Chapter 42 - Ben Pulang-

199 10 0
                                    

Kertas-kertas berhamburan di ruangan bernuansa putih. Di tengah-tengah itu, seorang pemuda duduk dengan ekspresi wajah kesal. Dia mengobrak-abrik apapun yang ada di hadapannya saat ini.

"B*angsat!!! Gue udah ga tahan lagi.." gumam laki-laki itu.

Pintu terbuka dan terlihat seorang lelaki lainnya shock dengan apa yang ia lihat. Dengan cepat ia mengambil kertas-kertas yang telah berserakan itu. "Astaga!! Tuan Ben apa yang anda lakukan!?" Pekik Adam, Sekretaris Ben.

Ben hanya melirik ke arah sekretarisnya itu sebentar lalu mengabaikannya. Ia hanya diam melihat sekretarisnya itu membereskan kekacauan yang telah ia buat. Ben menyandarkan kepalanya di kursi. Sudah hampir satu bulan, Ben bekerja layaknya robot. Setiap hari ia akan bekerja selama 19 jam dan sisanya ia gunakan untuk tidur. Jika mengingat kembali apa yang sudah ia lakukan selama ini membuat Ben kembali emosi

"Kakak bangs*t!! Gue gabisa ngelakuin ini terus. Gue tau alasan semua ini karna lo mau gue jauh dari Alyssa kan, Kak Daniel?" Batin Ben dengan senyum smirknya.

"Kesabaran gue udah abis. Gue harus kabur gimanapun caranya." Dalam hati Ben, ia telah membulatkan tekad mencari cara untuk kabur dari neraka buatan Daniel.

Adam merinding melihat ekspresi Ben yang sepertinya sudah gila. "Sampai kapan saya harus seperti ini, tuan besar." Gumam Adam.

Ben menghiraukan Adam yang memilah-milah kertas. Dia beranjak dan memutuskan pergi keluar untuk menjernihkan pikirannya. Namun, belum sampai ia di pintu. Adam berlari dan menghadang pintu dengan ekspresi panik.

"Tuan! Anda mau kemana? An-anda tidak boleh kabur lagi," kata Adam dengan posisi menghalangi pintu.

Ben menahan kesal dan meninju dinding tepat di sebelah wajah Adam. Hal itu membuat Adam terkejut, tubuhnya pun diam membeku.

"Gue cuman mau keluar cari angin, bang$at! Minggir!" Ben mendorong tubuh Adam agar menyingkir dari pintu.

"Ti-tidak boleh! Anda pasti mau kabur lagi kan? Lagipula kerjaan anda masi banyak, tuan Ben. Anda tidak bisa lari dari tanggung jawab anda," omel Adam yang tetap bertahan untuk menghalangi pintu.

Wajah Ben menggelap. Ia merasa seperti tahanan karena tidak diperbolehkan keluar dengan bebas.

"Lagipula semua dokumen sialan itu ngga akan pernah habis kan." Jawab Ben dengan cepat.

Adam terdiam karena ucapan Ben memang benas adanya. Ia pun sebenarnya juga lelah terus menerus bekerja rodi siang dan malam.

"Meski anda lelah, tolong bertahanlah sebentar lagi. Tuan besar berkata sebentar lagi segalanya akan selesai." Adam memberi penjelasan dengan hati-hati pada Ben.

"Dasar Daniel bajing*an.." desis Ben.

"Ming.gir! Selagi gue ngomong baik-baik." Kata Ben dengan penuh penekanan.

"Namun.. B-berjanjilah bahwa anda tidak kabur, tuan." Jawab Adam dengan tubuh yang sedikit gemetar.

"Ya!" Balas Ben dengan singkat. Lalu ia mendorong tubuh Adam ke samping dan berjalan keluar dengan cepat. "Lihat saja gue pasti keluar dari tempat laknat ini." Ucap Ben dalam hati.

Adam menarik napasnya dalam-dalam. Sungguh sebenarnya bukan hanya Ben yang tersiksa, namun juga dirinya. Ditambah Adam sungguh kewalahan dengan sikap Ben yang diluar nalar, meskipun begitu Adam tetap berterimakasih karena Ben kondisi perusahaan menjadi stabil bahkan meningkat. Adam hanya bingung mengapa Daniel memberikan perintah seakan mengurung Ben disini. Apapun alasannya Adam tau bahwa Daniel pasti telah merencanakan segalanya untuk kebaikan Ben.

***

Disisi lain Daniel, Steven, dan Alyssa sedang makan siang bersama. Ketiganya bercanda gurau dengan suasana yang ceria. Alyssa bahagia karena hal yang selama ini ia inginkan tercapai selama beberapa hari ini. Meskipun Ben tidak ada disana, namun Alyssa berharap Ben segera pulang. Setelah itu, Alyssa ingin memperjelas hubungan mereka. Alyssa sudah memantapkan hati untuk mengakhiri semuanya. Dia sudah berpikir semalaman tentang ucapan Steven kala itu. Mungkin saja apa yang dikatakan Steven benar.

Possessive Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang