"

Daniel tersenyum kecil melihat Ben terlihat kesal karena Alyssa memberikan perhatiannya kepada Steven.

"Udah Al, nanti Kak Steven minum obat aja abis ini-"

"Al, antar Steven ke kamarnya. Biarin dia istirahat dulu, nanti kakak bikinin teh hangat. Kamu bantu temani dia sebentar ya. Steven kalo sakit gamau ditinggal soalnya."

Ucapan Ben terpotong karena Daniel memberi perintah kepada Alyssa untuk membawa Steven ke kamarnya.

"Iya kak. Ayo kak Steven! Al temenin."
Daniel tersenyum melihat Alyssa menuruti perintahnya.

Ketika Alyssa dan Steven telah pergi. Daniel menatap Ben dengan ekspresi yang mengejek. Ben menggenggam garpu yang ada ditangannya dengan kuat.

"Gue bikin teh hangat dulu buat Steven." Ucap Daniel lalu berdiri meninggalkan Ben sendirian.

Ben merasa sangat kesal dengan kelakuan kedua kakaknya. Ia sangat yakin bahwa ini semua hanya disengaja untuk memisahkan dirinya dengan Alyssa. Ben tersenyum smirk ketika tiba-tiba ide brilian muncul di kepalanya.

"Sekarang gaada yang boleh misahin gue sama Alyssa." Ucap Ben dalam hati.

Mau tes dulu, masih ada yang nungguin apa engga>< maaf banget ya kalo jarang banget upload. Aku lagi berpikir mau upload lanjutan dari cerita ini di lapak sebelah. Jadi kemungkinan season 1 aku abisin disini terus season 2 nya bakal pindah lapak^^

Terimakasih yang masih sabar nungguin cerita ini❤️ see you on next chapter!!

- A.W.S

Possessive Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang