Suara dentuman musik yang begitu keras ditambah lampu kelap-kelip yang meriah menambah suasana club malam itu semakin meriah. Banyak wanita malam yang berjoget ria dengan pakaiannya yang minim dengan menampakkan tubuhnya. Ada pula pasangan yang bercinta di semua sudut ruangan itu. Hal-hal yang sudah sangat biasa bagi orang-orang disana.
Ben berjalan menuju meja tempat dimana teman-temannya berkumpul. Ketampanan Ben membuat banyak wanita yang melirik dan menggodanya terang-terangan. Namun, Ben menghiraukan itu semua seakan sudah terbiasa.
"Waw liat siapa yang datang?" Seru Reyhan, salah satu teman kampus Ben.
"Idola kampus kita nih," goda Kevin.
Ben mendengus kesal mendengar godaan Kevin langsung merebut gelas vodka miliknya.
"Woi punya gue, bang$at!"
"Pelit." Cibir Ben.
"Biarin! Gue ga sekaya lo ya njing," jawab Kevin.
Ben memutar bola matanya malas. Ia menoleh ke arah Damian, sahabatnya, yang sedang bercumbu mesra dengan kekasihnya itu.
"Btw kalian ngapain ke Malang?" Tanya Ben to-the-point.
"Emang kenapa? Ada larangan kita kesini?" Tanya balik Reyhan.
"Ga nyangka aja. Kebetulan gue juga di Malang soalnya." Balas Ben seadanya.
"Gue tau."
Ben menaikkan salah satu alisnya.
"Kita abis liburan disini. Jadi sebelum balik kita mau cobain club sini dulu. Terus karena gue inget adek lo lagi di Malang dan lo bilang mau nyamperin adek lo makanya gue ngasi tau lo kalo kita disini." Ucap Damian membantu menjelaskan setelah menyelesaikan kegiatannya tadi.
Ben hanya menganggukkan kepalanya. Setelah itu, ia segera memesan 5 botol beer secara bersamaan. Teman-temannya yang melihat itu menatap Ben dengan heran.
"Oi lo mau mati ya?" Kata Kevin.
"Berisik lo." Ucap Ben yang langsung meneguk botol beer itu tepat setelah botol itu diantar.
"Pelan-pelan, Ben." Damian menahan botol beer nya agar Ben berhenti meneguknya.
"Kenapasih!? Gue cuman lagi pengen minum. Ribet amat lo semua." Ben terlihat kesal dengan tingkah temannya itu.
"Lagi ada masalah sama Alyssa?" Tanya Damian yang memang menjadi satu-satunya teman Ben yang paling dekat.
"..." Ben tidak berniat untuk menjawab dan terus meminum beer nya itu.
Damian menoleh mencari kedua temannya yang sudah menghilang dari hadapannya. Kemudian ia menatap jengah Reyhan dan Kevin yang sudah bermain dengan wanita disana. Dirinya pun mengalihkan pandangan pada kekasihnya yang terlihat khawatir dengan Ben yang terus menerus minum alkohol itu.
"Apa ga sebaiknya kita menghentikannya?" Tanya Veronika, kekasih Damian.
Damian mengangguk kecil.
"Ben! Berhenti minum! Coba cerita kali ini lo ada masalah apa?" Cegah Damian dengan mengambil botol beer dari tangan Ben.
Ben yang kesadarannya mulai hilang mulai membuka suaranya. "Kakak bang$at itu menaruh pengawal di sisi adik gue... Gue ga masalahin itu. Tapi gue kesel banget karna pengawal itu selalu ngeganggu waktu gue sama Alyssa."
Damian terdiam. Ia tidak tau harus merespons bagaimana, karena itu adalah masalah internal keluarga. Damian merasa tidak seharusnya ia ikut campur.
"Udahlah, gue balik! Sisanya lo abisin aja," kata Ben sembari menunjuk 1 botol beer yang belum dibuka itu.
Damian menggelengkan kepalanya. "Lo yakin bisa balik sendiri? Tadi lo kesini naik apa?"
"Hmm.." Ben tidak menjawab dan hanya bergumam tidak jelas. Sepertinya Ben benar-benar telah kehilangan kesadarannya.
"Oi Ben! Sebelum lo pingsan, kasih tau dulu lo tinggal dimana." Damian menepuk pipi Ben agar lelaki itu tersadar.
"Si anjir!" Damian memijit pelipisnya. Alhasil ia pun mengambil ponsel Ben di saku celananya dan menghubungi Steven. Damian tau bahwa Steven memiliki hubungan yang cukup baik dengan Ben.
"Halo! Ngapain lo nelpon gue?"
"Halo Kak Steven! Ini gue, Damian." Ucap Damian dengan sopan.
Sepertinya Steven mengecek kembali nama yang tertera pada panggilan tersebut karena hening beberapa saat.
"Kenapa HP Ben ada di lo? Dia bikin masalah apalagi?" Kata Steven dengan nada yang cukup tenang.
"Ben gabikin masalah kok Kak, aman. Dia cuman lagi mabuk sekarang. Gue gatau dia tinggal dimana selama di Malang-"
"Oh.. dia mabuk. Bantu gue tahan dia ya, bentar lagi supir gue kesana buat jemput. Thanks ya!" Setelah mengucapkan kalimat tersebut. Panggilan langsung diputus sepihak oleh Steven.
Damian sedikit terkejut karena hal itu. Ia pun kembali menaruh ponsel Ben ke dalam sakunya.
"Gimana, babe?" Tanya Veronika.
"Aman. Bentar lagi dia ada yang jemput." Balas Damian.
Veronika menghela napasnya lega.
"Sayang banget padahal cakep gini bukannya dimanfaatin buat deketin cewek malah terobsesi sama adiknya sendiri." Kata Veronika sembari menatap Ben yang tertidur pulas.
Damian ikut melirik pandangan kekasihnya itu pada Ben yang tertidur. "Yah begitulah! Emang keluarga dia agak lain."
.
.
.Ben yang sudah sampai di rumah, ia mulai sedikit sadar meskipun kesadaran belum pulih sepenuhnya. Dia memegangi kepalanya yang terasa nyeri. Ben pun berjalan perlahan menuju dapur untuk mengambil air mineral dan langsung meneguknya.
Setelah itu, Ben tersenyum kecil saat melihat rumahnya sudah sepi dan gelap. Ia pun berjalan pelan menuju kamar Alyssa. Saat hendak membuka pintu kamar tersebut, suara lelaki menginterupsinya.
"Tuan? Mengapa anda di depan kamar nona Alyssa tengah malam begini?"
Ben berbalik dan melihat Aska di depannya. Tangannya mengepal kuat karena kesal lagi-lagi ia dihalangi oleh lelaki yang ada dihadapannya saat ini. Matanya menatap dingin ke arah Aska.
"Bukan urusan lo!" Ben menghiraukan Aska dan hendak memutar knop pintu itu namun tangannya ditahan oleh Aska.
"Sepertinya anda mabuk, Tuan. Saya bantu anda untuk kembali ke kamar." Kata Aska dengan nada yang sopan.
Ben menatapnya tajam. "Apa yang lo-"
Sebelum menyelesaikan ucapannya, Aska memukul tengkuk Ben dan membuatnya seketika pingsan. Aska pun langsung menggendong Ben untuk diantar ke kamarnya.
Halo~
Update lagi nih buat nemenin malem minggu kalian.. chapter ini khusus Ben ya hehehe.. spill karakter favorit kalian dong!!Kalian juga bisa komen dan ngasih saran jika masih ada yang kurang dari cerita ku. Don't forget to vote yaa.. don't be silent readers please untuk menghargai author thank you yang udah jadi pembaca setia dari awal sampe sekarang, aku berusaha update tiap minggu buat kalian❤️
See you on next chapter ~
-A.W.S
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Brother
RomanceAlyssa memiliki 3 kakak laki-laki yang sangat posesif. Masing-masing dari mereka memiliki cara untuk melindungi adik bungsunya. Mereka memiliki kisah yang rumit. Semuanya memiliki rahasia yang mereka simpan dan mereka bagikan kepada orang-orang yang...