Steven mengajak Alyssa untuk masuk ke dalam rumah yang terlihat minimalis namun tetap terkesan mewah itu. Mereka berjalan masuk hingga di ruang tengah. Steven melihat Alyssa yang kebingungan pun tersenyum, tangannya bergerak mengelus kepala Alyssa.
"Suka?" Tanya Steven.
"Hah? S-suka," jawab Alyssa dengan wajahnya yang masih terlihat bingung.
"Ini rumah siapa kak?" Tanya Alyssa menatap interior rumah itu.
"Kan udah gue bilang. Ini rumah lo,"
"Kak serius.."
"Gue serius, Alyssa."
Alyssa menatap mata Steven dengan seksama untuk mencari kebohongan disana, namun nihil. Sorot mata itu terlihat serius dan tidak ada kebohongan. Itulah yang Alyssa rasakan.
"Kak, tapi kan gue udah tinggal di asrama. Kakak kan udah setuju sama masalah ini, Kak Daniel juga."
Steven menghela napas. "Setelah melihat apa yang terjadi tadi. Gue menarik ucapan gue dulu. Sekarang lo tinggal disini mulai sekarang. ART dan pengawal lo akan dateng besok-"
"Kak! Kok gitu sih! Gue gamau." Sentak Alyssa.
"Alyssa, dengerin gue! Ini buat kebaikan lo, gue gamau lo kenapa-kenapa."
"Kak Steven! Gue tuh ga kenapa-kenapa. Gue baik-baik aja. Jadi plis biarin gue tinggal di asrama sesuai perjanjian awal." Jelas Alyssa.
"Engga, Al. Gue gabisa. Gue juga udah nelpon Kak Daniel dan Kak Daniel setuju dengan ini."
Jawaban Steven membuat Alyssa terdiam dan mematung. Alyssa tidak habis pikir dengan perlakuan semua kakaknya terhadapnya. Selama Alyssa tinggal di asrama, ia sudah mulai sedikit mengetahui dunia luar seperti apa. Dia bahagia bisa hidup bebas dan sesuai keinginannya. Alyssa tidak hidup dikekang. Mata Alyssa mulai berkaca-kaca, hal itu membuat Steven mengalihkan wajahnya.
"Kak Steven.. kenapa? Al cuman mau hidup sesuai keinginan Alyssa, Kak.." ucap Alyssa menahan tangisnya.
Steven menangkup kedua pipi Alyssa. Ia menyentuhkan dahinya dengan dahi Alyssa. Wajah keduanya begitu dekat, hingga Alyssa bisa merasakan napas Steven.
"Al, percayalah sama kakak. Ini semua demi kebaikanmu."
"Kebaikan apa kak? Al ngga ngerti kenapa Al harus hidup berbeda, ngga seperti yang lainnya."
Steven kembali ke posisi semula. Raut wajahnya terlihat bingung dan resah. Alyssa menyadari itu. Seperti ada sesuatu yang disembunyikan.
"Kak Steven," panggil Alyssa.
"Lo emang berbeda, Al." Kata Steven dengan singkat. Ia terlihat seperti orang yang ingin melarikan diri dari situasi saat ini.
Alyssa memegang tangan Steven. Dia ingin meminta penjelasan. "Apa? Apa yang berbeda? Bukankah kita semua sama. Apa yang membuat gue berbeda? Gue cuman mau hidup bebas."
Steven melepaskan tangan Alyssa. Ia berjalan meninggalkannya. Namun, Alyssa mengejar Steven hingga sampai di salah satu kamar.
"Keluar Al! Emosi gue lagi ngga stabil." Ucap Steven membelakangi Alyssa.
"Engga. Jelasin ke gue, kak! Biar gue ngerti." Jawab Alyssa yang kekeh.
"Alyssa.." suara Steven yang menahan emosi tidak membuat Alyssa menyerah. Alyssa malah semakin menggebu-gebu untuk melampiaskan perasaannya.
"Kak, gue gamau hidup dengan penuh aturan. Gue pengen kaya temen-temen gue yang lain. Mereka bisa bebas pergi kemanapun yang mereka mau-"
"ALYSSA CUKUP!" Teriak Steven yang memegangi kepalanya dengan frustasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Brother
RomanceAlyssa memiliki 3 kakak laki-laki yang sangat posesif. Masing-masing dari mereka memiliki cara untuk melindungi adik bungsunya. Mereka memiliki kisah yang rumit. Semuanya memiliki rahasia yang mereka simpan dan mereka bagikan kepada orang-orang yang...