Chapter 32 ⚠️17+⚠️

469 13 3
                                    

Daniel yang baru tidur setelah empat jam melawan rasa sakitnya, terganggu dengan suara ponsel yang terus berdering. Bola matanya bergerak perlahan membuka dan tangannya meraih ponsel itu dengan perlahan. Matanya berkedip beberapa kali untuk melihat siapa yang meneleponnya. Setelah mengetahui Terry yang menelepon, dengan cepat Daniel langsung menerima panggilan itu.

"Apa?" Tanya Daniel yang to-the-point.

"Kak! Gue punya informasi yang penting banget. Gue saranin lo secepat mungkin dateng ke Indonesia," kata Terry.

"Ada apa?"

Terry melaporkan informasi yang ia dapatkan dari pengawal yang ditugaskan secara diam-diam untuk mengawasi Alyssa, bagaimana sikap Ben, dan situasi Alyssa saat ini.

Daniel mendengarkan dengan seksama dan wajahnya mulai mengeras. Ia memejamkan matanya sebentar sembari mencerna apa yang dikatakan oleh Terry.

"Ben benar-benar sudah gila," kata Daniel.

"Kak, lo harus cepet kesini sebelum semuanya terlambat!" Sela Terry dengan cepat.

"Lo gaperlu khawatir. Gue punya rencana sendiri, kabarin gue kalo ada info terbaru."

"Oke kak!"

Setelah menutup panggilan itu. Daniel mengacak-acak rambutnya, ia merasa begitu frustasi. Daniel semakin merasa gagal menjadi kakak. Daniel langsung memanggil Theo agar segera datang.

"Ada apa tuan?" Ucap Theo yang datang dengan sigap.

"Segera kosongkan jadwalku minggu ini! Aku harus ke Indonesia secepatnya." Perintah Daniel dengan tegas.

"Baik tuan! Kalau begitu saya permisi, anda bisa melanjutkan istirahat anda." Pamit Theo.

Daniel kembali berbaring di kasurnya. Ia menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan kosong. Daniel merasa sesak. Dia berusaha kembali untuk tidur karena tubuh dan pikirannya begitu lelah.

"Ayah, Ibu.. aku sudah berusaha melakukan yang terbaik. Tolong maafkan aku," ucap Daniel dalam hati.

***

Di pagi hari, Steven sudah siap untuk pergi. Hari ini ia berencana untuk membeli bahan-bahan makanan untuk seminggu kedepan. Saat ia bangun, Ben dan Alyssa masih tertidur nyenyak. Oleh sebab itu, ia berencana untuk pergi sendiri. Steven tidak mau menganggu tidur kedua adiknya itu.

Jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi. Ben dan Alyssa sudah bangun dan keduanya sedang bersantai di ruang tengah. Ben membawa beberapa camilan dan duduk di samping Alyssa yang sedang fokus melihat siaran kartun di TV.

"Sayang.." kata Ben dengan manja. Ia juga meletakkan kepalanya di bahu Alyssa.

"Kak Ben.. jangan gini," Alyssa mencoba menghindar.

"Kenapa sih? Aku mau manja-manja sama kamu, kemarin kan rencana kita gagal." Ucap Ben sambil mengerucutkan bibirnya.

Alyssa melirik Ben dan ada rasa gemas saat melihat ekspresi Ben saat ini. Namun Alyssa menahan semua itu.

"Alyssa.." panggil Ben.

"Apa kak?" Jawab Alyssa dengan pasrah.

"Panggil sayang dong, masa kakak?"

"Kan bener... Kakak kan emang kakakku." Jawab Alyssa.

Ben terlihat sedikit kesal. Ia pun meletakkan kepalanya di paha Alyssa dan menatapnya dari bawah. Tiba-tiba Ben tersenyum kecil.

Possessive Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang