Tak butuh waktu lama keluarga Salsa sampai dirumah Aro. Salsa mengetuk pintu.
Pintu terbuka. Sri tersenyum ramah, ia mempersilahkan keluarga Salsa masuk. Sri menyuruh pembantu rumah tangga nya membuatkan minum, selanjutnya ia memanggil Aro dan Alex di lantai dua.
Semua nya berkumpul diruang tamu serta minuman sudah tersaji disana.
"Sebelumnya saya minta maaf atas apa yang Aro lakukan pada Salsa, kami juga ngga percaya dan sangat kecewa sama dia," ucap Alex membuka pembicaraan.
"Semua sudah terjadi, jadi mau bagaimana lagi," kata Rossa.
"Ya coba kalo Aro ngga ngelakuin hal bodoh," sindir Mahesa.
Rossa menyenggol lengan Mahesa. "Ssshh pah."
"Maafkan anak saya Pa Bu, padahal saya ngga pernah ngajarin hal buruk, entah kerasukan apa dia itu. Maaf sekali lagi," ujar Sri tidak enak dan meminta maaf. Sri juga tak habis pikir mengapa Aro menjadi bodoh.
"Iya, tapi yasudahlah udah terjadi juga kan. Maafkan suami saya dia memang belum ikhlas mungkin," balas Rossa ramah.
"Apa kalian udah tau kalo Salsa masih punya suami yang urusan cerai nya belum beres?" tanya Mahesa.
"Udah. Aro udah cerita semua nya," jawab Alex.
"Ya, saya memang salah menjodohkan putri saya. Dan saya ngga mau kalo kejadian itu terulang lagi, saya harap anak bapak tidak seperti suami anak saya," ujar Mahesa.
"Ngga akan Om, saya bener bener mencintai Salsa," sahut Aro tersenyum tulus. "Iya Pah, Salsa percaya sama Aro," tambah Salsa.
"Hmm, dasar anak muda," ucap Mahesa. mereka pun tertawa kecil karena ucapan Mahesa.
"Jadi, kapan kira kira mereka menikah?" tanya Sri.
"Salsa dan suami nya mungkin selesai bercerai satu minggu, saya juga ngga bisa memastikan. Bisa lebih cepet atau justru lebih lama. Jadi kita tunggu perceraiannya selesai," jawab Mahesa.
"Untuk sementara ini, mungkin Salsa ngga akan pulang kerumah suami nya lagi, dia tinggal sama kita," kata Rossa.
"Bagus tante!" sahut Aro lagi.
"Sebenernya saya marah sama anakmu Aro itu, dia itu keterlaluan," ucap Mahesa lagi lagi membahas itu, sambil menatap Aro. Rossa menyenggol lengan Mahesa, memberi kode agar tidak usah dibahas lagi.
"Iya kami tau. Tolong maaf kan Aro Pa," balas Sri.
"Memang dia entah kenapa jadi bodoh seperti ini," ujar Alex dengan tawa kecil nya.
Entah Sudah berapa kali Aro dikatakan bodoh. Aro hanya sabar dan mengelus dada. Iye deh gue bodoh.
"Aro ngga bodoh Om," sahut Salsa tertawa kecil.
"Kamu masih aja ngebela dia," gumam Mahesa.
"Nama nya juga cinta pah, kayak ngga ngerti aja sih papah," ujar Rossa tertawa.
"Nah bener kata tante," sambung Aro.
Dalam hati, Salsa dan Aro bersyukur bisa memiliki keluarga yang mau menyelesaikan masalah dengan kepala dingin seperti ini. Jarang sekali dua keluarga yang mau menyelesaikan dengan kepala dingin. Salsa bersyukur Aro tak terlalu di marahi habis-habis an.
"Yasudah pak--" Mahesa belum berkenalan dengan Alex. "Panggil aja Alex," sahut Alex. Mahesa mengangguk.
"Yasudah Alex, nanti saya kabarin secepatnya kalo perceraian anak saya udah beres."
"Oke."
"Eh lex, kau yang punya perusahaan properti itu kan?" tanya Mahesa yang masih mengingat nama Alex.
