Chapter 55 - Sadar

123 6 0
                                    

Steven datang ke ruangan kerja Daniel dan memintanya untuk mengobrol berdua. Daniel melihat raut wajah Steven yang cukup serius langsung menghentikan pekerjaannya sejenak.

"Ada yang mau lo omongin?" Tanya Daniel duduk di sofa sambil meminum minuman yang ada di meja.

Steven menunduk dan memainkan jari-jarinya terlihat seperti ragu untuk berkata. "Kak, gue mau jujur sama lo," ucap Steven lirih.

Daniel menaikkan salah satu alisnya. "Tentang lo yang ngelecehin Alyssa?" Kata Daniel dengan nada yang tajam.

Tubuh Steven membeku seketika. "L-lo tau?"

Daniel menghembuskan nafasnya kasar, wajahnya terlihat seperti menahan emosi. "Jangan pikir gue gatau apa-apa. Gue tau gimana tingkah lo sama Ben selama ini."

Steven menundukkan kepalanya. "Maaf kak..." Lirih Steven.

Daniel beranjak menarik kerah baju Steven lalu menonjok pipi Steven dengan tangan kanannya. Tubuh Steven terdorong keras hingga terjatuh. Dada Daniel terasa menggebu-gebu namun juga sakit secara bersamaan melihat Steven yang pasrah menerima setiap pukulannya.

"Maaf Kak... Gue emang gagal jadi kakak," sesal Steven yang mulai mengeluarkan air matanya.

Daniel tetap menggenggam erat kerah baju Steven. "Lo tau dia adik kandung kita. Orang yang harusnya kita jaga-" desis Daniel.

Tenggorokan Daniel tercekat untuk mengucapkan kata selanjutnya, ia memejamkan matanya kala merasakan sakit di bagian dada. "-bukan malah kalian rusak."

Daniel melepaskan Steven dengan kasar. Sementara Steven mengusap kasar darah yang ada di ujung bibirnya. Air matanya mengalir tanpa henti.

Steven bersimpuh di depan Daniel dan terus menerus meminta maaf. Daniel memalingkan wajahnya lalu berusaha untuk menetralkan kembali perasaannya.

"Gue udah maafin lo," ucap Daniel singkat.

Steven mendongak untuk melihat Daniel. Tangan Daniel menariknya untuk berdiri lalu membawa Steven ke pelukannya.

"Gue emang marah sama kalian berdua. Tapi bagaimanapun kalian tetep adek gue. Gue juga ngerasa gagal jadi kepala keluarga."

Steven menggeleng. "Lo udah ngelakuin yang terbaik Kak. Disini gue yang salah karena gue milih ngikutin ide gila Ben daripada hati nurani gue."

Daniel melepaskan pelukannya lalu menyuruh Steven kembali duduk. Ia berjalan mengambil kotak P3K miliknya lalu mengeluarkan betadine dan kapas untuk membersihkan luka Steven.

"Biar gue sendiri aja kak yang bersihin." Ucap Steven.

Daniel mengangguk paham. "Gue seneng kalo lo udah sadar sama apa yang lo lakuin itu salah."

Steven tersenyum kecut. "Gue kakak yang baj*ngan ya."

"Lupain yang lalu. Sekarang lo harus nebus semua kesalahan lo selama ini, Steven." Wajah Daniel terlihat datar namun sorot matanya sangat tajam.

Steven mengernyitkan dahinya. "Caranya?"

Daniel memejamkan mata sejenak. "Keselamatan Alyssa udah ngga aman lagi. Lo tau kan alasan kenapa Alyssa hidup dalam persembunyian dan gabisa hidup bebas seperti gadis lainnya." Kata Daniel dengan serius.

Steven mengangguk. "Itu karena banyak yang mengincar Alyssa kan?"

Daniel menggelengkan kepalanya. "Bukan. Itu karena gue yang gabecus ngasih jaminan keselamatan buat Alyssa."

"Kak Daniel!" Protes Steven.

Daniel terkekeh. "Steven, lo tau seberapa berat beban yang gue tanggung?"

Daniel menyandarkan kepalanya di sofa dan mulai menjelaskan. "Setiap waktu banyak orang yang menunggu gue bikin celah biar mereka bisa ngehancurin perusahaan Obelia. Tapi kenyataannya, mereka engga bisa ambil atau ngehancurin apa yang kita miliki. Makanya, mereka terus menerus nyari kelemahan kita ralat maksudnya kelemahan gue."

Daniel menoleh ke arah Steven sambil tersenyum tipis. "Selama ini, keberadaan Alyssa sangat misterius di dunia bisnis. Orang-orang hanya tau Obelia memiliki seorang putri namun tidak pernah tau nama maupun wajahnya seperti apa. Yang gue bisa lakuin cuman nyembunyiin Alyssa dari dunia luar. Gue gamau ambil resiko kalo mereka tau keberadaan Alyssa, bukan engga mungkin kejadian di masa lalu akan terulang."

Steven terkejut mendengarnya. Steven tau maksud ucapan Daniel adalah kejadian tragis yang menimpa keluarganya. Satu-satunya kejadian yang hingga saat ini tidak ada yang berani mengungkitnya. Mereka semua sepakat untuk melupakan kejadian itu dan menguburnya di dalam hati mereka.

"Kak Daniel.." ucap Steven lirih.

"Udahlah, yang terpenting sekarang adalah keamanan Alyssa." Ucap Daniel.

"Ada apa dengan keamanan Alyssa kak? Bukannya selama ini lo udah berhasil jaga Alyssa dari mereka. Lo bahkan ngasi sebagian tim Alpha buat jadi pengawal Al kan." Kata Steven.

Daniel menatap Steven dengan sorot matanya yang tajam, ekspresi wajahnya berubah begitu dingin. "Dengarin penjelasan gue.."

***

Sementara itu di sisi lain, Ben duduk dengan menyilangkan kakinya di sebuah ruangan VIP di salah satu club ternama. Wajah yang dingin, sorot mata yang tegas, dan aura yang mendominasi. Hal yang tidak pernah Ben perlihatkan kepada keluarga maupun orang terdekatnya.

"Jadi kau setuju dengan penawaranku?" Tanya seorang laki-laki yang wajahnya tertutup masker dan topi. Aura laki-laki itu juga tidak kalah dengan Ben.

Ben tersenyum smirk. "Tentu saja. Dengan syarat, jangan menyentuhnya seujung kuku pun." Kata Ben dengan tegas.

Lelaki itu tertawa keras. "Sepertinya dia sangat berharga bagimu."

"Jangan main-main denganku, ber*ngsek!" Desis Ben.

Lelaki itu tertawa meremehkan dan menarik kerah Ben. "Itu berlaku untukmu juga, baj*ngan!"

"Aku orang yang menepati janji. Jangan khawatir selama kau melakukan tugasmu dengan baik. Aku juga akan melakukan tugasku dengan baik." Ucap lelaki itu dengan senyuman menyeringai.

Ben melepaskan tangan laki-laki itu dengan kasar lalu merapikan pakaian yang ia kenakan. "Tenang aja. Aku akan membantumu." Ucap Ben lalu beranjak pergi tanpa menoleh sedikitpun.

Lelaki itu tersenyum smirk melihat punggung Ben yang kian menjauh.

"Namanya Alyssa kan? Dia sangat istimewa dan berharga untuk semua orang ya." Ucap lelaki itu sembari menggoyangkan gelas whisky miliknya.

.
.
.
Halo!
Update lagi untuk hari ini, gimana menurut kalian? Steven udah sadar nih.. tinggal Ben aja yang belum><

Kasih komentar kalian buat chapter ini ya💕 Terimakasih juga buat kalian yang udah baca ceritanya sampe chapter ini🥺

Jangan lupa untuk selalu tinggalin jejak!! Pls don't be silent readers untuk menghargai author ❤️

Next chapter? I need 5 voted
See u on next chapter~

- A.W.S

Possessive Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang