*Flashback beberapa jam sebelum Alyssa menelepon
Daniel sedang membaca laporan yang diberikan oleh Theo terkait kasus korupsi yang terjadi di perusahaan. Dia memijit pelipisnya, kepalanya berdenyut dan terasa pusing. Belum lagi Daniel juga harus memikirkan solusi cepat untuk kasus bocornya isi proposal produk terbaru yang akan luncur sebentar lagi. Ia sangat lelah. Lingkaran matanya mulai menghitam karena terlalu sering begadang.
"Tuan, anda harus makan." Ucap Theo hati-hati.
"Hm." Jawab singkat Daniel.
Theo melirik Daniel dan menghembuskan napas. Theo tau betul sifat Daniel, dia tidak akan istirahat sampai ia menemukan solusi atas masalah yang ia hadapi. Maka dari itu, Theo selalu khawatir dengan kesehatan tuannya.
"Tuan, berhentilah bekerja! Anda harus istirahat."
"Diamlah!"
"Tapi-"
"KUBILANG DIAM!" Bentak Daniel sambil memukul meja. Ia memegang kepalanya yang kembali berdenyut.
"Tuan, anda tidak apa-apa kan?" Ucap Theo yang panik.
"Aku baik-baik saja."
Ketukan pintu membuyarkan obrolan mereka. Theo segera membukakan pintu tersebut dan tak lama kembali dengan membawakan beberapa berkas ditangannya. Daniel melirik ke arah berkas itu lalu menghembuskan nafasnya.
"Apa lagi itu?" Kata Daniel sambil menunjuk berkas yang berada ditangan Theo dengan dagunya.
"I-ini adalah laporan kerugian akibat korupsi itu, tuan."
Daniel mengambil berkas itu dengan cepat lalu membukanya. Dia membelalakkan matanya tidak percaya dengan nominal yang tertulis. Daniel menggenggam erat berkas yang ada ditangannya.
"Berengs*k! Apa mereka benar-benar meremehkanku?" Desis Daniel.
Nominal kerugian itu mencapai sekitar 20M dan itu telah terjadi sejak tiga bulan yang lalu. Daniel berpikir keras bagaimana ia bisa kecolongan atas tindakan tidak bermoral karyawannya.
"Tuan, untuk kasus ini serahkan saja pada saya. Saya akan mengurusnya." Kata Theo dengan mantap.
Daniel hanya meliriknya. Daniel tau bahwa Theo sangat pintar dan kompeten. Namun, ia tidak mau menambah pekerjaan Theo. Daniel tau selama ini Theo sudah sangat membantu dan mengurus segala urusan pekerjaannya.
Di sisi lain, Theo menelan ludahnya saat tidak ada jawaban dari Daniel. Daniel melihat gerak-gerik Theo. Dia berpikir keras untuk menemukan solusi terbaik bagi semuanya. Namun, semuanya buyar akibat bunyi telepon yang berdering.
Mereka berdua sama-sama melirik ke arah ponsel itu. Selama beberapa saat yang lalu, Daniel sudah muak dengan bunyi ponsel akibat banyaknya panggilan dari para executive committee dan beberapa bawahannya yang ingin melapor. Akhirnya, Daniel mengambil cepat ponsel itu dan menerima panggilan itu. Ia melihat sekilas nama yang tertera disana.
Sekali lagi, kepala Daniel berdenyut dan badannya sedikit terhuyung namun ia berhasil menahan keseimbangan tubuhnya.
"Halo?" Ucap Daniel.
"Alyssa?" Daniel menahan rasa sakit yang menyerang kepalanya saat ini. Kepalanya terasa seperti terkena sengatan listrik dan terasa sangat berat.
"I-iya kak. Um apa kabar?"
Daniel tersenyum getir mendengar suara Alyssa yang terdengar masih takut padanya.
"Baik. Ada apa? Tumben nelpon kakak?" Jawab Daniel cepat. Lalu Daniel memberi sinyal kepada Theo untuk segera mengambilkan obatnya. Theo pun langsung bergerak cepat untuk mengambil dan memberikan obat itu pada Daniel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Brother
RomanceAlyssa memiliki 3 kakak laki-laki yang sangat posesif. Masing-masing dari mereka memiliki cara untuk melindungi adik bungsunya. Mereka memiliki kisah yang rumit. Semuanya memiliki rahasia yang mereka simpan dan mereka bagikan kepada orang-orang yang...