Chapter 39

153 9 0
                                    

Beberapa hari telah berlalu namun Alyssa tetap memikirkan apa yang dilakukan Daniel malam itu. Apakah Daniel melepaskan nafsunya dengan menggunakan wanita itu. Bukankah itu berbahaya? Yah setidaknya itu yang dikatakan Ben pada Alyssa.

"Bukannya lebih aman sama gue ya? Kan gue keluarganya."

Saat ini Alyssa dan Daniel tengah makan malam bersama. Mereka melakukan percakapan seadanya, Alyssa memperhatikan wajah Daniel dengan seksama. Ia begitu penasaran dan ingin bertanya pada Daniel.

"Ada apa, Al?" Tanya Daniel setelah melihat Alyssa yang tidak henti-henti menatap dirinya.

"Um Kak, sebenernya malem itu.. gue liat cewe masuk ke kamar lo-"

Daniel seketika terkejut mendengar ucapan Alyssa. "Apa dia melihat semuanya?" Ucap Daniel dalam hati.

"Lalu?" Kata Daniel sambil menyembunyikan rasa paniknya.

Alyssa memainkan tangannya seperti sedang berpikir haruskah ia mengatakannya atau tidak.

"Kenapa Al?" Dahi Daniel mengernyit heran.

"Kenapa lo lakuin itu ke dia?"

Pertanyaan itu membuat tubuh Daniel membeku. Pertanyaan ambigu yang membuat Daniel salah paham.

"Ka-karena hanya itu satu-satunya cara biar gue tetep waras, Al. Maaf," Daniel menundukkan kepalanya. Ia sebenernya tidak mau jika Alyssa mengetahui sisi gelapnya, namun bagaimana lagi. Nasi sudah menjadi bubur.

Alyssa menggebrak meja lalu berdiri membuat Daniel dengan cepat menoleh ke arahnya. "Kenapa kak? Kenapa? Kenapa harus orang lain? Lo tau itu bahaya buat lo kan? G-gue bisa bantuin lo, kita tidur bareng... Gue pastiin bisa bikin lo lebih baik, bukankah lebih aman kalo sama gue?"

Penjelasan Alyssa membuat Daniel shock bukan main. Daniel baru sadar ada yang janggal dengan perkataan Alyssa, ia merasa Alyssa salah paham padanya. Namun, Daniel tidak memikirkannya terlalu dalam. Karena saat ini ia sangat marah dengan Alyssa yang dengan mudahnya menawarkan diri untuk 'tidur' bersama.

Daniel berdiri menatap marah pada Alyssa. "ALYSSA! APA LO UDAH GILA?" Teriak Daniel membuat Alyssa terdiam karena terkejut melihat reaksi balik Daniel.

Daniel mengusap wajahnya kasar. Ya, dia kelepasan lagi. "Al, lo gaboleh bilang seperti itu kepada siapapun, ngerti? Nawarin tubuh lo ke orang lain? Sejak kapan lo belajar jadi pelacur,eh?" Ucap Daniel dengan tertawa miris di akhir.

Hati Alyssa terasa sakit mendengar kakaknya memanggil dirinya sebagai 'pelacur'. Matanya berkaca-kaca, Alyssa tidak menyangka jika dirinya sehina itu di hadapan Daniel.

"Kak... Lo-"

"Siapa yang ngajarin lo kaya gitu? Ben?" Potong Daniel dengan cepat.

Alyssa diam tidak berani membela diri, setelah melihat Daniel mengepalkan tangannya sangat erat. Namun, Alyssa juga tidak terima jika nama Ben ditarik ke dalam pembicaraan karena Ben tidak salah.

"Kenapa jadi Kak Ben? Kak Ben ngga ngelakuin kesalahan apapun, Kak! Berhenti menyalahkan Kak Ben. Kakak yang hanya orang luar, tau apa? Selama ini gue yang hidup bareng Kak Ben, dia ngga salah apa-apa." Ucap Alyssa dengan menggebu-gebu, dadanya naik turun karena emosi.

Setelah membela Ben. Alyssa meninggalkan Daniel, namun belum sempat ia beranjak. Tangannya ditahan oleh Daniel.

"Al, selama ini gue emang gapernah ada buat lo. Tapi satu yang harus lo tau, semua yang diajarkan Ben ke lo itu salah! Percaya sama gue. Meski gue ngga tau detailnya tapi gue yakin, dia ngajak lo ke jalan yang salah. Percaya sama gue, dek." Jelas Daniel dengan lembut.

Alyssa hanya diam dan menghentakkan tangannya agar terlepas. Kemudian, ia berjalan masuk ke dalam kamar dan membanting pintu kamarnya. Daniel menghela napasnya. Lalu ia pergi keluar untuk menenangkan emosinya.

***


"Akhirnya selesai juga," ucap Steven sambil bersandar di kursi. Ia memijit pelipisnya. Selama beberapa minggu ini, Steven sangat sibuk dengan proyek terbarunya. Beruntung semua berjalan dengan lancar dan mendapatkan hasil yang memuaskan.

Setelah istirahat beberapa saat, tiba-tiba pikirannya melayang pada adik bungsunya. Steven kembali mengingat kejadian malam itu. Jujur ia sangat terkejut bukan main dan masih menolak percaya dengan apa yang ia lihat malam itu, Steven masih enggan mengakui hal yang terjadi di hadapannya saat itu. Steven menimbang haruskah ia melaporkannya pada Daniel atau ia sendiri yang membereskannya. Perilaku Ben memang sudah di luar batas.

"Ben, kenapa kau melakukannya?" Gumam Steven.

Steven juga mengingat dengan jelas bagaimana tubuh Alyssa yang polos berada di bawah Ben. Tentu saja, Steven merupakan lelaki normal. Ia tidak munafik bahwa tubuh Alyssa memang begitu mempesona.

Plak

Steven menampar pipinya sendiri untuk menyadarkan pikirannya yang sudah gila. "Bagaimana bisa gue memikirkan hal kotor tentang Alyssa. Apa bedanya gue sama Ben kalo gitu?" Batin Steven.

Steven mengambil ponsel lalu membuka beberapa pesan yang belum sempat ia baca. Steven memilih membuka pesan dari Terry terlebih dulu.

"Jadi Kak Daniel udah di rumah ya.." gumam Steven.

"Gue juga harus segera pulang, Kak Daniel harus tau kelakuan Ben." Pikir Steven.

Hari itu juga, Steven mengambil penerbangan yang paling cepat menuju Indonesia. Ia tidak ingin membuang waktu lagi. Steven merasa ia harus segera bertemu dan berbicara kepada Daniel. Segera setelah sampai di rumah, Steven berpapasan dengan Alyssa. Mereka berdua masih merasa canggung satu sama lain.

"Loh k-kak Steven?" Ucap Alyssa yang sedikit terkejut melihat Steven yang ternyata sudah pulang.

"Hai! Um gimana kabar lo?" Tanya Steven basa-basi.

"Baik. Kak Daniel nemenin gue selama ini," jawab Alyssa mengalihkan pandangannya.

"Oh iya? Kak Daniel udah balik ya?" Kata Steven yang berpura-pura terkejut meskipun ia telah mengetahui Daniel sudah pulang.

Alyssa mengangguk. "Kak Steven mau istirahat langsung?"

"Kak Daniel dimana?"

Tanya mereka berdua secara bersamaan. "Ya? Tadi lo ngomong apa?" Ucap Steven sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"G-gaada. Kak Daniel lagi keluar kayanya," jawab Alyssa sambil melirik ke arah lain.

"Oh yauda deh. Gue ke kamar dulu kalo gitu."

"Iya kak."

Haloo~
Update lagi nih... Seperti biasa jangan lupa vote & comment ya. Jujur, aku suka bacain komen2 kalian karena itu bikin semangat buat aku nulis. Jadi pls don't be silent readers guys^^

Next chapter? 5 votes langsung aku update><

- A.W.S

Possessive Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang