Sampai di rumah, Alyssa dan Terry langsung disambut oleh Steven dan Ben. Mereka menatap Terry dengan tatapan tajam. Wajah Ben benar-benar menyeramkan. Alyssa menarik kecil ujung baju Terry.
"Kak, gimana nih? Kayanya mereka berdua marah," bisik Alyssa.
"Udah, lo ke kamar aja. Biar gue yang urus ini," balas Terry.
"Beneran gapapa?"
"Ekhem," Steven berdehem keras.
Terry menganggukkan kepalanya dan menyuruh Alyssa untuk segera pergi. Setelah Alyssa meninggalkan ruangan itu. Steven dan Ben langsung mencerca Terry dengan berbagai pertanyaan.
"Lo! Berani-beraninya bawa Alyssa keluar tanpa sepengetahuan gue." Ucap Steven dengan tajam.
"Lo bawa Alyssa kemana hah!?" Ben juga mulai mengeluarkan emosinya.
"Kalian berdua bisa tenang dulu ngga?"
"NGGA!" Jawab Ben dan Steven bersamaan.
Terry memutar bola matanya. "Gue cuman bawa Alyssa ke cafe deket sini bentar, buat ngabisin waktu. Kasian adek lo bosen di rumah, dikurung terus."
Steven mendengus kesal. "Emang lo gabisa ngabarin kita dulu? Lo tau disini kita panik dan khawatir nyariin, Al." Balas Steven.
"Maaf kak. Gue gaada kepikiran tadi," jawab Terry dengan sedikit menyesal. Steven melirik Terry tajam kemudian ia menganggukkan kepalanya. Sepertinya emosi Steven sudah mereda.
"Ngapain aja lo sama Al di cafe?" Kalimat dingin keluar dari mulut Ben. Memang sedari tadi, Ben terlihat sangat marah dan begitu tajam menatap Terry seakan ingin membunuhnya.
"Kita cuman ngobrol ringan," balas Terry dengan santainya.
Ben menatap Terry intens kemudian melangkahkan kakinya mendekati Terry. "Gue rasa lo gaada keperluan atau hal yang perlu dibicarain sama Alyssa. Jadi ngapain lo bawa Al kesana?"
Terry sedikit mundur, ia harus menyadarkan Ben dengan sikapnya yang mulai kelewatan.
"Ben, gue ingetin lagi sama lo. Alyssa itu adek kandung lo."
"Gue tau. Terus apa hubungannya sama topik pembicaraan kita?" Jawab Ben dengan dingin dan tajam.
"Lo sadar gak? Sikap lo ke Alyssa itu udah mulai kelewatan, dia juga perlu tau dunia luar—"
Terry melihat Steven sekilas. "—begitu juga dengan lo, kak. Gue tau kalian berdua ga pengen Alyssa terluka. Tapi penjagaan kalian yang terlalu ketat juga bikin Alyssa ga nyaman."
Steven menunduk dan memikirkan perkataan Terry. Sedangkan Ben, ia tidak menghiraukan satu pun ucapan Terry.
"Atas dasar apa lo berhak ngomong gitu? Gue yang lebih tau tentang Alyssa." Ucap Ben sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
"Lo jangan sok tau," potong Terry.
"Lo yang jangan sok tau dan ikut campur dalam keluarga kami, Ri. Lo emang sepupu gue. Tapi gue juga gabakal nahan diri kalo lo terlalu ikut campur. Gue yang selalu bareng Alyssa, jadi gue tau apa yang dia rasain." Jelas Ben dengan nada tajam dan tegas.
"Lo jangan terlalu obsesi sama adek lo, Ben!" Ucap Terry sambil sedikit mendorong Ben. Ia berharap Ben bisa mengerti maksud ucapan Terry.
"JAGA UCAPAN LO! INI BUKAN OBSESI. GUE CUMAN NGELAKUIN YANG TERBAIK BUAT AL. GUE YANG TAU DIA." Teriak Ben sambil menarik baju Terry dengan tatapan membunuh.
Mereka berdua pun mulai bertengkar satu sama lain. Steven yang melihatnya menghela napas. Emosinya belum sepenuhnya reda, namun kedua adiknya malah bertengkar satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Brother
RomanceAlyssa memiliki 3 kakak laki-laki yang sangat posesif. Masing-masing dari mereka memiliki cara untuk melindungi adik bungsunya. Mereka memiliki kisah yang rumit. Semuanya memiliki rahasia yang mereka simpan dan mereka bagikan kepada orang-orang yang...