31

1.4K 47 1
                                    

"Kamu kenapa tiba tiba mau mendonorkan darah dan mencari pendonor ginjal untuknya?" tanya Dokter Rina yang sedang menyalurkan darah O milik Salsa ke selang inpus Lian.

Salsa terdiam menunduk, tidak tahu harus menjawab bagaimana, apa reaksi dokter Rina kalau tau Lian suaminya? Dan dokter Rina hanya tahu jika Aro lah kekasih Salsa.

Setelah selesai mengurusi inpus dipunggung tangan Lian, Rina membalikkan tubuhnya, menatap gadis didepannya yang menunduk, raut wajah nya juga terlihat bingung.

Rina melangkah sebanyak 3 langkah lebih dekat dengan Salsa, "Kenapa?"

Salsa mendongak, menatap Rina yang tepat berada didepannya. Ia menggelengkan kepala, berusaha terlihat biasa saja.

"Enggak dok."

Rina memegang kedua bahu Salsa, menatap manik mata Salsa sambil tersenyum ramah seperti biasanya. "Dia sodara kamu?"

Salsa menggeleng cepat. "Bukan."

Rina mengangguk angguk, merasa ada yang aneh dari Salsa saat pertama ia tiba tiba mau mendonorkan darahnya dan mencari pendonor ginjal.

"Kok kamu mau mendonorkan darah mu dan repot repot mencari donor ginjal?" tanya Rina lembut.

"Mm..mm itu ya aku mau bantu orang aja iya gitu...hehe." jawab Salsa sedikit kebingungan.

"Kemarin kamu tidak ada niatan mencari dan mendonor darah kan? Tapi setelah kamu liat wajah nya tiba tiba kamu mendonorkan darah, kenapa?" tanya Rina dengan nada selembut sutra.

Salsa mendengus pelan, menurutnya dokter Rina seperti psikolog tahu apa yang dipikirkan Salsa.

Salsa terdiam, tidak menjawab pertanyaan Rina. Rina tersenyum ramah, "yaudah kalo Salsa gak mau cerita gak papa, tapi kalo Salsa butuh temen curhat, dokter siap kok dengerinnya."

Salsa menatap Rina tak percaya, padahal Salsa tahu Rina adalah dokter yang sangat sibuk, tetapi ia masih menawarkan untuk curhat kepadanya? Sungguh Rina berhati malaikat.

Salsa terus menatap kagum Rina, membuat Rina heran, dan akhirnya Rina tetap tersenyum ramah. "Dokter tinggal dulu ya."

Rina berjalan melewati Salsa. Salsa masih terua menatap Yuni sampai Yuni tak terlihat lagi.

Dokter Yuni keliatannya baik, bisa ngasih solusi, apa aku curhat aja sama dia?

Salsa kemudian menatap Lian, mata nya masih tertutup rapat. Kini Salsa terlihat bingung. Sebenarnya, ia sudah memiliki rencana untuk berpisah dari Lian setelah ujian selesai nanti. Tapi kini, kondisi nya tidak berdaya sama sekali, bagaimana Salsa tega melihat suami nya sendiri sedang menderita tetapi Salsa malah menggugatnya?

Walaupun Lian tidak memperlakukan Salsa dengan baik, tetapi Salsa tetap menganggap Lian masih suami sah nya. Jadi kini Lian harus menunggu sampai Lian benar benar kembali seperti semula, baru Salsa akan menggugat nya.

Tetapi, Rina bilang Andre butuh waktu panjang untuk sehat seperti semula, tidak bisa sesingkat itu kepulihannya. Jadi apakah Salsa akan terus menunggu Lian pulih kembali? Entah berapa lama ia masih berstatus seorang istri Lian Danendra Akarsena.

Jadi aku harus tunggu sampe Lian benar benar pulih? Baru aku bisa lepas dari nya?

****

Salsa berhenti didepan pagar sekolahnya yang sudah tertutup rapat, bahkan dikunci.

Salsa menepuk jidat nya. Ini adalah kesalahannya, dirumah sakit tadi ia terus berada disamping Aro, menggenggam telapak tangan Aro erat seolah tidak mau terlepas. Hingga ia tak sadar jam sudah menunjukkan pukul 07:00 dan berakhirlah disini, gerbang sekolah yang tertutup rapat.

Bastard BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang