Chapter 38

149 10 2
                                    

"Makasih ya Noel," ucap Alyssa keluar dari mobil. Akhir-akhir ini Alyssa mulai merasa tertekan karena kehadiran Kai yang selalu menempel padanya.

Sepulang dari kampus, Alyssa memutuskan untuk langsung pulang karena ia tidak mood untuk sekedar nongkrong atau mengerjakan tugas bersama teman-temannya. Alyssa ingin berada di kamarnya, menghabiskan waktu sendirian adalah keinginannya saat ini. Alyssa berjalan masuk ke rumah dan menyadari bahwa rumahnya terasa sangat sepi.

"Kak Daniel lagi pergi keluar ya?" Tanya Alyssa dalam hati.

Alyssa berjalan santai menuju kamarnya. Namun, ia menghentikan langkah saat mendengar suara Daniel yang sedang menelepon. Entah hasutan apa, Alyssa diam-diam mendengarkan isi pembicaraan itu.

"..-sepertinya akan kambuh dalam beberapa hari.... Carikan wanita seperti biasa.."

Alyssa sedikit terkejut mendengar sayup-sayup suara Daniel karena tidak mau ketahuan, ia langsung buru-buru pergi dan masuk ke dalam kamarnya.

"Kak Daniel sakit apa ya? Kenapa dia butuh wanita dan apa pula maksud wanita seperti biasa?" Alyssa berbicara sendiri sambil memikirkan perkataan Daniel.

Alyssa merebahkan dirinya di kasur dan menatap langit-langit kamarnya. "Apa Kak Daniel lagi butuh untuk pelampiasan nafsunya?" Alyssa menggeleng untuk menghilangkan pikiran-pikiran yang ada di kepalanya.

"Pasti bukan itu kan. Ya Kak Daniel beda. Dia bukan Ben." Gumam Alyssa.

Alyssa memiringkan badannya, pikirannya melayang jauh. Tangannya mengambil ponsel lalu langsung membuka isi chat terakhir dari Ben. Entah mengapa Alyssa merasa janggal karena Ben tiba-tiba tidak menghubunginya lagi. Padahal ia hampir setiap hari menghubungi Alyssa. Ada rasa aneh yang menjalar di dadanya.

"Aku rindu Kak Ben.." lirih Alyssa.

***

Malam harinya, Alyssa dan Daniel makan malam bersama. Alyssa diam-diam melirik Daniel serta memperhatikannya. Tentu saja, Daniel mengetahui apa yang dilakukan adik bungsunya itu. Namun ia memutuskan untuk berpura-pura tidak tahu.

Tiba-tiba, kepala Daniel berdenyut. Ia sedikit meringis kemudian sebisa mungkin menahannya. Daniel tidak ingin Alyssa mengetahui bahwa dirinya sedang kesakitan.

"Kak, ada apa? Wajah lo keliatan pucet," kata Alyssa khawatir.

"Gue gapapa." Jawab Daniel dengan cepat. Lalu ia berdiri dan menuju ke kamarnya.

Alyssa buru-buru mengejar Daniel, ia langsung masuk ke kamar Daniel dengan wajah khawatir.

"Kak lo beneran gapapa?" Tanya Alyssa.

Daniel terkejut melihat Alyssa berada di dalam kamarnya. "Keluar!" Perintahnya dengan dingin.

Alyssa menggeleng. Ia mendekati Daniel dan memegang tangannya. Matanya berkaca-kaca melihat sikap Daniel yang seperti sedang menahan sakit.

"Kak, gue tau penyakit lo. Please.. jangan lo simpen sendiri. Gue pasti bakal bantuin lo." Kata Alyssa sambil menggenggam tangan Daniel.

Tubuh Daniel menegang saat mendengar Alyssa mengetahui penyakitnya. "Dia tau darimana penyakit sialan ini," ucapnya dalam hati. Sakit di kepala Daniel semakin parah hingga ia tidak bisa berpikir dengan baik saat ini. Tanpa sadar Daniel mendorong tubuh Alyssa hingga membuatnya terjatuh.

"Keluar dari kamar gue! Gausa ikut campur." Ucap Daniel dengan dingin.

Air mata Alyssa keluar melihat perilaku Daniel. Ia hanya ingin membantu kakaknya, apa itu salah. Alyssa berdiri dan berjalan pelan ke pintu. Dia juga kembali melihat Daniel yang sedang duduk di kasur sambil memegangi kepalanya. Alyssa tersenyum miris.

Possessive Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang