"Woy buka ngga atau gue dobrak!"
"Duh mawar gimana ni?" Kata salsa dengan suara se pelan mungkin.
Lian terus menggedor-gedor pintu. "Anjing," umpat nya.
Lian terdiam sejenak. "Eh ngapain ya gue ngejar dia?" ujar Lian bicara seperti itu dari luar. Lian memang tak jelas, Kadang otak bekerja tidak beres. Padahal kan ia tidak perlu mengejar Salsa, toh salsa juga akan pulang dengan sendiri nya.
"Awas lo sal!" teriak Lian lalu pergi dari sana sembari menendang pintu dengan kesal.
Setelah berdiam cukup lama, salsa pikir sudah tidak ada lian lagi. Salsa dan mawar membuka pintu sepelan mungkin. dan Aman.
Salsa dan mawar segera pergi ke kelas dengan hati-hati dan berpegangan tangan, serta menoleh kanan kiri. Hingga beberapa murid menatap mereka aneh.
Sekolah hari ini seperti biasa, Namun masih ada rasa takut yang menghantui pikiran salsa.
****
Bel pulang sudah berbunyi.
Guru sudah keluar kelas.
Salsa tidak sengaja melihat ke arah pintu. Salsa membulatkan mata nya. Lian, Lian ada di depan pintu. Dia bersandar dipinggir pintu.
"Sall ada lian!"
"Hah?" Mawar mengikuti arah mata Amel. "Lah iya ada Lian. Gimana dong?" Mawar juga ikut panik.
Lian melihat ke arah salsa. Lian Senyum sinis memandang kearah nya. Salsa semakin merinding melihat senyum sinis Lian.
Suasana kelas semakin sepi hanya tinggal 5 orang lagi.
Satu persatu mereka pergi. Dan Lian masih setia berdiri disana. Sambil membalas beberapa cewek yang menyapa nya.
Salsa diam. Tidak tahu harus berbuat apa. Hanya sedikit keberanian yang muncul didalam diri nya. Salsa semakin gelisah. Keringat dingin diseluruh tubuh Salsa.
Sekarang di kelas hanya ada salsa dan mawar saja. Yang lainnya sudah pulang sejak tadi.
Lian mulai melangkah masuk kelas setelah suasana sudah sepi.
Deg
"Lo, Pergi!" Lian menunjuk ke arah Mawar dan menyuruhnya pergi, dengan tatapan maut nya yang tajam.
"Ngga!"
"Pergi atau-"
"Maw pergi aja gapapa." ucap Salsa cepat.
"Ngga sal apansih!" tolak mawar.
"Sal! Percaya, aku gapapa."
Salsa berpikir mungkin sekarang diri nya tak bisa kabur lagi. Salsa harus menyelesaikannya dengan Lian.
"Tapi--"
"Please! Gapapa, maw." Ucap Salsa meyakinkan mawar sambil tersenyum palsu. Tak dapat dipungkiri, salsa juga sangat cemas meratapi nasib yang akan menimpa nya selanjutnya.
Be-bener?" Mawar menatap Salsa kasihan. Ia takut sahabat nya disakiti.
"Iya, mawar." Kata Salsa sambil senyum.
Akhirnya, dengan berat hati Mawar pergi meninggalkan mereka berdua.
"Maaf, aku janji ngga macem-macem lagi," ucap Salsa cepat sebelum Lian membentak nya. Salsa teringat akan ancaman Lian terhadap orang tua nya. Salsa tak mau orang tua nya kenapa-napa.
"Anceman gue masih berlaku sampe kapan pun, kalo lo melanggar perintah gue lagi, awas aja!" sentak Lian tajam.
Salsa mengangguk patuh. Tak bisa melawan apapun. Kasihan sekali nasib gadis polos ini.